Thanks for this day.. May God bless us everyone and everywhere..
Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label curhat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label curhat. Tampilkan semua postingan

Rabu, 28 Maret 2012

Monolog : Kebutuhan atau Keinginan

Dalam banyak kasus, aku beneran ga bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Manusia yang bernama perempuan; khususnya aku *entah kalo perempuan lain, aku belum melakukan riset :D, selalu saja ga bisa menahan mata jika melihat tas atau selop, dan kadang sepatu kerja. Ga cukup punya satu. Padahal, pemakaiannya pun ga bisa dibarengin kan? Masa bawa tas kerja dua, dan pakai sepatu juga dua pasang sekaligus. Ini yang dinamakan keinginan. Selalu berbenturan dengan kebutuhan. Sebenernya ga butuh, tapi suara hati tentang kebutuhan langsung raib, dan aku langsung kepikiran untuk membeli tas atau selop atau sepatu yang aku anggap cantik itu.

Sekarang, hape ku sudah mulai ga bisa diajak kompromi. Dalam sehari, ia harus di hard restart berulang-ulang. Komunikasi lumayan agak terganggu, khususnya kalo aku pengen ngeblog lewat hape, dan sekalian berkunjung ke temen-temen blogku, meski dengan tanpa meninggalkan komentar. 

Aku sedang berpikir bahwa kebutuhanku akan hapeku yang sudah rusak ini apakah memang relevan dengan kebutuhanku? Aku takut, ini hanya keinginanku semata. Namun, ada satu bisnis kecilku yang mungkin agak terhambat jika aku tak memiliki hape jenis yang satu ini.  Jika aku membeli hape yang sesuai dengan keinginanku, selain dia masih mahal, aku masih saja ragu. Apakah aku memang membutuhkannya??? Memang sih, jika aku memiliki benda ini, aku berencana akan memaksimalkannya, mengembangkan bisnisku. Tapi tetep aja, aku masih ragu dengan keinginanku sendiri.

Kemudian aku pergi ke Mega Cell yang terletak di Jl. Pajajaran. Kabarnya, ia merupakan pusat penjualan merek hape yang aku inginkan terbesar di Asia Tenggara. Mmhhh... Kata penjaga tokonya, meskipun belum Grand Opening, tapi transaksi udah bisa dilakukan. Tapi masalahnya, apakah toko itu bisa menerima pembayaran menggunakan kartu debit? Tanya-tanya, tapi ga ada hasil memuaskan. Akhirnya pembelian ditunda. 

Seminggu kemudian, aku pergi ke toko yang sama; Mega Cell. Uang cash udah aku bawa. Tetapi, hape yang aku incer itu kosong! Mmmhhh... Ini tanda-tanda, pikirku. Tanda-tanda bahwa aku harus berpikir lebih pasti lagi dengan keinginanku membeli hape baru.
Aku juga menyempatkan untuk pergi ke gerai-gerai lain mencari hape cita-citaku. Tetep kosong! Gerai demi gerai yang aku tanyai, tidak memiliki hape yang aku inginkan itu.

Ini, bukti bahwa aku harus tetap bertahan dengan hape jadul jebot itu. Namun aku tetap bersyukur bahwa aku pernah memiliki hape itu, hadiah dari seseorang saudaraku. Terima kasih Ko... :D Tapi gara-gara dirimu, aku jadi kena imbasnya ni. Aku jadi addicted sama benda yang telah kau perkenalkan 3 tahun yang lalu.

TORCH 2 Putih, aku tak pernah tahu apakah kamu bakal kumiliki atau tidak. Satu yang pasti, aku sekarang sudah menunda untuk memilikimu. 3 tahun menabung, akankah aku buang dalam waktu sekejap???
Aku tanyakan pada embun pagiku, ia pun tak tahu. Ia tak pernah mengenal hape yang pernah kumiliki ini. Ah, mungkin ia memang tak tertarik memilikinya. Ia tetap bening dan teguh dengan kesejukannya.

