Awan ini, begitu berarak di depan mataku
Di depan wajahku ia begitu menari riang
Entah apa yang dimaui gemawan ini dariku
Aku sungguh tak berdaya
Mengikuti arus angin yang membawa sekumpulan awan ini
Aku sempat mencium lembut putihnya awan itu dan terjerembab di dalamnya
Nyaman dan memesonakan lahir batinku
Sekejap, aku jatuh cinta!
Dengan persembahan yang dibawanya
Tiba-tiba aku tersadar dalam kenyamanan ini
Hentakan embun pagi yang luruh di keningku
Tiba-tiba membangunkan aku dari pelukan sang awan
Aku, seharusnya tak boleh mencintai awan itu berlama-lama
Awan itu telah membiusku
Dalam ketidakberdayaanku
Dalam balutan kenyamanannya
Aku harus bangkit untuk segera menemuimu, wahai embun pagiku
Ya, aku harus bangkit segera!
Aku ulangi lagi, bahwa aku harus segera menemuimu
Yang di dalamnya kan kujumpai rahim inspirasi
Dan akan melahirkan berjuta-juta huruf
Untuk kurangkai memuliakanmu.....
Embun Pagi, di pagi ini aku makin mencintaimu dengan segala kesejukan dan pengharapanmu, dengan sempurna dan segala keheningannya...
5 komentar:
ehm...semoga tidak terjebak dengan awan itu lagi. Dan kembali menikmati embun pagi yang dituangkan didalam tulisan-tulisan blog ini..Hidup terus berlanjut dan sebaik2nya kenyamanan adalah kenyataan...happy blogging!
duuhhh ada kata embun pagi
jadi keingat tulisan kroyokan kita dulu mba :D
indahnya...menjemput embun di pagi hari
awan... jangan menghilang!!!!!!
Bukan hanya awan yang membius, pilihan kata katanya juga membius.. bagus banget;
Posting Komentar