Aku hendak menikmati makan siangku di sebuah warung nasi sederhana yang tak jauh dari kantorku. Sebuah warung nasi yang baru dibuka. Mungkin launchingnya sekitar 3 hari yang lalu. Aku melihat lewat kaca, terdapat banyak menu makanan. Semuanya menerbitkan selera makanku. Namun, ada satu lauk yang begitu mencengangkanku, dan membuat mataku berbinar melihatnya. Jantungku terasa berdesir demi melihat telur dadar itu. Aku pun langsung memilih menu nasi dengan lauk telur dadar.
Telur dadar bertaburkan sayuran. Agak sedikit pedas. Bukan dari cabe. Hanya sedikit saja rasa pedas itu. Ada irisan bawang goreng di sana. Mmhh.. harumnya tak terkira. Benar-benar membuat hidungku kembang kempis. Aku suapkan satu potongan kecil pertama dari telur dadar itu dengan hati yang semakin tak menentu. Membuat jantungku kian tak beraturan detaknya. Telur dadar yang tebal dan sarat dengan rempah-rempah dan sayuran. Aku menikmatinya dengan Dewi Sri Putih yang hangat. Menikmatinya hingga aku terasa melayang terbang ke awan biru dan di dalamnya bisa kujumpai bintang-bintang yang nanti malam bertugas untuk menjaga malam. Sebentar ada wewangi bunga dan daun dengan tiupan angin yang lembut. Aaah. Telur dadar ini sungguh membuatku rileks.
Aku jadi ingat, saat pertama kalinya menikmati telur dadar ini beberapa tahun lalu. Aku pernah berjanji, jika kelak aku menemui dan merasakan lagi telur dadar yang seperti ini, maka aku akan segera menikahi orang yang membuat telur dadar itu. Karena hanya satu orang saja yang bisa membuat telur dadar seperti ini. Bukan hanya tampilannya saja, namun rasanya yang khas, yang hanya aku saja yang tahu. Itu berarti, aku telah bertemu kembali dengan seseorang yang hilang.
Aku pun harus mengakui, bahwa banyak orang dan warung nasi yang bisa membuat dan menyajikan telur dadar seperti ini. Namun, hanya karena cinta, aku sanggup meyakini dan menyadari kehadirannya untuk menjadikannya sahabat, pengayom bagi seluruh hidupku dan aku akan berbakti kepadanya dengan setulus hati hingga ajal menjemputku.
2 komentar:
maknanya daleem banget mbak..
aku juga iri dengan olahan dadar yg bermotif sayuran..karena buatanku selallu gagal..hehehe
Apa kabar Mbak ?
Maaf baru singgah lg nih, coz kemalasan sedang mendera. :He he. .
Ngebaca cerita diatas jd kepingin nanya.
Siapa ya yang pernah membuat telur dadar seperti yang diceritakan itu ?
Sampai begitu dalam kesan yang tercipta karenanya.
Salam.. .
Posting Komentar