Thanks for this day.. May God bless us everyone and everywhere..
Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 26 Agustus 2012

Seandainya Aku Menjadi

Aku seorang awam di bidang politik *eh, sepertinya tepatnya awam dalam segala bidang deh :D* Tetapi aku adalah bagian dari rakyat Indonesia *itu pasti!* yang lahir di bumi Indonesia yang sangat kucintai ini. Jadi, boleh dibilang aku ini darahnya 100% Indonesia *karena aku pun tidak ingin menjadi warga negara mana pun, selain Indonesia (kecuali kepepet harus eksodus :D) dan aku tidak begitu ingin berkeliling dunia (kecuali diongkosin :P) sebelum aku menjelajahi Indonesia tercinta. Jadi, secara psikologis, jangan diragukan lagi tentang cintaku, baktiku yang meski kecil ini *ngambil sampah sebiji saat aku lihat dia ada di deket kakiku : sebiji doang :D* terhadap negeri yang sejak dulu terkenal sebagai negeri yang gemah ripah loh jinawi. 

Baik... Sebagai rakyat yang lugu dan tidak mengerti apa-apa ini *halah lugu... Sing ora lugu ki sing kepiyejal? :D* Ya, maksudnya lugu itu karena aku hanya tahu jalan pergi dan pulang kantor *ah, itu mah kuper atuh, bukan lugu :P* wis embuh jenenge opo..pokoke aku ga ngerti dunia politik aja :D. 
Ya, ya... Sebagai rakyat yang serba awam ini boleh dong kalo aku mempunyai ketersediaan pengandaian di dalam hati dan otaknya. 

Begini. Aku melihat dalam berbagai pemilukada di Indonesia maupun pemilu presiden itu sepertinya kebanyakan rasa persaingannya deh. Kalo diibaratkan dalam masakan itu kebanyakan garam. Garam itu sangat-sangat berguna lho *tapi bagi penderita hipertensi ojo akeh-akeh ya* sehingga, garam yang dinilai sangat berguna itu jika terlalu banyak ditumpahkan ya jadi nggilani kan..? Bener ndak...? Persaingan di ranah politik ini menurutku serba berlebihan. Lebih ke arah curangisasi dan gontok-gontokan. Kayane ki belum dewasa gitu. 

Maka, jika aku menjadi : Pak Jokowi, aku mending mundur aja deh. Kata orang bijak, mundur itu bukan sebuah akhir lho. Saat melihat lawan politiknya itu koq sepertinya ngotot banget pengen menjabat, sampai melakukan segala-galanya demi jabatan itu. Toh, Pak Jokowi bisa melanjutkan karyanya yang dahsyat itu di daerahnya kan? Jadi, pernyataan mundur bukan berarti sebuah akhir itu memang logis. Keputusan mending mundur, apalagi jika sudah melibatkan rakyat. Semua yang dilakukan demi rakyat kan...? Kalo misal rakyat jadi kisruh... Ah, jangan sampai deh, meski udah ada tanda-tandanya :D 

Ya, itulah sekelumit ketersediaan pengandaian di dalam hati dan otakku yang serba minimalis ini. Mundur bukan berarti melepas tanggung jawab. Tetapi jiwa bebas dan legowo itu sangat-sangat bermanfaat dan menenangkan. Terutama buat para penjabat yang kelihatannya tidak pengen turun dari jabatannya.

Sabtu, 18 Agustus 2012

Selamat Hari Raya Idul Fitri

Hari kian berganti hari. Harapan demi harapan kian bermunculan bagai tunas pohon pisang. Namun, di antara banyaknya harapan kita, tentu tidak semua sesuai dengan kenyataan hidup yang kita hadapi. Ada kesal, kecewa, marah, dan sedih.

Kini saatnya segala rasa negatif itu menepi pada Bulan Ramadhan, yang mengajarkan tentang kerendahan hati, bersyukur, kesabaran, dan ketulusan hati. Ramadhan ini sungguh penuh berkah bagi semua insan.

Di penghujung Bulan Ramadhan ini, ijinkanlah aku untuk mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433H dan dengan tulus menyampaikan permohonan maaf lahir dan batin kepada sahabat-sahabatku terkasih, apabila selama ini aku bersikap kurang berkenan di hati sahabat-sahabatku lewat tulisan-tulisanku di sini.  

