Thanks for this day.. May God bless us everyone and everywhere..
Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 26 September 2011

Mungkin Akan Kehilangan

Mungkin akan kehilangan; bahkan bayangannya pun akan berlalu
Mungkin juga akan melupakan; bahkan semua tak akan bersisa di baliknya kenangan

Cukup pedih, terlalu perih
Cukup untukku mencemburui keadaan
Yang setiap saat siap memasungnya
Bahkan, untuk mendengar suaranya pun, mungkin aku tak kan pernah bisa

"Karena keadaan," katamu...
Demikian juga kataku!
Tetapi, entah keadaan seperti apa yang menyergapmu
Adakah sepotong senyum itu, yang membuatmu mabuk kepayang, dan kau sebut sebagai keadaan?

Aku pasrah.......

Selasa, 20 September 2011

Adalah Surga yang Rendah Hati

Surga itu bernama IBUIalah surga yang turun ke bumi
Lewat senyumnya yang merekah
Setiap awal hari hingga kuterlelap

Bersenandung tentang balada kehidupan
Tentang kesetiaan dan ketabahan, juga kesabaran
Tentang air mata ketegaran
Tentang keperkasaan yang tersamar

Surga itu bernama IBU
Melekat hingga nafas berpisah dari raga
Namun, tak pernah sedikitpun congkak dengan gelar surga
Sebab, IBU selalu memaafkan, penuh senyum dan kelembutan

Surga yang selalu menunggu
Surga yang selalu mengajarkan banyak hal
Surga yang rendah hati
Surga yang penuh bakti

IBU,
Tuhan telah menakdirkan dirimu menjadi surga bagi anak-anakmu
Adalah surga yang rendah hati
Berjuta kata indah tak cukup untuk merangkaikan kemuliaanmu
Hanya ini, yang kuharap bisa mewakili dirimu seutuhnya

Jumat, 16 September 2011

Sebuah Awal yang Tak Mengenal Akhir

Sebuah awal itu saat terlahir di sini; di dunia penuh gejolak sekaligus warna warni
Mereguk udara dan air untuk pertama kalinya; entah sampai kapan akhirnya
Adakah yang bisa menghitungnya?
Berapa lama kisah dari kisah penuh misteri itu?
Jika ada yang bisa menghitungnya menuju sebuah akhir, tolong tunjukkan padaku!

Sebuah awal itu saat harus berada di sini
Di bukit bintang ini berdua denganmu; setelah ijab kabul puluhan tahun silam
Menikmati cerah langit malam dan saling mengeja bintang satu-satu
Saling mengulum senyum untuk bekalnya kerinduan
Membuat rasi bintang dan terus mengisinya dengan bakti siang harinya
Adakah yang tahu, kapan ini kan berakhir?

Sebuah awal itu adalah saat bersimpuh, bersujud penuh gelimang air mata
Luruh tak tertahankan saat mengenang kasih Tuhan
Mencoba menghitung berkatNya yang serupa pasir di pantai
Untuk kemudian disisipkan di antara hari-hari yang kian berganti
Adakah yang tahu, kapan hari-hari itu kan menemui ajalnya?

Senja yang sama boleh kembali berulang
Pun dengan pagi yang berseri
Tapi tak kan pernah bisa menjadikan dirinya kisi-kisi tentang sebuah akhir

Memang benar adanya
Bahwa semua yang berawal pasti menemui akhir; tapi tak sesederhana mentari yang berganti rembulan

Sebab, saat keberadaan di dunia fana ini berakhir, maka itulah yang disebut sebuah awal sesungguh-sungguhnya yang tak mengenal akhir!



* Untukmu, siapa pun yang menghargai setiap pagi, dan menyukurinya pada saat setiap senja datang...

Rabu, 14 September 2011

Kapan Menikah?

Bagi kebanyakan orang yang masih berstatus single, pasti gerah dengan pertanyaan : "Kapan kamu menikah?" Dan jawabannya pun beragam. Mulai dari yang ngejawabnya cuma mesem-mesem aja, ada yang ngejawabnya sambil menggerutu, sampai dengan ke jawaban yang sadis seperti : "Emang hidup cuma sebatas perut sampai selangkangan doang?"

Jangan dikira pertanyaan yang keliatan sepele dan simpel itu berefek simpel juga bagi yang ditanya. Kan katanya hidup itu memilih. Siapa tau aja orang yang kita tanya itu telah memilih jalan hidupnya dengan membulatkan tekadnya untuk tidak menikah karena berbagai sebab yang tak kita ketahui kejelasannya. Artinya, orang itu; siapapun dia, sudah merasa bahagia dan nyaman dengan kehidupannya; bukan karena dia ga ada yang mau. Who knows kan?

