Untuk apa menangisi rindu yang tak bertepi?
Sebaiknya, menekuri pagi dengan angin lembut di kepala
Embun yang menetes rindu memerciki bumi dan seisinya, termasuk ke seluruh poriku
Pagi berembun, serupa doa-doaku yang tersemai buatmu
Untuk apa menangis?
Saat seseorang yang dicinta begitu bahagia di luar sana
Sesungguhnya, milik siapakah dia?
Tubuh, jiwa, dan pikirannya tentu hanya dimiliki oleh Sang Maha Wenang
Untuk apa menangis?
Saat sehat ini pergi berlalu
Sesungguhnya, siapakah pemilik kesehatan ini?
Lagi-lagi, tentu Sang Maha Pemurah lah pemiliknya
Untuk apa menangis?
Saat pekerjaan tak lagi bisa menghidupi
Saat orang lain tak memandang dengan sebelah mata pun
Saat cibiran orang-orang yang bertemu dan di seberang sana kian bersemi
Aku hanya ingin menangisi diriku
Yang tak tak mengerti kasihNya
Aku hanya ingin menangisi diri ini
Saat aku tak lagi bisa bersyukur
Saat aku tak lagi bisa meminta apa pun kepadaNya
* Welcome June… I will loving you, more and more
7 komentar:
Artikel yang berbobot, kunjungan pertamaku, salam kenal semoga terus memberikan motivasi dan manfaat kepada pengunjung,,,
cup..cup mmuach, ndak usah menangis mbak Diana :D keep smile apapun yang terjadi. Chayo!!
subhanallah... dalem banget :)
suka bait terakhirnya...
Menangis... semoga tangisan yang membawa barokah ya :)
Untuk apa menangis klo kita masih diberi banyak waktu untuk menyelesaikan rancangan-Nya dan mensyukuri kasih-Nya? :)
Arrggghhh... aku kangen banget sama tulisan-tulisanmu Mbak hhe... Mbak Diana apa kabar nih???
wah..
curhat nie..hehe
@dee, adenia, mba yunda..makasi... :)
@ferdinand...yup..betul fer..aku berkabar baek fer..gimana dng kabarmu? moga selalu baek yaa..hehe..kirain km udah ga kangen lagi puisi2ku haha...
Posting Komentar