Thanks for this day.. May God bless us everyone and everywhere..
Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 10 Desember 2010

Aku dan Bivak : Pemeliharaan Tuhan dan Keindahannya


Teringat saat harus tidur di tempat seperti itu di alam bebas... Bukan bermaksud menyaingi Belantara Indonesia, hehehehehe... Tapi aku ingin sedikit share tentang bivak yang satu ini...

Membuat bivak hasil karya sendiri, yang sambungan dari ranting ke rantingnya harus diikat oleh benang kasur *benang berwarna putih* yang terbuat dari kapas, sehingga bisa diurai kembali dengan cepat setelah ia luruh dan menyatu dengan tanah.

Di gambar itu, benangnya kehabisan, yang ada harus menggunakan tali rafia. Tali rafia terbuat dari plastik, sehingga dia sangat memakan waktu yang lama untuk bisa diurai kembali. Dia musuhnya bumi. Jadi, setelah kami selesai menggunakan bivaknya, dan pada saat bivak itu dibongkar, maka harus dilepas kembali tali-tali rafia itu dan harus dibawa pulang. Sungguh diharamkan, tali rafia ditinggal begitu saja di sana, di butan, di tanah tempat kita pinjam untuk berteduh dari dingin dan hujan selama beberapa malam ini.

Makanya, aku sangat aneh dan heran, jika mendengar yang katanya pecinta alam sangat tega membuang sampah sembarangan seperti botol minuman atau yang lainnya. Pecinta alam gadungan kali yaaa...

Bisa terbayangkan bagaimana suasananya saat tidur di tempat seperti itu. Apalagi saat itu hujan. Meski gerimis, namun air hujan itu sanggup menerobos pohon-pohon besar di bawahnya dengan adil dan merata. Setelah seharian berkegiatan, aku pun tidur. Saat hendak tidur, aku melihat ada anak kodok yang singgah di dalam bivakku. Aku tidak mengusirnya. Namun aku langsung saja masuk ke sleeping bag yang telah tersedia dari kemarin malam. Aku berdoa agar aku tak menemukan rintangan yang cukup berarti, meski saat itu tidur di bawah hujan beratapkan dedaunan dan beralaskan tanah saja.

Suara malam kian terdengar. Berbagai hewan yang aku tak pernah tahu sebelumnya, kini bisa aku dengar dengan jelas... Indahnya... Seandainya hari tidaklah hujan, maka aku bisa memandang bulan dan bintang dengan jelasnya seperti malam kemarin. Suara malam yang dipersembahkan sang alam sungguh indah, bagaikan simfoni yang dipersembahkan oleh Sebastian Bach, bahkan mungkin suara yang satu ini lebih indah daripada yang pernah aku dengar.

Pengalaman yang sangat luar biasa yang pernah aku alami. Aku bersyukur bisa menikmatinya. Aku tak akan pernah lupa akan sapaan alam yang aku singgahi selama beberapa malam dan beberapa siangnya. Aku sangat merasakan pemeliharaan Tuhan yang sangat indah. Bahwa dengan bersatu dengan alam, maka kita akan senantiasa merasa dekat dengan makhluk ciptaanNya yang lain. 



* I will miss you always, Cicaruk...:)

5 komentar:

Belantara Indonesia mengatakan... [Reply Comment]

Hmmm..tumben ada edisi artikel bagus...hueheueheue....Bivak / tenda sementara di alam bebas.....salut jeng....walo aku malah jarang pake itu, karena tenda dome selalu ada walau di paksakan nyewa!...kekekkekekke

Mood mengatakan... [Reply Comment]

Wah senang kegiatan alam bebas juga yah Mbak, eh Cicaruk itu dimana sih ?

Shudai Ajlani mengatakan... [Reply Comment]

bivak ? wah baru denger aku sob

Sukadi Brotoadmojo mengatakan... [Reply Comment]

Pegalaman yang sulit di ungkapkan rasanya ya Mbak, saya juga pernah merasakan mendaki gunung dan bersatu dengan alam. Walau sudah lama tapi melihat foto-fotonya saja bikin kepingin lagi he.he..

windflowers mengatakan... [Reply Comment]

@belantara indonesia..hihi..sekali2 ngeluarin artikel spt ini..upaya biar para pecinta alam itu ga sembarangan bwt buang sampah di gunung..ehehe..*nyambung ga ni* hihi

@mood..iya ehehe..cicaruk itu di situ lembang, daerah lembang mas..

@four dreams..ya, skrg jd udah dnger kan? Ehehe..

@mas sukadi..iya mas..kapan lagi bs menghirup udaranya yg sungguh sangat segar...?

Posting Komentar

[[ Form mobile comments ]]