Rabu, 14 Maret 2012

Sibuk Ambe Urusane Dhewe-dhewe

Aku saiki pengen curhat. Tapi koq aku pengen nganggo Basa Jawa yo; iso Basa Jawa Tengah, iso Basa Jawa Barat. Wis, pokoke sakarepku wae yo. Hehehe.... Embuh iki, koq tetumbenan aku pengen nulis koyo ngene. Ben yo, sekali-sekali wae koq. Ora bakal sering-sering. Tenan :D

Ngene. Aku agek nyadar, koq kahanane wong-wong awake dhewe koq dadi podho ora nggenah ya. Ono sing sibuk dadi pendukung sepak bola, nganti bandhem-bandheman koyo ngono. Durung maneh ono sing nantangi ben digantung. Ono sing sibuk arep bagi-bagi be el te, sautoro be be em soyo munggah regane. Koyo ora ono alesan seje; rego minyak dunyo munggah, terus ora ono maneh solusi liane kecuali regane melu diunggahke. Ono maneh sing sibuk nyolong dhite embuh sopo. Akeh banget ketoke nek sing sibuk neng bidang iki. Ono maneh sing sibuk nyalonke dadi pemimpin daerah. Ono maneh sing sibuk dolanan narkoba. Ora tanggung-tanggung. Sing jarene aparat negara yo sibuk neng dunyo koyo ngono; lanang wedok podho wae. Lah kepiye nek wis koyo ngene iki, coba? Aku ngantek sedih, terus dadi luwe. Hah, ora nyambung yo.... Durung maneh kedadian liane sing akeh banget nek ditulis neng kene.

Terus sing mesake ki sing arep mbunuh awake dhewe. Lha koq malah ndilalahe ki tetep urip, tapi wis ora duwe sikil, mergo loro-lorone sikil sing duwe ketabrak mobil pas tibo landing seko terjun bebas. Wingi banget, ono pemuda sing markirke motore neng cedhak jembatan layang. E, lha koq langsung terjun soko kono, mbuh, nibani kendaraan sing neng ngisore jembatan kuwi opo ora. Aku tekan saiki isih ora iso mikir, ngopo yo koq bunuh diri saiki soyo ngetrend. Kayane ki wis dijamin mlebu suargo loka nek iso tegel ngilangke nyawane dhewe. Jiiiaannn.... Heran tenan aku...
Kahanane awake dhewe ora iso dianggep remeh temeh lho. Koq iso yo bongso iki ngalami ora mung musim paceklik. Tapi musim tabrakan. Ngalami musim kesurupan. Ngalami musim bunuh diri. Weee lah.... Yake setan-setan saiki podho sakti yo. Bener-bener iso apik lan rapi njalanke tugase, ngejaki wong-wong ben egois, ben kacau.

Sepanjang pengamatanku *halaaahhhh pengamat kedaden hihihi* kabeh sing wis tak sebut kuwi mau ki mergo sing neng dhuwur ki ora patek peduli marang wong-wonge. Kabeh podho sibuk ambe urusane dhewe-dhewe. Ming mikir kepentingane dhewe. Sing penting ki seneng awake dhewe. Ah embuhlah. Aku saiki yo lagi mikir ongkos angkot nek mengko dadi munggah. Moga-moga ora ono sing bunuh diri mergo kenaikan iki. Utowo, malah akeh yo mengko? Mrinding tenan mbayangke kuwi.

Wis ah, curhate cekap semanten kemawon. Senajan basaku pating pecotot, terus bahasan-ne wis ra mutu sisan, tapi sing penting aku wis usaha dening tulisanku iki ben ora lali ambe basa leluhurku.  *Dadi kelingan Panjebar Semangat :D
Wis yo, tak tutup ambe sirah ngelu, godek-godek ra jelas. Mata kunang-kunang, weteng soyo luwe, mata ngantuk. Piye karepe wis ra nggenah. Hihi.. Ra popo yo, sing penting ki tetep waras, sehat lahir batine....

Duh Gusti..... Paringono sabar, tawakal, kuat iman.


