Thanks for this day.. May God bless us everyone and everywhere..
Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 08 November 2011

Bukankah Kita Terbentuk Karena Kesalahan?

"Baik." Ah, kalo udah denger kata BAIK suka keinget sama Pak Vincent. Dengan gaya dan ciri khasnya tersendiri, seolah hendak memulai dalam memberikan pendapatnya. Tapi postingan ini sesungguhnya ga ada sangkut pautnya sama Pak Vincent, tokoh dari Jawa Timur ini.

Kita menuju satu kesepakatan, bahwa kita hidup tak pernah tak berbuat salah. Syukur, kita tahu bahwa kita telah salah. Berarti, kita telah berbuat sesuatu, tidak hanya diam saja. Pengenalan salah dan benar ada yang bisa langsung kita putuskan sendiri, tetapi ada juga yang diketahui dari masukan orang-orang terdekat.

Dalam konteks perbloggingan. Aku mengenal dunia ini belumlah lama. Fokusku membuat blog adalah untuk menampung segala tulisanku, khususnya puisi. Ada pula opini-opini yang aku buat, berdasar pada peristiwa nyata sehari-hari yang aku lihat, aku dengar, dan aku alami. Namanya sebuah opini, ya itu merupakan pendapatku. Di sini, aku hanya bisa memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila di dalam tulisan-tulisanku pernah membuat luka hati kawan-kawan dunia mayaku. Kakak beradik yang setiap hari ketemu aja bisa salah pengertian, apalagi kita yang belum pernah saling kenal satu sama lain. 

Mengutip kalimat yang pernah aku dengar, bahwa kita manusia tempatnya kelupaan dan kesalahan, bukanlah malaikat. Manusia juga bukan setan, yang selalu berbuat salah. Tetapi ini bukan bentuk excuse dari aku untuk tinggal diam, tak mau berusaha untuk menjangkau sebuah kesempurnaan. Aku akan tetap berusaha membangun diriku seutuhnya dengan segala pemahaman baru tentang kehidupan itu sendiri.

Dengan rendah hati, mohon beritahu kalo aku salah, dan jika dari opini-opini yang pernah aku tulis di sini ada yang menyinggung hati teman-teman, maka dengan rendah hati pula, mohon maafkanlah aku.
Bukankah kita terbentuk karena kesalahan? Yang kemudian kesalahan itu diperlakukan sebagai sebuah proses pertumbuhan jiwa yang kian bertambah. Dewasa, bijak, dan arif.

5 komentar:

Ajeng Sari Rahayu mengatakan... [Reply Comment]

mbak tumben font tulisane kecil banget?? diganti ya? ini menyangkut tulisan mbak yang mana ya kalau boleh tahu :)

windflowers mengatakan... [Reply Comment]

hehe..fontnya udah diganti tuh jeng...ya, menyangkut tulisan2ku yang manapun jeng..tp intinya disini aku pngen minta maaf aja sih, ya kan namanya jg manusia..suka khilaf... :)

aryadevi sudut kelas mengatakan... [Reply Comment]

ah...mba...semua opini yang terbentuk, baik dari lingkungan atau diri sendiri, semua bebas untuk disampaikan...apalagi mba sudah bisa beretika dalam berkomunikasi di dunia maya ini, jadi tidak ada masalah....penyampaian pendapat dalam kondisi sopan dan santun ...bisa diterima... kecuali gaya orang jalanan yang sering lantang dalam keramaian..tetapi bungkam dalam kesendirian.

salam mba ^__^

narti mengatakan... [Reply Comment]

kata-katanya bagus mba...aku suka.
kita bisa seperti sekarang karena proses yg panjang, terbentuk bukan hanya dari diri sendiri, kita membutuhkan orang lain untuk saling mengingatkan, dan itu semua proses menuju kedewasaan. Kata dewasa, arif dan bijak seringkali terucap, namun pelaksanaannya, haduh...teramat sulit. Dan sulit bukan berarti tidak bisa.

Bang Pendi mengatakan... [Reply Comment]

Tak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah semata. Dan mengenai tulisan Bunda, rasa2nya saya tak pernah melihat ada tulisan yang menyudutkan seseorang...

Posting Komentar

[[ Form mobile comments ]]