Akibat dari pertanyaan itu, banyak  temenku yang jadi males kalo pergi ke undangan pernikahan, karena selalu saja ada yang nanya, "Kapan nyusul?"
Bahkan, ada lho temenku yang sampai hati pergi menjauhi keluarganya karena sering ditanya-tanya tentang hal itu sama orang tua dan keluarganya. Ga tanggung-tanggung. Perginya ke Amerika. Dan dia pun sudah menetapkan diri untuk menjadi warga negara sana. Piye jal nek wis koyo ngono? *Gimana coba kalo udah kayak gitu? Nah, efeknya ga sesederhana pertanyaannya kan? Moga aja ga ada yang sampe lebih tega lagi untuk ngebunuh dirinya sendiri gara-gara ini. Ih, amit-amit!

Jadi, marilah kita membuat nyaman dengan menghargai setiap orang yang kita jumpai  dalam kehidupan kita sehari-hari dengan apa adanya mereka. Asal kita tetep tau bahwa mereka itu straight, ga punya suatu penyimpangan sex.

***

Bisa jadi, kita adalah orang tua yang selalu menanyakan hal itu kepada anak-anak kita.
Bisa jadi, kita adalah om atau tante yang selalu menanyakan hal itu kepada keponakan-keponakan kita.
Bisa jadi, kita adalah sahabat yang pada saat resepsi pernikahan kita menanyakan hal itu kepada tamu undangan (baca : temen-temen kita) pas mereka ngucapin "selamat menempuh hidup baru" kepada kita.
Aku nulis ini ga ada maksud untuk ngebela atau nge-judges siapa pun. Seperti biasa, aku hanya ingin mengangkat kejadian yang lazim terjadi di seputar kehidupanku. Kasus yang aku ceritain di atas (baik yang ngejawab dan yang sampe pergi ke negeri orang) adalah temen-temen cowok, yang dinilai mempunyai langkah yang panjang.
Apa kabar kalo yang ditanya itu perempuan, yang lebih sensitif dan lebih pendek langkahnya daripada cowok.

Selasa, 13 September 2011

Bete dan Niat Baik

Semua orang pasti tau dan ngerti banget kalo yang namanya bete itu pasti sangat amat nyebelin. Bad mood atau apapun istilah lainnya, yang pasti tetep aja ngeribetin jiwa.

"Met siang," Sapa Irna waktu ol, menyapa temennya siang itu di ym.
"Siang." Jawb sang teman.
"Semoga kabar baik," Lanjut Irna lagi
"Lagi gak baik," Kata temennya.
"Dasar, perempuan itu selalu menyebalkan. Seandainya di dunia ini ga ada perempuan, pasti lebih nyaman," Begitulah kalimat yang terbaca oleh Irna.
"Perempuan yang mana dulu dong," Irna masih mencoba mengerti keadaan lawan bicaranya.
"Oke, aku ga mau bahas. Aku mau kerja lagi aja. Yang pasti perempuan itu bukan kamu," tukasnya.
"Sori kalo aku ngganggu kamu terus," Ujar Irna.
"Sorry ya, aku lagi bete." Kata temannya lagi.
"Oh, oke... Aku cuma mau ngingetin, jangan pernah bangga sama yang namanya bete!" Irna mulai kesal. Emangnya dia doang yang kerja? Batin Irna.
"Aku ga bangga." Pendek kata-kata temannya itu.
"Kamu ga bangga. Tapi kamu sangat larut dalam bete kamu sendiri. Ya udah, selamat menikmati betemu senikmat-nikmatnya, dan selamat bekerja. Aku mau tidur!" Sergah Irna.

Kemudian hening. Ga ada pembicaraan lagi. Biasanya Irna memang suka begitu. Kalo lagi ga begitu sibuk, dia suka nyapa temannya terlebih dahulu, jika temannya itu sudah lama ga ketauan kabarnya. Irna malahan yang menyesal. Kenapa juga dia pake nyapa orang yang lagi bete. Tapi kan Irna ga tau kalo temennya itu lagi bete. Lagian Irna juga mo ngucapin Selamat Ulang Tahun buat temennya itu....