Mohon maaf yang setulusnya, bagi pembaca yang kebetulan baca postingan ini, dan tidak mengerti isinya, soalnya aku tidak menyediakan terjemahannya. Hehehe... Keep on your nice smile yaaa... :D

Jumat, 06 Januari 2012

Saat Seseorang Tak Mau Diganggu

Aku terkadang merasa bersalah - kadang aja lho ya - sama orang yang beneran susah diajak ngobrol; bahkan untuk sekadar membaca sebaris doang isi dari SMS atau BBM.
Merasa bersalahnya bahwa aku ternyata sudah cukup mengganggu. Padahal, cuma SMS atau BBM doang gitu. Aku ga ketemu sama orang itu. Just say hello atau nanyain kabar.

Kupikir, apa yang aku lakukan ini sebagai bentuk perhatian dari aku. Etapi malah dianggap mengganggu. Hufftt..
Padahalnya lagi, aku tuh ga pernah ngajak-ngajakin ke mana-mana, apalagi ke tempat dugem ato pesta pora yang memabukkan, yang cukup menguras waktu dan tenaga, juga isi dompetnya. Alhamdulillah, sampai saat ini aku blom tau tempat-tempat semacam diskotik hihihi... Ini hanya ungkapan saja.

Mmmhh... Mungkin, seperti itulah style seseorang jika sedang menghadapi masalah. Katanya, ia ingin mengurai satu persatu masalah yang sedang dihadapinya. Jadi, mohon dimaklumi dan dipahami, karena ingin konsentrasi dan fokus sama berbagai macam permasalahannya yang ga diceritain ke aku.

Fine!
Ya udah, mending aku ngobrol aja sama blogspot. Menuangkan segala sesuatu yang tengah menghinggapi pikiranku. Emang, yang punya masalah cuma dia doang ya?
Ya, tapi aku juga tetap menghargai bagaimana cara dia menghadapi permasalahannya. Emang seharusnya seperti itu; menghargainya, bukan mengganggunya dengan bentuk sekecil apa pun... :D

Buat temenku... Baik-baik ya... Syukur-syukur kalo kamu baca postinganku. Makanya nulis, nulis, nulis... Karena, seperti yang pernah aku dengar, bahwa MENULIS ITU MENYEMBUHKAN....

Kamis, 03 November 2011

Pengkhianatan Terhadap Dewi Sri

Aku selalu menyebut padi yang beberapa lamanya diolah hingga menjadi nasi yang dengan rasa syukur aku santap menjadi energi yang menguatkan untuk seluruh aktivitasku. Negeri ini menamainya sebagai makanan pokok bangsanya.

Ada bongkah-bongkah rasa yang tak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata ketika aku tahu bahwa sekitar 60 ton perharinya terpasok beras untuk wilayah Jakarta dan Jawa Barat yang telah digiling bersamaan dengan kaporit. Alasan digunakannya kaporit adalah tiada lain dan tiada bukan untuk memutihkan, membersihkan beras hingga terlihat lebih cantik daripada aslinya.

Tuhan, aku pengen nangis ngguling-ngguling. Oknum itu Tuhan, telah melakukan pengkhianatan terhadap Sang Dewi Sri, kehidupan para petani yang dengan sabar menumbuhkan benih padi, menanamnya dengan penuh kasih, penuh perjuangan. Mengairi lahannya dengan cinta kemudian memupuknya dengan lembut. Menyianginya, merawatnya dari hama hingga kemudian tiba musim petik.

Tuhan, apa lagi yang tersisa bagiku dan bagi saudara-sudaraku yang berjuang mempertahankan hidup demi mencari Sang Dewi Sri jika apa yang kami makan itu malah dapat membahayakan hidup kami sendiri?
Apakah kami harus menanam sendiri Sang Dewi Sri? Hendak menguap kemana kepercayaan kami ini, Tuhan...?

Akhirnya, doa-doa ini mengalir deras dari bibirku, yang muncul dari lubuk hatiku yang paling bening dan tulus.

Semoga, apa yang kami makan tetap dapat menjadi berkat, tidak menghilangkan esensi dari rasa syukur atas rejeki yang sudah berbentuk nasi ini.
Amin.

