Aku menatap langit kala pagi belum menyembul. Bahkan sinarnya yang gilang gemilang itu masih jauh dari langit yang memayungiku. Mataku tak pernah lepas dari wajah rembulan itu. Sudah tidak utuh lagi, seperti hari kemarin namun ia masih saja menawan segenap inderaku. Angin menambah riasan rasa di pagi terang ini.
Satu kata : Damai.
Alam telah menyediakan begitu banyak fitur bagiku, bagimu, baginya, dan bagi mereka. Untuk apa cemburu dan iri pada satu sama lainnya?
Lantas, aku ingin berdamai dengan hatiku, sedamai pagi buta ini. Ditingkahi semerbak bunga kemuning dan kenanga. Cempakaku belum lagi berbunga.
Damailah, wahai hatiku.... Bentuklah oase bagi ragaku. Aku ingin tegar, setegar siluet pegunungan itu.... Alirilah masa laluku dengan bening rindunya. Aku ingin memaknai damai yang sesungguhnya. Memaafkan dan dimaafkan oleh masa lalu. Lantas move on demi masa depan. Ternyata tak semudah dibayangkan. Untukmu yang sedang berjuang untuk move on, memang harus terus tetap berjuang. Bisa-bisa perjuanganmu panjang melebihi perkiraanmu. Jatuh bangun, bangun jatuh dan bangun lagi. Sepertinya, hanya doa-doa yang layak menemani perjuanganmu.
2 komentar:
ehm...kok postingan bisa ngepas sama suasana hati ini ya? Memang tak semuda yang dibayangkan. Seandainya ada pilihan mundur??..no choice...ya harus move on walau dengan tertatih, tercabik bermandikan darah...happy blogging!
just is... lepaskan segala keinginan sejenak, dan kembalilah menata hati :) Nicepost mbaa
Posting Komentar