***

Bete.
Sesuatu yang selain menyebalkan bagi diri sendiri, dan tentunya bagi orang lain, apalagi orang lain itu adalah seseorang diluar penyebab bete. Mungkin, kita harus bisa memilah. Untuk siapa bete itu sebenarnya, dan apakah bete itu harus ada? 
Tetap bisa menjaga emosi agar komunikasi tetap harmonis dan berjalan dengan baik. Agar nantinya tidak ada penyesalan. Bete setidaknya selalu bikin nyesel lho, minimal buat kondisi batin kita sendiri. Andai aku Irna, aku juga pasti akan ngomong seperti itu. Udah bete, sombong pula! Emang apa bagusnya bete??? *Lah, koq aku ikutan sewot ya...? :D

Hindari bete sebisa mungkin, dan jika memang harus bete, sebaiknya tetap bisa menjaga komunikasi dengan baik terhadap siapapun. Biarkan bete itu mengendap sejenak, dan alirkan kembali jika memang waktunya sudah sendirian. Jika bete bukan makananmu, maka muntahkanlah dia sesegera mungkin!


*Thanks, buat Irna... Sori aku publish di sini ehehehe...

Jejak Sang Rembulan

Pagi ini, kudengar rembulan menyajakkan kepergiannya
Perlahan yang lirih, bahkan teramat lirih
Meninggalkan jejaknya yang bernama sunyi
Bersinar sepanjang malam dan tak pernah ada yang mempedulikannya

Jejaknya bernama sia-sia
Isi bumi yang disinarinya teramat angkuh
Kerendahan hati sepertinya telah menjadi sebuah misteri tersendiri
Rembulan yang tersenyum namun tak ada yang menyambutnya

Dan, rembulan itu pun berlalu; pucat pasi
Itulah jejaknya yang terakhir aku lihat

Senin, 12 September 2011

Kue Bulan

Menyimak TL teman-temanku di twitter, bahwa hari ini adalah Hari Raya Kue Bulan, membuatku bertanya-tanya dan kutemukan jawaban bahwa Hari Raya Kue Bulan itu jatuh pada bulan ke 8 Imlek.

Tradisi ini merupakan peringatan kepada Dewi Bulan, dan kue bulan itu sendiri mengandung makna kekeluargaan. Kata temenku yang Chinese, kue bulan itu berdiameter kira-kira 20 cm. Kue bulan ini kulitnya seperti kue pia dan berisi buah cempedak. Jujur, aku belum nyobain kue bulan. Tapi temenku yang satu itu ga ngerayain, jadi aku ga bisa nyobain kue bulan yang gratisan... :D 

Itu ceritaku hari ini, apa ceritamu? *Korban iklan mode on :D

Sekumpulan Awan Ini dan Ketidakberdayaanku

Awan ini, begitu berarak di depan mataku
Di depan wajahku ia begitu menari riang
Entah apa yang dimaui gemawan ini dariku
Aku sungguh tak berdaya

Mengikuti arus angin yang membawa sekumpulan awan ini
Aku sempat mencium lembut putihnya awan itu dan terjerembab di dalamnya
Nyaman dan memesonakan lahir batinku
Sekejap, aku jatuh cinta!
Dengan persembahan yang dibawanya

Tiba-tiba aku tersadar dalam kenyamanan ini
Hentakan embun pagi yang luruh di keningku
Tiba-tiba membangunkan aku dari pelukan sang awan
Aku, seharusnya tak boleh mencintai awan itu berlama-lama

Awan itu telah membiusku
Dalam ketidakberdayaanku
Dalam balutan kenyamanannya
Aku harus bangkit untuk segera menemuimu, wahai embun pagiku

Ya, aku harus bangkit segera!
Aku ulangi lagi, bahwa aku harus segera menemuimu
Yang di dalamnya kan kujumpai rahim inspirasi
Dan akan melahirkan berjuta-juta huruf 
Untuk kurangkai memuliakanmu.....


Embun Pagi, di pagi ini aku makin mencintaimu dengan segala kesejukan dan pengharapanmu, dengan sempurna dan segala keheningannya...

Rabu, 07 September 2011

Lalai

Entah harus bilang apa, saat Saiful Jamil, yang sedang berduka kehilangan isterinya, harus pula mendekam di Hotel Prodeo *eh, sekarang udah ga prodeo lagi ya...karena udah banyak punglinya* sebagai pesakitan, akibat kelalaiannya mengendarai hingga menghilangkan nyawa seseorang.

Saiful Jamil ga sendiri. Ada seorang suami asal Jember yang juga harus menjalani tahanan selama 5 tahun. Padahal, motornya yang ditabrak oleh mobil, sehingga menyebabkan isterinya terlempar dari motor, dan meninggal.