Semoga rasa syukur ini dapat menjaga Sang Dewi Sri dan para petani yang telah bersusah payah tanpa mengenal letih. Amin.

Semoga rasa syukur ini dapat menetralkan dan mengalahkan penyakit yang mungkin akan terbawa oleh beras yang terlanjur kami makan. Amin.

Tuhan, aku mohon buatlah kami tetap lahap makan nasi dan berkata kepada anak cucu kami, "Habisin nasinya ya, kalo tidak, nanti Dewi Sri sedih dan nangis lho....."
Karena ragaku akan lemah jika sehari saja tidak bertemu nasi.

***

Untuk orang yang telah tega melakukan pengkhianatan ini. Tak ada doa bagimu. Meski selintas terbersit agar dibukakanNya pintu kesadaran bagimu, tapi aku yakin bahwa Tuhan akan lebih mengerti apa yang akan dilakukanNya padamu.

Kamis, 20 Oktober 2011

Keberadaan Paranormal Ilmu Putih

Terkadang, aku merasakan sesuatu yang aneh saat mendengar orang-orang menghakimi paranormal. Kebanyakan orang berpendapat bahwa meminta tolong kepada paranormal adalah perbuatan yang tidak terpuji.
Lalu pertanyaan yang timbul dalam benakku adalah bagaimana saat kita meminta tolong pada dokter, saat kita datang padanya? Sama saja kan? Intinya adalah meminta pertolongan. Lalu dimana letak ke-tidak terpujiannya saat meminta pertolongan kepada seorang paranormal? Bahkan banyak dari kita yang selalu bilang, “Tuh, ke dokter itu aja. Sembuh lho...” Jika ditilik lagi, siapakah yang menyembuhkan? Bukan dokter itu kan? Yang menyembuhkan adalah Tuhan, melalui dokter itu.

Saat kita sakit; rohani atau jasmani. Apakah cukup dengan berdoa saja? Tentu tidak. Berdoa adalah jalan untuk ‘merayu’ Tuhan untuk menyembuhkan penyakit kita. Apakah langsung bisa sembuh? Tentu tidak juga. Kita punya sesama, yang pastinya dipersiapkan Tuhan untuk menolong kita yang sakit.

Paranormal juga manusia. Ia manusia biasa yang diperkenankan Tuhan untuk membantu sesamanya. Makanya ia sangatlah jarang. Aku bilang jarang, karena paranormal yang sungguh-sungguh menolong itu sangat sedikit. Ciri-cirinya adalah ia akan menolak pemberian dari orang yang ditolongnya. Kemudian tidak menggunakan syarat-syarat apa pun dalam menolong sesamanya. Biasanya hanya cukup dengan air putih saja, sebagai media untuk menyampaikan doa-doa permohonannya.

Dunia ini terlalu banyak dimensinya. Menurutku, menjadi paranormal adalah panggilan hidupnya. Sama seperti kita menjalani panggilan hidup kita masing-masing. Ada yang jadi pedagang, pegawai kantoran, guru, cleaning service, dan lain-lain. Menyadari bahwa kehadiran paranormal bukan menjadi keinginannya. Mungkin jika ia harus memilih, ia akan memilih menjadi orang awam saja, yang tak diberi kelebihan, yang tidak menuai kontroversi. Tak jarang, daya linuwih itu telah ada sejak lahir, dan dia tak bisa menolak. Jika kita meremehkan orang-orang demikian. Sama dong artinya bahwa kita meremehkan daya yang sudah Tuhan berikan pada orang-orang pilihanNya. Segala ilmu pengetahuan telah Tuhan berikan kepada manusia. Asalkan manusia mampu mengupasnya, mampu mengkajinya. Demi kebahagiaan umat manusia itu sendiri. Ga usah kita terlalu antipati mendengar kata paranormal. Tuhan menciptakan dia pasti ada maksudnya. Kita hanya tak boleh menyembahnya. Mendewakannya. Bukankah Tuhan itu birokrat juga? Saat DIA ingin memberikan wahyuNya, DIA tak langsung memberikan ayat-ayatNya untuk manusia. Melainkan DIA memberikannya terlebih dahulu kepada malaikat untuk menyampaikannya kepada manusia, melalui Nabi. Demikian juga dalam hubungan kita denganNya. Selalu ada perantara dari Tuhan untuk menyelamatkan kita. Untuk membahagiakan kita. Di dalam haditsnya, Nabi juga pernah menganjurkan kepada para sahabatnya untuk meminta doa kepada seseorang yang sungguh menghormati dan membaktikan seluruh hidupnya kepada orang tuanya; yang disebut Manusia Langit.