Terima kasih kepada sahabat-sahabatku terkasih yang telah menyempatkan berkenan mampir ke blogku. Namun aku minta maaf banget kepada sahabat-sahabatku yang sudah berkunjung ke sini tetapi aku tidak berkunjung balik ke blog kalian. Ini semua bukan karena aku tak sayang, melainkan waktu yang memang tidak memungkinkan. Semoga di waktu-waktu mendatang aku bisa bersilaturahmi ke blog sahabat-sahabatku.


* Bagi yang masih dalam perjalanan mudik, mohon bersabar ya... Karena di jalanan pasti mengantri *kecuali bagi yang mudik bersama kereta api, kapal laut, dan pesawat terbang :D. Semoga selamat sampai tujuan. Amin.
  

Senin, 13 Agustus 2012

Ibu : Serpihan Surga yang Turun ke Bumi



Ibu, 
Ladang cinta tak berkesudahan 
Engkau serupa serpihan surga yang diturunkan Tuhan bagiku 
Engkau bahagia melahirkan aku, dan aku bangga hadir ke dunia ini melalui rahimmu 
Sungguh aku tak sanggup menandingkan cintamu dengan semua cinta yang pernah kurasakan di dunia ini

Ibu, 
Doa-doamu kian mengalir bagai air bening yang mengaliri benih-benih padi 
Tak akan pernah kering meski kemarau melanda hingga hasil panen tiba 
Selebrasi sederhana nan penuh syukur mewarnai makna doa-doamu bagiku 
Ia serupa nafas dalam rohku; serupa darah yang mengaliri setiap helai syaraf-syarafku

Ibu, 
Kini kau pantas menjadi peri bagi para malaikat 
Bersatu bersama para kudusNya 
Segala doamu yang pernah melimpahi tubuh dan jiwaku kini kian mengurungku 
Semua kembali menjadi kemuliaan sucimu 

Ibu, 
Dalam helai-helai kerinduanku padamu; aku mengenangmu 
Di antara air mata yang tiba-tiba mengalir di pipi 
Aku melihat langit kelam malam ini 
Aku melihat rasi bintang yang tertata indah di seluas langit itu 
Itukah dirimu? 
Yang bersinar paling terang itu? 
Seakan tersenyum memandangku yang tengadahkan wajahku dari bawah kolong langit ini 
Itukah kau yang menjelma? 
Tengah berkumpul bersama Bapak, Nenek, Kakek, dan saudara-saudara lainnya? 
Salam hormat dan baktiku buat mereka ya Bu...

Ibu, 
Senyummu akan senantiasa menempel di senyumku 
Akan kubagikan bagi siapa pun juga 
Karena kesederhanaan itu nyata membahagiakan 
Doaku pun kan selalu diselingi senyum 
Karena aku bahagia mendoakanmu, wahai roh dan raga yang mencintaiku dengan segenap nafasmu 
Aku rindu senyummu, Ibu… 
* I love you so much! 
Sembah bakti anakmu………


12082012
in the middle of the night

Selasa, 07 Agustus 2012

Seindah-indahnya Topeng, Tetap Topeng

“Ya, dia kan cakep bu....” 
“Apa? Dia cakep? Apanya yang cakep? Kaya gitu koq dibilang cakep!” Sambar Ibu Ani sedikit sewot. “Dia itu egois! Pada setiap hari kerja, telinganya selalu ditutup pake headset buat dengerin lagu. Itu membuktikan bahwa selain egois, dia itu sombong, seolah tidak mau diajak berinteraksi dengan teman-temannya. Emang dia kerja cuma sendirian?” Bu Ani melanjutkan kekesalannya. Gara-gara aku bilang dia cakep, dia langsung seperti disulut api kemarahan. 

*** 
Cakep adalah keindahan secara fisik yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Indah. Fisik merupakan cashing jiwa. Dia yang membungkus batin dan jiwa manusia. Dia bisa dibilang cakep, ketika kita dapat melihat secara fisik pula, bagaimana balutan daging dan kulitnya yang mengikat pada tulang belulang di tubuhnya. 

Namun, cakep secara fisik tidak akan selalu dikatakan cakep apabila tidak dibarengi dengan cakepnya batin. Saat selintas aku bilang bahwa seseorang itu cakep, maka orang yang paling dekat dengannya akan langsung memprotesnya. Itulah kekurangannya saat kita hanya mengandalkan keindahan fisik semata. 

