Mendengar dan melihat berita akhir-akhir ini aku jadi GALAU. Koq bisa ya, rakyat kita yang katanya adem dan cinta damai, murah senyum penuh keramahan itu tiba-tiba jadi beringas.
Aku ga tega ngeliat mahasiswa disiksa, dikeroyok sama aparat mereka. Mengerikan, dan aku cuma bisa bilang PRIHATIN. Asli, aku sedih banget. rakyat melawan rakyat. Apakah jadinya? Kalo aku jadi pemimpinnya, apakah sudah cukup cuma bilang prihatin? Aku aja sedih, apalagi pemimpin (harusnya).... bisa memutuskan hal-hal terbaik bagi anak-anaknya. Siapa coba yang awalnya pengen jadi pemimpin di negeri ini, selain dirinya sendiri dan elemen politik?
Coba para koruptor bisa didemo ya. Biar mereka bisa ngembaliin duit-duitnya rakyat. Biar harga BBM tetep stabil, ga keimbas sama harga minyak dunia.
Coba para ahli di Indonesia ini dihargai. Pasti banyak putera bangsa yang bisa mengolah minyak mentah yang konon melimpah ruah di Bumi Nusantara ini. Mereka pasti akan tetep tinggal dan berkarya di negerinya yang sangat dicintainya itu, daripada harus hidup dan mengais rejeki di negeri orang yang lebih menghargainya.
Duh, jika mental bangsa ini cakep-cakep, pasti ga ada koruptor. Pasti ga ada koruptor. Pasti para ahli bisa lebih dihargai lagi, setara dengan di negeri orang. Pastinya, para pejuang bangsa melalui olah raga juga bisa lebih hidup layak.
Duh... Duh... Duh...
4 komentar:
bener mba banyak jagoan2 kita yang memilih hidup di negeri orang karena mereka merasa lebih layak ketimbang di negerinya sendiri
miris ya mbaa... mari kita mulai dari diri kita sendiri untuk membuat sebuah perubahan
kunjungan ..
salam sukses selalu ..:)
ehm...sepertinya dalam dua dekade ini, kata "prihatin" jadi tidak asing lagi di telinga...hehe..
Posting Komentar