Yuk, kita buka lebih lebar lagi jendelanya wawasan kita. Bahwa dunia ini terciptakan dengan berbagai bidang dan dimensinya, yang bahkan kita sendiri seringnya tidak bisa menjangkaunya dengan akal pikiran kita yang serba terbatas ini. Untuk sakit fisik, kita ke dokter. Untuk persantetan, masa iya kita pergi ke dokter juga?




* Tulisan ini ada, bukan berarti aku adalah seorang paranormal. Aku hanya sedang menempatkan diriku, seandainya aku menjadi seorang paranormal. Sedih banget pasti. Tulisan ini mungkin bisa mewakili perasaan paranormal putih, siapapun dia yang selalu tidak dianggap keberadaannya, demi gengsi kemodernan. Mengedepankan akal dan pikirannya, logika. Sehingga apapun diperlakukan dengan logika. Menutup mata bahwa di dunia ini, selain logika, tak ada lagi yang lainnya.

Rabu, 07 September 2011

Lalai

Entah harus bilang apa, saat Saiful Jamil, yang sedang berduka kehilangan isterinya, harus pula mendekam di Hotel Prodeo *eh, sekarang udah ga prodeo lagi ya...karena udah banyak punglinya* sebagai pesakitan, akibat kelalaiannya mengendarai hingga menghilangkan nyawa seseorang.

Saiful Jamil ga sendiri. Ada seorang suami asal Jember yang juga harus menjalani tahanan selama 5 tahun. Padahal, motornya yang ditabrak oleh mobil, sehingga menyebabkan isterinya terlempar dari motor, dan meninggal.

Pastinya kejadian seperti ini telah banyak dialami oleh sekian dari sekitar dua ratus dua puluh juta penduduk di Indonesia. Aku sebagai orang awam yang sama sekali ga ngerti hukum, cuma bisa bertanya-tanya. Kenapa koq hukum begitu erat kuat menempel untuk orang-orang yang sedang mengalami kedukaan yang paling sangat mendalam. Apakah kalo kecelakaan terjadi, harus semuanya meninggal? Jadi ga usah ada yang dimintai pertanggung jawaban kenapa sang driver membuat celaka orang lain di kendaraan yang dikemudikannya. Siapa juga yang mau mengalamai peristiwa nahas? Apalagi sampai membuat orang yang paling dikasihi di dunia ini pergi untuk selamanya? Toh, semua kalo dikaji juga ga sengaja.

Lagi lagi hanya kata ENTAHLAH yang keluar dari batinku dan terucap di bibirku.......

Senin, 11 Juli 2011

Pengkhayal; Imajiner dan Puisi

Aku pernah berdebat dengan seseorang yang bilang kalo orang yang suka nulis puisi itu adalah seorang pengkhayal, imajiner, seorang yang jiwanya selalu berada di antah barantah, seorang yang intinya adalah penuh dengan daya khayal, imagination, pengkhayal berat yang ga mau menghadapi realita hidup.

Jujur, aku sempat -sedikit- sewot denger penilaian seperti itu tentang seorang yang suka nulis puisi, karena aku emang penyuka berat dalam hal menulis puisi.
Kenapa aku agak sewot dengernya? Karena aku ga merasa diri menjadi pengkhayal yang cuma bisanya diem, nunggu wangsit untuk menghasilkan satu buah karya *yang meskipun cuma untuk dipublish di blog ini*

Aku, memang bukan seorang penyair. Aku juga ga akan memberikan referensi apa itu puisi dan quote dari para penyair terkenal, karena aku mau menjelaskan apa yang aku alami sendiri dengan 'menikahi' huruf-huruf. Aku suka menulis puisi karena aku suka menerjemahkan apa yang terjadi di sekitarku dengan rangkaian kata-kata yang semampuku dibuat indah. Diusahakan ada diksi, penyamar, dan garis tegas di sana tentunya dengan pembawaan natural yang aku punyai sendiri. Alias original, pure keluar dari hati dan pikiranku dalam menuangkannya.

