Entah terbuat dari apa hati manusia yang satu itu. Jika dulu, aku mengenalnya sebagai teman dekat. Sejarah tak bisa ditutupi. Tak bisa dipungkiri, meski aku hapus berulang-ulang. Selama sembilan bulan (kayak mengandung aja ya), aku mencoba menanam cinta dan kesetiaan buatnya. Tapi itu dulu. Dulu banget. Namun apa lacur, jika Tuhan akhirnya tidak memberikan sedikit ruang lagi buat dia, bahkan di sudut hatiku yang paling pojok sekali pun. Aku sudah cukup lega bisa lepas darinya. I think, I just have good feeling for that time.
Satu kisah yang kudengar amat miris dan melukai hatiku sebagai seorang wanita. Kukira, baik wanita atau pria yang mendengarnya; siapa pun dia, pastilah memiliki satu pemikiran denganku. Sejauh-jauhnya kami, tetapi tetap saja ada informasi mengalir ke telingaku yang sejujurnya aku tak ingin mendengarnya.
Dua anak telah dimilikinya. Suatu saat, teman-teman sekantornya ngebecandain bahwa isterinya akan hamil lagi anak yang ketiga. Tetapi, dia dengan semangatnya bilang : "Amit-amit!"
Aku juga ga ngerti, kenapa temen-temennya ngeledekin seperti itu. Mungkin karena sikapnya yang bener-bener ga mau punya anak lagi, jadinya semakin diledekin. Dia ga mau punya anak lagi, karena dia udah ada rencana sendiri. Jadi, jika anaknya lahir ketiga, maka rencana yang sudah dia bangun akan hancur berantakan.
Dan Tuhan ternyata memberikan kenyataan bahwa isterinya harus hamil lagi. Dua bulan sudah usia kandungannya, dan setelah diperiksa dokter, ternyata tidak ada denyut jantung. Setelah diberitahu bahwa ada sesuatu yang terjadi pada bayinya, dia malah dengan santai berkata, "Ah, biarin aja...."
Aku terbengong-bengong mendengarnya. Satu nyawa hendak melayang, dan nyawa itu diam di rahim isterinya. Tetapi dia dengan enteng bilang BIARIN aja.. Hadeeehhhhh...
Tuhan akhirnya mengambil kembali janin yang ditanam di rahim isterinya. Isterinya keguguran dan terjadi perdarahan. Sekilas, Tuhan sepertinya telah mengabulkan doanya untuk tidak memiliki anak lagi. Tetapi, perlakuannya terhadap isterinya, sungguh telah membuatku terluka dan geram. Setelah kejadian itu, temen-temen sekantornya menyarankan agar dia cepet pulang untuk membawa isterinya ke dokter untuk dikuret. Eh, dia ga mau balik juga. Dia berencana akan membawa isterinya ke dokter besok harinya. Wuiiihhh!!! Manusia keji kali ya, dia... Padahal uang pasti dia punya, karena dia bukan seorang pengangguran. Heran. Seribu bahkan satu miliar keherananku memenuhi benak dan jiwaku. Alhamdulillah, dia kemudian tidak dijadikanNya teman bagi keseluruhan hidupku. Aku sungguh bersyukur.
Seandainya aku kenal dengan isterinya, dan aku dekat dengannya. Pastilah aku akan menguatkan, menghibur, dan memberi sedikit pencerahan buatnya. Aku beneran perih. Jika aku ada di posisinya, aku mendingan kabur sekalian. Aku akan bawa anak-anakku bersamaku; sebelum dia berjanji akan mengubah sikapnya. Setidaknya kepelitan dan ketidak peduliannya bisa diubah. Sedikit saja. Meski aku sadar, bahwa tak seorang pun bisa mengubah orang lain, selain orang itu sendiri yang mau mengubahkannya.
Beneran kemarin itu perasaanku sedang perih seperih-perihnya. Antara pengen nangis, pengen nonjok, pengen marah, meski aku ga tahu, ke arah mana aku melampiaskan semuanya, selain pada blogku tercinta ini. Di sinilah muara dari jiwaku berada.
*Aku menulis hal ini, semoga dapat menjadi contoh. Bukan tujuanku untuk menjelekkan seseorang, tetapi ingin mengingatkan kepada diriku, bahwa kita hendaknya menerima apa pun sebagai anugerah bagi kehidupan kita.
*Aku menulis hal ini, semoga dapat menjadi contoh. Bukan tujuanku untuk menjelekkan seseorang, tetapi ingin mengingatkan kepada diriku, bahwa kita hendaknya menerima apa pun sebagai anugerah bagi kehidupan kita.
6 komentar:
Alhamdulillah, dia kemudian tidak dijadikanNya teman bagi keseluruhan hidupku. Aku sungguh bersyukur. mantan ya mba? bingung, hadeh3x...ada orang yg kayak gitu juga? perasaannya dimana?
@mba narti..iya mba...gatau aku juga heran..tuh perasaannya ga peka banget alias nyebelin..
Sepertinya tuhan menampakkan sesuatu di hadapan "yang sedang uring2an". Suatu pembelajaran yang hanya bisa dipahami oleh "yang sedang marah pengen nonjok". Gak kebayang jika cerita dulu itu, dulu banget itu terus berlanjut hingga sekarang dan yang keguguran itu adalah yang pengen nonjok...ehmm..Tuhan memang maha pengasih dan maha menyelamatkan ummatnya yang mencinta dari kehinaan. Finally, he's not the right man for you and thanks for that...happy blogging!
Tuhan menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya..selalu ada hikmah disetiap peristiwa yang dirancang olehNya. Thanks for share this
semoga mba ga dikasih pasangan yg seperti itu ya..harusnya nyadar kalo dah punya keluarga..aduh2..#tepuk jidat deh
btw bukunya dah nyampe mbak,,makasih ya..maaf baru main kesini lagi :) br sempat BW
@mas iskaruji..yup..thanks mas..udah makin jelas banget hehe
@dee..hikmah yang sangat berharga selalu ada di setiap langkah kehidupan kita, de.. :)
@mba ketty..aku emang ga dikasih pasangan yang kaya gitu koq mba...aku bener2 bersyukurrrr banget..hehehe...makasih kembali... :D
Posting Komentar