Pastinya kejadian seperti ini telah banyak dialami oleh sekian dari sekitar dua ratus dua puluh juta penduduk di Indonesia. Aku sebagai orang awam yang sama sekali ga ngerti hukum, cuma bisa bertanya-tanya. Kenapa koq hukum begitu erat kuat menempel untuk orang-orang yang sedang mengalami kedukaan yang paling sangat mendalam. Apakah kalo kecelakaan terjadi, harus semuanya meninggal? Jadi ga usah ada yang dimintai pertanggung jawaban kenapa sang driver membuat celaka orang lain di kendaraan yang dikemudikannya. Siapa juga yang mau mengalamai peristiwa nahas? Apalagi sampai membuat orang yang paling dikasihi di dunia ini pergi untuk selamanya? Toh, semua kalo dikaji juga ga sengaja.

Lagi lagi hanya kata ENTAHLAH yang keluar dari batinku dan terucap di bibirku.......

Selasa, 06 September 2011

Setelah Program "Mama - Papa Ada Di Kantor Polisi"

Modus penipuan pulsa dengan mengaku-ngaku mama atau papa sedang ada di kantor polisi, kini sudah diketahui banyak orang. Masyarakat luas sudah hafal betul akal bulus pengirim SMS yang kemudian dibales dengan, "Mama saya atau papa saya sudah lama meninggal dunia koq,"  atau kalimat-kalimat lain seperti, "Ni mama saya gi bikin sambel di depan saya, ga minta pulsa," atau "Papa saya gi nyuci mobil...."
Itu kalimat-kalimat balasan yang memang mau menanggapi, jika kebetulan di hapenya nyelonong SMS bernada minta pulsa. Aku juga pernah menerima SMS seperti itu, tapi aku memilih untuk tidak membalasnya. Sayang dong pulsa keluar cuma buat orang-orang yang ga jelas seperti itu :D

Setelah "sukses" dengan program di atas, kini ada lagi program baru yang bernada mengancam. Isi SMS nya gini :

"Sayangku, video kita waktu di hotel, aku simpan di -disebutin nama sebuah link- Tolong kamu kirim uang ke nomor rekening ini..."

Di SMS itu ada nama pengirimnya juga, selain nomor rekeningnya. 

Ada temenku yang tetangganya menerima SMS ini, dan dia ga merasa melakukan apapun dan dengan siapapun juga. Apalagi ngapa-ngapain di hotel. Lalu tetangga temenku itu membalas SMS nya seperti ini, "Sudah saya transfer uangnya,"

Sabtu, 03 September 2011

Mencintai Pagi

Aku mencintai pagi
Meski pagi adalah milik siapa pun
Aku mencintai pagi
Setiap rongganya aku kecup untuk kuambil sarinya
Membuat maknanya senantiasa membekas sebelum pagi beranjak pergi

Aku mencintai pagi
Berebut dengan sekian banyak manusia
Meminta pagi mencondongkan wajahnya padaku, tidaklah sulit
Ia selalu dan selalu merentangkan sayap-sayapnya untuk memelukku

Aku mencintai pagi
Yang dicintai oleh siapa pun
Pagiku, pagimu, adalah paginya juga
Di sini, aku tak boleh lagi mencemburuinya untuk menikmati pagi ini dengan cara apa pun!

Demi setiap pagi yang datang padaku, aku sungguh mensyukurinya, dan darimulah aku belajar berbagi...

Daun itu (Mungkin) Telah Rapuh

Di ujung pematang yang aku pijak kini
Tanpa sengaja, telah mengantarku pada sebuah dimensi waktu
Kenangan saat aku bisa menyentuh kepalamu; mencerabuti uban-uban yang kian mewarnai rambutmu
Sepintas lalu, aku melihat senyummu di sana
Dibalik rerimbunan pohon jambu, depan rumah kita

Kenanganku bersamamu mungkin hanya sebatas uban-ubanmu
Kenanganku bersamamu mungkin sesederhana pagi sore yang mengalir terlalui
Kenanganku bersamamu mungkin hanya terlampaui saat aku masih kanak-kanak; saat aku tak mengerti tentang sebuah kepergian kekal

Memang hanya sebatas itulah kebersamaan kita
Namun dibalik keterbatasan kita, ada ikatan batin yang tak terbatas oleh apapun, dan siapa pun juga
Kau yang membuatku ada; dengan kelembutan dan kekerasan yang pernah ada
Bahwa Tuhan telah memilihmu untuk aku tercipta ke dunia ini

Berjuta doa mengalir untukmu
Berharap dapat menggenangimu selalu
Menghiasi pusaramu
Warna warninya menyentuh rohmu, mengusap lembut daun itu yang (mungkin) telah rapuh
Kupersembahkan rangkaian kembang-kembang termanis dariku
Terwangi dari segala yang pernah kau hirup di dunia ini
Semoga!

Inilah yang kusebut sebagai baktiku, Ayah...