Hhihh..sempet bergidik juga aku mau nulis tentang perceraian. Tapi demi sahabatku, aku akan tetap mencoba menuliskan ini sebatas yang aku ketahui.
Aku tidak mau menggurui, apalagi berniat untuk menghakimi. Aku hanya mencoba mengangkat kejadian yang bisa saja terjadi pada diri kita. Amit-amit *sambil ketok meja tiga kali*
Pertemuan, merupakan sebuah keajaiban, apalagi jika sudah berhubungan dengan jodoh. Lewat getaran-getaran yang ada, dua manusia berlainan jenis ini berharap untuk duduk di pelaminan. Keputusan ini bijak. Namun, dengan happy ending karena sudah berhasil untuk bersatu dalam suka duka, itu baru fase awal. Minimal satu fase telah terlewati dalam seluruh rangkaian hidup kita.
Perjalanan hidup memang tidak selalu mulus. Tiba-tiba orang tua kita memutuskan untuk bercerai. Kita sebagai anak sudah menjelaskan efek buruk dari perceraian, dan mencoba untuk mencegahnya. Memberi solusi yang kita bisa. Tetapi orang tua tetap ngotot ingin bercerai, karena suatu dan lain hal. Sebagai seorang anak, kita telah melakukan kewajiban kita, yakni mengingatkan agar tidak bercerai. Namun, jika pada akhirnya segala upaya kita gagal. Tolong kembalikan itu sebagai sebuah tulisan, memasukannya ke dalam kotak kejadian yang tak bisa diubahkan.
Jika saat ini kita sendiri yang akan memutuskan untuk bercerai, karena suatu dan lain hal. Tolong flash back. Ingat masa-masa susah dan senang bersama. Ingat kembali pendidikan dan jiwa anak-anak kita, jika kita bercerai. Raihlah kebahagiaan yang sebenarnya tak jauh dari jangkauan kita. Ia hanya sebatas hati yang mengerti. Hati yang tulus.
Tulisan ini aku dedikasikan untuk siapa pun yang rumah tangganya sedang diguncang prahara dan bagi anak-anak yang orang tuanya berniat untuk bercerai. Tulisan ini sederhana. Memang terkesan klise.
Semua keputusan bermuara pada sang pelaku. Namun aku ingin, jadilah pelakon yang tangguh dan rendah hati; lakonilah dengan menjadi yang terbaik. Terbaik bagi agama, bagi sesama, terlebih bagi Tuhan.
Semoga bermanfaat :)
5 komentar:
kalo meliat perceraian, saya melihat dampaknya lebih ke anaknya. mungkin mereka diuntungkan, tapi anak-anaknya mereka?
Duh..Kok Divorce..maaf cuma baca judulnya aja...takut kedalamnya...ingat pengalaman pait...hiksss. thanks
Asal bukan karena orang ketiga, segala masalah dalam rumah tangga bisa diselesaikan dan dibicarakan baik-baik.
bener banget,..siap memulai dan merajut hubungan harus juga siap memeliharanya,...ya ga bu????
nice post mbak,..
mba tulsanx bagus, mdh2an dg tulisan mba ini bs jadi apa y, klo buat q sndri yg jd korban dr divorce itu sndri bnr2 mmbuat aq bnr2 hati2 dlm mmlh psangan, dlm bsikap tntu saja cz org tua yg divorce gatau kalau impact yg dtimbulkan itu bnr2 dlm, apalagi yg g happy ending,
tulisanx bagusssss bgt mba
Posting Komentar