Thanks for this day.. May God bless us everyone and everywhere..
Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 13 Desember 2012

Aceng (Masih) Hangat

Tiba-tiba pengen nulis tentang Aceng. Tadinya aku males nulisnya, tapi...ternyata kesekonyong-konyongan itu seakan memaksaku untuk menuliskannya. Duh, beneran ini mah. Aku kudu bilang WOW sambil koprol, sekalian loncat-loncat, terus maen sapintrong karet di halaman dan nyanyi bagian akhir dari lagu sebuah iklan pewangi. Eh aku lupa iklan sabun atau pewangi ya, soalnya iklan itu udah lama ga tayang. Pokoknya pada bagian akhir dari lagu iklan itu kata-katanya begini : "ada bunga di mana-mana" tapi bunganya diganti dengan kata Aceng. Seperti bunga, demikian pun Aceng. Namun ada satu yang membedakannya, yakni keharumannya. Tau sendiri kan kalo wangi bunga itu bisa dijadikan terapi, karena wewangiannya yang menenangkan. Kalo yang satu ini, memang seperti kembang. Tapi wanginya beda. Hingga CNN dan BBC bahkan media lain di luar sana ikut mengulasnya. Terus jadi bangga? Ya ga juga sih... Aku kan hanya bisa bilang WOW :D

 *** 

Terpujilah Tuhan Yang Maha Agung. IA menciptakan manusia dan makhluk lainnya serta alam semesta raya ini dengan penuh cinta, sebab IA adalah cinta itu sendiri dan kita ini adalah gambaranNya. Hingga IA berkenan memberikan nafas kehidupan bagi kita semua, dengan terwujudnya harapan-harapan kita. Dengan kesuksesan dan pencapaian-pencapaian yang berhasil kita raih. IA begitu fasih mengatur bumi dan seisinya, hubungan antarmanusia dan antarmakhluk lainnya dengan sempurna, serta planet-planet luar angkasa lainnya yang IA ciptakan. Jika IA belum memberi kesuksesan sesuai dengan harapan kita, mungkin ada sesuatu yang salah saat kita memohonkannya. Atau mungkin pula karena waktu yang membedakan antara waktuNya dan waktu kita. Kukira, hanya belum selaras saja antara keinginan kita dan kehendakNya. 

Sesungguhnya, apa arti sebuah pencapaian itu bagi kehidupan kita? Hanya untuk mengejar kepuasan pribadikah atau pencapaian itu sendiri digunakan sebagai bentuk bakti kepadaNya yang telah memberikan segala sesuatu keinginan kita? Aku tidak sedang menghakimi Bupati Garut itu. Tulisan ini hadir justru karena Bupati Garut itu telah berhasil memberikan pelajaran berharga bukan saja untuk para pejabat, namun berharga pula bagi kita semua, termasuk untukku. Ya, setidaknya ini menurutku, dan ini menjadi bahan renungan pula bagiku. 

Aceng. Sempat aku dengar bahwa nama Aceng itu sesungguhnya adalah semacam sebuah gelar. Di Garut, jika seseorang sudah dipanggil Aceng, itu artinya ia bukan orang sembarangan. Selain ia adalah berasal dari keluarga berada, ilmu agamanya pun dinilai cukup mumpuni di daerah itu. Jadi, sesungguhnya seorang Aceng Fikri itu bukanlah orang biasa-biasa saja. Ia adalah sosok di masyarakatnya. Ia adalah panutan di daerahnya. Makanya ia dicalonkan menjadi bupati oleh masyarakat untuk menjadi pemimpin mereka. Terlepas dari asal usul Sang Bupati, aku jadi berpikir bahwa untuk menjadi seorang sosok itu tidaklah mudah. Mungkin saat proses pencapaiannya ada yang mudah karena latar belakangnya sudah mendukung untuk pencapaiannya, namun justru sangat sulit setelah ia berhasil menjadi sosok, dalam hal ini berhasil menjadi pejabat. 

