“Mamaaaaa….!!! Kenapa perutku kempesssss?” Teriak Intan panik. Sangat
panik. Ia kemudian lari menghambur ke arah ibunya yang sedang memasak.
Dengan terkejut mamanya langsung mematikan kompor dan mengusap perut
anaknya yang sedang hamil.
“Coba, kita pergi ke bidan aja, Tan…” Ujar ibunya sambil menutupi rasa
paniknya dengan sekuat tenaga. Sebagai seorang ibu, ia tidak mau
kepanikannya tergambar jelas di wajahnya hingga terbaca oleh anaknya.
***
Sepulang dari Bali, aku mendapatkan kabar yang sangat aneh tentang
saudaraku. Intan, saudaraku sedang hamil 4 bulan setelah menikah pada
Maret lalu. Ia mengandung anak pertamanya. Sejak ia tahu tentang
kehamilannya, ia selalu memeriksakan kandungannya ke bidan yang praktek
di dekat rumahnya. Saat itu pagi hari, ketika Intan menyadari perutnya
tiba-tiba kempis, seolah tak ada tanda-tanda kehidupan. Ia langsung
pergi ke bidan itu, dan sang bidan pun sangat heran, saat ia melihat
perut pasiennya yang sedang hamil itu tiba-tiba kempis. Memang tidak ada
bayi di dalam perutnya.
Kejadian ini memang sangat aneh. Sampai-sampai sang bidan berkata kepada
Intan bahwa ia sangat penasaran mengapa hal seperti ini bisa terjadi.
“Intan, jangan sungkan-sungkan ya kalau mau memeriksakan kandunganmu.
Meskipun kamu harus bolak balik ke sini, tidak apa-apa. Ibu siap
membantu kamu…” Begitu ujar Ibu Bidan menawarkan dirinya kepada Intan
yang sedang kesusahan.
Adalah kakak ipar Intan, seorang ustadz. Ia boleh dibilang bisa
berkomunikasi dengan makhluk alam gaib. Segera ia melakukan mediasi. Dan
ternyata, janin yang dikandung oleh Intan memang sudah tidak ada di
rahimnya. Janin itu telah dibawa oleh makhluk astral itu. Tak
tanggung-tanggung. Makhluk itu membawanya ke Gunung Kidul!
Singkat kata, setelah dilakukan ‘negosiasi’ dengan makhluk gaib, maka
selang tiga hari kemudian, sang janin itu dikembalikan lagi ke dalam
rahim Intan. Namun, Intan kembali heran dengan bayi yang dikandungnya.
Detak jantungnya dirasakan sangat lemah, sementara sebelumnya, ia bisa
merasakan detak jantung anaknya itu lumayan kuat. Apalagi ia secara
intesif memeriksakan kandungannya ke bidan.
Kembali sang ustadz mengadakan perbincangan dengan makhluk gaib itu.
Ternyata, makhluk gaib itu salah mengembalikan janin itu. Janin yang
kini ada di rahim Intan usianya lebih kecil daripada janin yang
dikandung oleh Intan. Usut punya usut, ternyata makhluk gaib itu telah
‘mencuri’ janin orang-orang hamil sebanyak 3 janin. Kembali
‘bernegosiasi’ maka makhluk gaib itu pun akhirnya mengembalikan janin
yang dikandung oleh Intan. Janin yang memang milik Intan.
***
Kejadian demi kejadian yang ada di semesta raya ini memang beragam.
Namun, saat kita dihadapkan pada kenyataan yang sungguh aneh, di luar
akal pikiran kita, maka kita pun merasakan hal yang tidak nyata. Tidak
percaya, tetapi kenyataan yang berbicara. Bisa dilihat, diraba, dan
diterawang dengan mata telanjang kita. Mau percaya, masakan hal seperti
itu bisa terjadi.
Hanyalah Tuhan Yang Maha Kuasa membolak balikkan umatNya. Daya pikir
manusia yang terbatas, namun Tuhan senantiasa memberi petunjukNya lewat
sesama kita. Hidup kita memang selaras dengan alam. Maka seyogyanya kita
menyelaraskan pula dengan bagian dari alam itu sendiri.
Memang, dunia fana ini senantiasa menyimpan misteri. Dimensi yang
ditawarkan dunia ini sungguh sangat penuh kejutan dengan pernak
perniknya yang terkadang membuat jantung serasa copot. Siapkah kita
menghadapinya?
6 komentar:
Memang terasa mendadak migrain di awal-awal mencerna tulisan ini Mbak. Namun jika kembali ke dasar iman yang sesuai dengan akidah, baru tersadar, bahwa yang ghaib di dunia ini memang ada. Nyata, terasa, namun tak terlihat. Persis semilir angin ketika menerpa wajah. Dan hikmahnya tidak ada yang lain bahwa kita harus mempercayai kekuasaan-Nya..
Happy blogging Mbak!
Iya mas..beneran shock aku mendengarnya..sulit untuk dipercaya..namun begitulah kenyataannya..
happy blogging too.. :)
kasihan mbak intan.. semoga ia mampu menerima cobaan ini..
itulah hidup , kita percya klo mahluk gaib benar adanya ,kita hanya tetap beriman kepada allah swt
yang sabar yia,,,
ya Alloh benarkah?
Posting Komentar