Thanks for this day.. May God bless us everyone and everywhere..
Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 09 Maret 2012

Nguping Angkot

Di suatu sore, sekitar dua minggu lalu..... Di sebuah angkot menuju perjalanan pulang dari kantor. Aku beneran lupa hari apa waktu itu. Tapi yang jelas, suasana alam Parahyangan sungguh mendung, dan langitnya mulai menurunkan titik-titik airnya. Suasana angkot lengang. Waktu naek angkot itu hanya ada satu di samping Pak Sopir *bukan Pak Kusir, ya...* seorang lelaki. di pinggir kananku ada dua orang perempuan, dan satu perempuan lagi ada di sebelah kiriku. Jadi, total jumlah penumpang waktu itu ada lima orang termasuk aku, dan satu sopir *masa sopir dua* 
Waktu aku duduk, perempuan yang sebelah kiriku itu sedang menelepon dalam Sunda. Jika diterjemahkan, isinya kira-kira begini :

"Kasihan si Mami. Setelah anaknya ditembak karena ngegarong, dia merasa sedih terus. Padahal, kalo dibilang dia nyuri motor, di rumahnya itu ga ada motor satu pun. Hukum di Indonesia ini bener-bener ga adil. Para koruptor yang maling bermiliar-miliar rupiah saja dihukum cuma lima tahun penjara. Nah, ini, maling motor ditembak sampe mati. Dia diurus sama pihak rumah sakit, dimandiinnya juga di rumah sakit. Darahnya masih ngalir dari hidung dan kaki. (mungkin karena luka tembak). Suatu hari, si Mami nyuruh si Ema dan Nining buat ke makam untuk menyiram kuburannya dengan air beras (ga tau kenapa harus air beras). Mereka tiba-tiba disamperin sama penjaga kuburan. Dia bilang bahwa orang yang dikunjunginya itu selalu nyamperin penjaga kuburan. Harus disempurnakan, teh. Begitu dia bilang. Kan sudah disempurnakan sama Kyai.............(aku lupa namanya). Terus yang kasihan itu anaknya. Dia bilang kalo ayahnya belum meninggal. Nih, ada koq, waktu malem juga ayah tidur di tengah. Ada aku, ayah, trus mama. Katanya ni, tiap malem juga suka terdengar langkah-langkah yang masuk ke rumah. Ngetuk-ngetuk jendela rumahnya pula. Bener-bener kasihan si Mami teh..."

Nah, loh! Aku agak ngeri dengernya. Ga sengaja aku sudah mendengarkan sebuah cerita yang menyeramkan. Nguping angkot, yang saat itu, suasananya juga cukup mendukung; mencekam. Sampai aku turun, baru sebentar saja ia menyelesaikan pembicaraannya sama orang yang di seberang sana. 
Ah, semoga saja arwah orang itu bisa tenang sekarang. Ga muncul lagi ke rumahnya dan tidur bersama anak dan isterinya lagi. Cerita tentang kepedihan luar biasa yang dialami oleh seorang ibu, meski anaknya jauh dari harapan. Cerita tentang satu sisi hukum yang ada di Indonesia. Doa-doanya selalu mengalir untuk anak yang telah dilahirkannya. Telah aku dengar dengan tidak sengaja........

4 komentar:

Unknown mengatakan... [Reply Comment]

fungsi telinga yang dipergunakan dengan baik. Setidaknya bisa menjadi pencerahan diri dan do'a setelah mendengarnya. Coba kalo pas nguping angkot yang didengar janjian ma selingkuhan......pastinya jengkel campur dosa dikit...hahaha...nice post and happy blogging!

Unknown mengatakan... [Reply Comment]

wah sempat-sempatnya nguping di angkot sobat

Abdul Malik mengatakan... [Reply Comment]

hmm, meskipun agak ngeri, tapi dari cerita itu bisa diambil beberapa pelajaran..

windflowers mengatakan... [Reply Comment]

@mas iskaruji...ahahhaha...bener2 ya..tp aku blom pernah nguping angkot ttg perselingkuhan tuh...nt kl ada aku share khusus bwt mas ya...hehe

@mas pakies...betul mas...masalah yg aku tak sengaja dengarkan itu adalah masalah besar.. secara etika memang ga pantes diomongin di tempat umum walopun, kemungkinan kecil para penumpang angkot itu ga kenal dia..mungkin kl penumpang laen jg punya blog dan sepikiran sm aku, dia pasti akan menuliskan di blognya...terlepas dari bener ato ga nya crita tersebut...

@mas asis...gimana ga sempet? suasana angkot lengang banget...ya jelaslah terdengar dan kata2nya (meski bnyk yg ga ngeuh) langsung meresap ke hati dan otakku...

@mas abdul...betul sekali...aku sih cm mengambil pelajaran yang terkandung di dalam peristiwa yg aku alami... :)

Posting Komentar

[[ Form mobile comments ]]