Menjalankan sosok yang dipanuti oleh masyarakat tidaklah mudah, selama ia tidak kuat dan tabah menghadapi cobaan. Cobaan berhubungan dengan kematangan jiwa seseorang. Jika Sang Bupati itu dewasa dan mengayomi, maka ia tidak akan mencari isteri baru (lagi) yang akhirnya hasil dari pencarian itu gagal total hanya karena alasan bahwa isterinya itu bau mulut dan tidak perawan. Ia kemudian kecewa dan tidak terima. Aku sempat heran dengan pencarian itu. Apa pun alasannya. Apalagi jika aslasannya tidak masuk akal. Terus isteri pertamanya bagaimana? Makanya tadi aku bertanya, untuk apakah pencapaian itu? Jika hanya untuk sekadar sebagai pendukung kenikmatan duniawi semata, alangkah mirisnya. Ini sudah lebih dari sekadar egois. Waktu, tenaga, dan pikiran hanya untuk hal-hal pemuas diri, dan pencapaian itu dijalankannya hanya cukup sejauh itu. Hanya sebatas itukah? Heran habis. 

Sebuah peran kecil akan menjadi besar, jika dijalankan dengan keikhlasan, kerendahan hati, dan cinta. Sebuah peran besar akan menjadi sebutir debu dan tidak bermakna jika dijalankan dengan jiwa kerdil dan egosentris. 

Akhir kata, terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Aceng Fikri, yang secara tidak langsung sudah memberikan 'ilmu' bagi masyarakat Indonesia dan bahkan bagi dunia lewat sikap, tindakan, dan ucapan-ucapannya, sehingga kita menjadi cukup tahu dan mengerti tentang sebuah makna yang melekat pada diri seseorang. Ia telah menjadikan dirinya cermin bagi kita semua. Tempat merenung dan introspeksi. 



 *Note : Sapintrong adalah permainan lompat tali seperti skipping, hanya di sini talinya adalah karet-karet yang dijalin.

11 komentar:

Unknown mengatakan... [Reply Comment]

haha...untungnya ketika media luar ikut mengulas, kita hanya bisa bila "Woww". Coba kalo sampe guling2 lalu koprol...haha. Yupzz..setidaknya bisa jadi cermin bagi yang pintar mengambil hikamh dibaliksemua kejadian ini...Happy blogging!

ghanylatip mengatakan... [Reply Comment]

salam kenal bang

Sukadi mengatakan... [Reply Comment]

Harusnya dia malu melakukan tindakan yang semacam itu, sebagai seorang pemimpin harusnya dia malu sama rakyatnya, tapi sepertinya datar-datar saja.

Semoga kita (saya) bisa bercermin, jangan sampai berbuat hal yang seperti itu..

Damar mengatakan... [Reply Comment]

@ghanylatiplho kok dipanggil Bang ? hhh

Djangan Pakies Net mengatakan... [Reply Comment]

Fiuuhh apa kabat Mbak Diana, jadi kangen dimari nih.

Saya baru ngerti kalo Aceng itu bukan sekedar nama dan panggilan, tapi membawa makna yang mendalam dalam tatanan masyrakat.
Begitulah, kita terkadang terlupa terhadap apa yang tersemat dalam diri. Terlupa jika tindakan, ucapan dan segala bentuk tingkah laku seharusnya cerminan dari sematan yang jarang orang dapat memiliki kesempatan. Dan saya sangat sepakat, kondisi akhir-akhir ini menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk mengkoreksi, siapa sebenarnya kita dan bagaimana tingkah kita apakah sudah pantas dengan hal-hal yang tersemat pada kita atau kita perlu membenahi lagi menjadi lebih baik.

#mengenalkan blog saya yang masih bayi. Salam hangat dari Blitar

Unknown mengatakan... [Reply Comment]

pelajaran bagi kita semua.

Unknown mengatakan... [Reply Comment]

wah dah lama banget nich mbak diana.. Aceng memang waow haha, sebagai wanita tentu apa yang dilakukan aceng sangat melukai harga diri, semoga kita semua bisa mengambil hikmah. thanks

Obat Herbal Kanker Payudara mengatakan... [Reply Comment]

pak aceng,,,pak aceng,,,,

Ferdinand mengatakan... [Reply Comment]

Padahal dari namanya bukan orang sembarangan ya Mbak, sayang kelakuannya kok sangat2 sembarangan... anak orang dinikmatin 4 hari langsung dicerai.. haduuh WOW banget...

Oiya mbak, buku 5cm yg mbak kasih dulu baru sempet tak review, maaf telat bangetttt... haha

http://dj-site.blogspot.com/2013/01/5-centimeter-5cm-biarkan-itu.html

Aryadevi mengatakan... [Reply Comment]

salam kembali bu, lama ga sua....

Obat Susah BAB mengatakan... [Reply Comment]

Aceng,,, Goceng Seceng deh :D

Posting Komentar

[[ Form mobile comments ]]