Thanks for this day.. May God bless us everyone and everywhere..
Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 14 Maret 2012

Aku Tetap Sayang Kamu Hingga Waktu yang Tak Bisa Ditentukan

Dear Anakku,

Rasanya tak berlebihan jika aku memanggilmu dengan sebutan 'anakku'. Toh, jika nanti kau menikah dan punya anak, tak urung juga, aku akhirnya dipanggil Eyang oleh anakmu.
Setelah kejadian itu. Adakah ini dinamakan pengorbanan bagimu? Untuk sekadar menggeserkan sedikit saja badanmu. Beranjak tak perlu jauh dari tempat itu demi orang yang mencintaimu, kau sungguh tak bisa? Aku tantemu sendiri. Baiklah. Jika ini dinamakan pengorbanan menurut kata hatimu, lantas bagaimanakah sikapmu terhadap orang yang baru kau kenal selintas saja, terhadap orang yang membencimu, terhadap orang yang kau benci (jika ada), bahkan orang yang tak mengenalmu, yang kebetulan harus berurusan denganmu?

Anakku,
Mengertikah kau bahwa hidup di dunia ini tak sendirian? Banyak teman yang harus kau pedulikan. Banyak yang membutuhkan perhatianmu dimana pun dan siapa pun itu!

Aku mencintaimu. Aku ingin kau sempurna, setidaknya sesempurna titik-titik air yang jatuh ke bumi. Perlakukanlah orang lain dengan sikap sederhanamu. Sederhana saja. Sangat sederhana! Jangan kau pikir tiap orang akan sama keadaannya dari hari ke hari. Jagalah itu sebagai bentuk perhatianmu. Jika kau menghadapi seseorang yang sangat tahan banting hari ini, maka tak selamanya jiwanya akan tahan banting seperti bayanganmu. Suatu saat jiwanya akan rapuh juga. Kau tak kan pernah tahu, kapan jiwanya rapuh. Nah, itulah yang harus kau jaga, Nak...

Anakku,
Jangan kau biarkan dirimu melukai mereka. Melukai dia, terlebih orang yang telah memikirkanmu dan berjuang bagimu. Jangan kata orang tuamu. Orang lain yang telah dengan susah payah berbagi untukmu, kau sudah sepatutnya menghormatinya. Balik mencintainya. Itu bukan kehendakku, bukan pula kehendak orang tuamu untuk mendapatkan sedikit saja penghormatan darimu. Itu sudah menjadi kodrat alam. Bukankah kedua orang tuamu dan juga aku, sudah mengajarkannya padamu? Ah, jangan dulu muluk-muluk. Orang tulus yang menghadapimu ini tak butuh sanjungan, tak butuh timbal balik. Hanya sikap yang luwes bersahaja dan sederhana. Sesederhana kau menggeserkan pantatmu saat kau berada di angkutan umum demi penumpang lain yang baru masuk.

Anakku,
Mungkin surat ini akan membuatmu galau bahkan sedih, atau kau hendak marah padaku? Tulisanku ini memang lugas dan terkesan menyakitkan. Kau sudah beranjak dewasa. Namun, kau tak boleh seperti ini terus. Sebentar lagi, duniamu akan berubah. Kau akan bergaul dengan dunia yang penuh dengan cabik-cabik luka. Kau harus tetap kuat. Aku percaya, setelah permintaan maafmu semalam kepadaku, aku anggap kau sudah mengerti tentang kesalahanmu, dan kau telah menyadarinya sehingga kau tidak akan mengulanginya lagi di lain waktu. Aku percaya, bahwa kau akan tetap membuka pikiranmu tentang pelajaran ini.


Tulisan ini diikutkan pada GIVEAWAY Aku Sayang Saudaraku yang diselenggarakan oleh Susindra.



8 komentar:

Unknown mengatakan... [Reply Comment]

Aamiin, Insya Allah akan ada pembelajaran yang didapatnya ya mbaa, semoga sukses GA nya

misfah mengatakan... [Reply Comment]

Moga menang ya giveawaynya? Apa kabar lama kita tidak bersua yaaa..

Unknown mengatakan... [Reply Comment]

sukses Giveawaynya Mbak.. tulisannya sarat makna.

Artineke A. Muhir mengatakan... [Reply Comment]

Surat ini ditulis dengan 'hati', sehingga sampai ke hati juga ^^

Gudlak ya Mbak :)

windflowers mengatakan... [Reply Comment]

@mba mira...yup, selalu ada pelajaran sederhana tapi sangat bermakna mba...thanks yaa :)

@mba misfah...makasih mba...hehehe..kabar baik..iya mba kemana aja ni..? jarang muncul.. :)

@dee...thanks de.. :)

@mba yunda...makasih...semoga memang nyampe ke hati..hehe..

Ferdinand mengatakan... [Reply Comment]

Aku jadi bingung Mbak mau koment apa, abis tulisannya lagi bener-bener dalem sih hari ini :) moga yang dimaksudkan itu ngerti ya Mbak, klo apa yang Mbak lakukan itu bukan karena Mbak benci tapi karena Mbak sangat sayang sama dia :)

windflowers mengatakan... [Reply Comment]

@ferdinand...iya, moga dia ngerti, kalo dibalik itu aku sebenernya sayang banget sm dia...harus tau deh hihihi...
thanks fer... :)

Susi Susindra mengatakan... [Reply Comment]

Surat yang indah dan penuh wejangan, mbak. Mbak pinter sekali meramunya.
Maaf ya jika update peserta dan stempel pesertanya terlambat. perlu waktu agak lama mengeditnya meski saya sudah kemari sebelumnya. (saya perfectionis yang selalu mengulang2 pekerjaan karena pelupa. :D)
Sekali lagi, terima kasih ya untuk surat indahnya. Salam hangat dari Jepara,
Susindra

Posting Komentar

[[ Form mobile comments ]]