Bahkan ada, orang yang cakep tetapi tidak bisa dibilang cakep karena bisa jadi, dalemannya tidak sesuai dengan keindahan luarnya. Misalnya saja aku ambil contoh orang yang kita kenal : Chef Juna. Di kalangan para pemudi, dia banyak diidolakan, karena cool, katanya. Tetapi, setelah mendengar ia berkata yang tidak semestinya (dengan banyaknya sensor saat ia berkata) kepada salah satu peserta, apa ia akan tetap dibilang cakep? 

Dalam konteksnya sebagai juri, galak boleh, karena ia mau membentuk seseorang menjadi hebat di bidang memasak menurut versinya. Tetapi kan caranya tidak harus seperti itu. Unggah ungguh bahasa masih tetap harus digunakan kepada semua orang, khususnya kepada orang yang lebih tua usianya; meski ia seorang pengambil keputusan. 

Lain halnya dengan cashing yang biasa-biasa saja, namun ia memiliki keindahan batin. Cukup hanya dengan keindahan batin yang ia miliki. Ia akan senantiasa dikenang sebagai orang yang memiliki aura yang memancarkan keindahan batinnya. Maka, ia akan terlihat cakep untuk selamanya. Ia akan lebih abadi untuk dikenang. Tidak ada orang yang memprotes keindahannya, ketika ada orang yang bilang bahwa ia cakep. Bahwa ia menarik. Mungkin di sini aku ambil contohnya : Coki Sitohang yang selalu menjaga ucapannya. Santun dan ramah, tampak ‘merangkul’ pada orang yang diajaknya berkomunikasi. Sudah cakep, makin cakep kan? :D 

Memang, ukuran cakep itu relatif. Sangat bergantung kepada mata yang melihatnya; dari sudut mana ia melihat. Tetapi alangkah lebih indahnya, jika bisa melakukan keseimbangan bagi keindahan tubuh dan jiwa kita. Dengan pakem yang sudah ada, kita bisa mengembangkan diri menjadi seseorang yang bukan hanya indah dilihat, namun bisa menunjukkan diri dengan kerendahan hati yang dimiliki, dan friendly bagi orang-orang terdekatnya. 

*** 

Chika, semoga ini bisa membantumu yaaa... Meski mungkin udah telat juga haha...
Oya, mohon maaf pula jika ada kata-kata yang tidak berkenan, karena postingan ini hanya sebagai contoh belaka. :)

Kamis, 02 Agustus 2012

Tips untuk yang Berpuasa 'di Jalan'

Niat berpuasa, sejak sahur tiba tentu tak bisa menghalangi cobaan-cobaan yang datang silih berganti pada saat kita beraktivitas. Justeru dengan niat, maka kita dikuatkan dalam menjalankan puasa. 

Khusus bagi yang harus berpuasa di jalan, pastinya ribet banget ya. Karena perjalanan jauh, maka bisa saja selama perjalanan itu bisa mencakup sahur sekalian berbuka, atau bisa sebaliknya; berbuka sekalian dengan sahur. Mungkin pada saat di perjalanan darat kita berharap sang sopir bisa berhenti dulu saat kita hendak berbuka puasa. Berhenti sebentar untuk sekadar membiarkan tukang asongan masuk ke dalam bis. Tapi kan tidak selamanya bisa seperti itu. Lah, kalo di udara gimana? Meski Pak Pilot sudah memberi bewara bahwa saat berbuka puasa telah tiba, tapi kalau ga bawa makanan apa-apa gimana? Cara paling simpel adalah menunggu pramugari menjajakan menu. Tetapi tidak semua penumpang bisa sreg dengan makanan yang ada di pesawat. 

Cara lain adalah dengan berbekal. Bekal segelas air, dan bisa cokelat, atau roti (kalau bekal makanan terlalu ribet dan berat). Kan biasanya kalau para lelaki agak sungkan untuk bekal yang berat-berat. Gak enak juga, katanya hehe… Mengapa cokelat? Karena cokelat bisa mengembalikan energi kita. Minimal bisa membuat seimbang energi kita. Memang terkadang saat buka di bis, pasti ada saja yang menawari kita makanan. Tapi kan ga bagus juga kalau kita selalu mengharapkan hal yang demikian setiap kali kita berbuka di jalan. Untuk amannya sih memang mending bawa sendiri perbekalan kita yang memang sudah harus disiapkan sebelum kita berangkat. 

Selamat menjalankan ibadah puasa :)


* Buat kamu yang sedang selalu berpuasa di jalan, hati-hati selalu. Meskipun kamu bekal roti, jangan lupa bawa juga cokelat kesukaanku dan kesukaanmu :D :P