Sepuluh tahun silam, kau merawatku dengan penuh kasih sayang
Keramahan, atensi, ketulusan, dan keceriaan kau suguhkan dengan segenap jiwamu
Meski udaramu sangat panas, namun kau tetap pesona terindah bagiku
Meski aku jauh untuk beberapa waktu lamanya dengan orang-orang terkasihku
Namun kau sanggup mengubah kerinduanku menjadi sebuah asa yang kian berpendar
Untuk kubawa kembali pulang
Kini, aku akan kembali datang padamu, meski tak selama dulu lagi
Berharap aku dapat melihatmu, tetaplah seperti dulu
Saat pertama kali aku mengenalmu
Aku banyak belajar darimu
Saat di Bendhan Dhuwur, saat di Jatingaleh, saat di Pasar Johar
Segala perjuangan tak kan pernah percuma
Selalu ada celah untuk menyelipkan berbagai hikmahnya
I miss you, Semarang
Still do you love me...?
Seandainya seisi Bandung bisa kubawakan buatmu...
Aku akan lakukan itu..
Berlebihankah...?
Tidak...!!!
Sambutlah aku di Simpang Lima itu
Dengan senyum merekahmu!
Kita makan lagi tahu gimbal kesukaanku...
Sambutlah aku di Lawang Sewu
Dengan berjuta eksotismu
Bukan ingin aku melihat dunia kegaibannya
Namun aku ingin tanganmu terentang untuk memelukku
Menjabat erat kembali tanganku
Meski aku tak kan lama bersamamu
Di Pandanaran kita kan berpisah
Dengan tatapan teduh penuh kerinduan
Di Ungaran semoga kita kan berjumpa kembali
Dengan segala bentuk kesegarannya
Terpatri indah selamanya di setiap rongga kalbu
Kan kusiram bumimu dengan air mata haruku
Kan kukecup hormat tanahmu
Kupaparkan senyum termanisku kembali di sana
Sebagai bukti bahwa kita tak kan pernah terpisah
Meski jarak kan membelah kita kembali
*****
Jadi inget waktu tinggal di Semarang untuk waktu yang lumayan lama.
Waktu itu aku lagi ada di Pasar Jatingaleh seorang diri untuk membeli kebutuhan sehari-hari...
Karena aku pengen 'menjunjung tinggi' bumi Semarang, maka aku berkomunikasi dengan menggunakan bahasa jawa inggil...*padahal aku ga paham banget yg namanya bahasa jawa inggil (tapi mungkin tingkatannya ga inggil banget -inggil tingkat dua kali hehe-)* tapi kuberanikan diri dan bertanya "niki pinten?" Aku inget banget, waktu itu aku nanyain harga satu bungkus panjang kerupuk.
Dan ibu pedagang itu dengan ramahnya menjawab, "gangsal atus mbak..."
Nah loooo!!...aku bingung...hahaha..brapa itu gangsal atus...? jujur, karena takut kurang uangnya, maka aku beli satu bungkus kerupuk. Padahal tadinya aku mau beli dua. Karena aku suka kerupuk itu, dan sekalian mau dimakan bareng sama temen kost.
Setelah semua barang terkumpul, dan dia menghitungnya... Ternyata gangsal atus itu lima ratus rupiah....halah...hahaha...
Aduh ibu...kalo harganya lima ratus rupiah sih masih ada sisa dari kembaliannya....hihihi....
Pengalaman sederhana; masalah komunikasi...namun sangat indah dan luar biasa bagiku...Aku punya prinsip bahwa yang penting aku sudah mencoba (bukan untuk sok-sokan) untuk menjadi satu; berbaur dan beradaptasi dengan kebiasaan dan budaya di tempat yang baru secepat mungkin, itu sudah merupakan niat yang tulus dan memberi makna tersendiri dalam hidup. Buktinya, hingga hari ini, kejadian itu tak kan pernah bisa aku lupa...:)
* udah mau siap berangkat ni...tapi aku nyempetin bwt posting hehe...maafin aku ya, kl aku ga BW untuk beberapa saat. Meski mungkin aku akan tetep update. Kalo sempet, aku pasti akan kunjungi temen-temen terkasihku dari sana. Dan kalo sempet mungkin hanya bisa blogging via hape...aku mo kasih komen, bwt blog yg ada kotak komentar klasiknya...:)
Thanks for your coming and I love you all...!!!