Saat aku melihat daun jatuh melayang, dan ia hinggap di atas kakiku.
Aku menerjemahkannya sebagai kematian. Aku menceritakannya sebagai sebuah ketidak abadian di dunia ini. Sebuah kefanaan. Sebuah akhir. Maka, lahirlah untaian kata dari pikiranku yang diterjemahkan ke dalam huruf menjadi sebuah puisi berjudul Saat Daun Jatuh. Apakah ini yang disebut pengkhayal?

Justeru, kalo dilihat dari awal mula lahirnya sebuah puisi, aku sangat realistis dong. Karena, di sana aku mencoba memaparkan apa yang aku lihat dan rasa. Daun jatuh bukan cuma aku koq yang bisa ngeliat. Bintang-bintang yang berpendar cahayanya, langit biru yang indah mendayu, rembulan yang manja dan setia menunggu malam.
Kemudian saat merasakan cinta, kasih dari orang lain, rindu yang berkepanjangan. Saat merasakan indahnya mencinta, terpuruknya dilukai. Bukan aku saja kan yang bisa merasakan semua itu? Aku pikir, setiap manusia pernah merasakan apa yang aku tulis di atas, termasuk dia yang menghakimi aku bahwa aku seorang pengkhayal!
Memang, tidak selalu setiap suasana yang aku rasakan aku tulis. Artinya tidak selalu apa yang aku tulis itu sedang aku alami. Biasanya -lebih sering- aku menulis apa pun dengan mengalir.

Bukankah Tuhan juga Maha Indah, yang di dalamnya tersembunyi sastra yang paling puisi? Tengok dan perhatikanlah Kitab Suci - Kitab Suci yang menuliskanNya...

Senin, 04 Oktober 2010

hutang jilid 3 : sampai kiamat hutang akan tetap menjadi hutang

Dalam ajaran agama manapun juga, yang namanya hutang harus dan wajib untuk dibayar. Agama  mengajarkan bahwa yang namanya manusia tak boleh berhutang; bukan berarti manusia tidak boleh untuk ngutang. Tetapi, tidak boleh ngemplang, tidak boleh jeblug.

Niat baik untuk membayar hutang harus menjadi sebuah niat yang benar-benar kuat dan ikhlas, bahwa seharusnyalah kita tidak merugikan orang lain.Setidaknya, aku pernah mengalami hal ini, sehingga ada perasaan tertipu. Ada perasaan kapok untuk berbuat baik lagi; yaitu menolong sesama yang membutuhkan pertolongan.

Alih-alih membayarkan hutangnya, eh malah membeli sebuah mobil baru. Ga peduli mobil second atau first, tapi yang kuherankan adalah.... Mengapa tak segera membayarkan hutang yang sudah punya sebuah rentang waktu hampir satu tahun, sementara ia bisa membeli sebuah mobil? Padahal, jumlah hutangnyapun tak sebanding dengan harga mobil yang dibelinya. Meski buatku, nominal yang ada padanya tak kecil pula jumlahnya. Apa ia selingkuh kata dari pasangannya, sehingga ia merasa takut ketahuan jika ia telah berhutang? Aahhh... Betapa kasihannya jika memang itu terjadi padanya. Di depan pasangannya saja ia sungguh-sungguh tak berdaya dan tak punya kuasa untuk mengeluarkan suara bahkan keinginannya; berikut segala kesulitan yang tengah dihadapinya. Mmhhh...betapa menderitanya, karena di keluarga kecilnya saja ia tak bermanfaat bagi dirinya sendiri, dan hanya terkesan egois, dengan menampilkan sesuatu yang nampak harmonis di depan orang banyak. Hanya nampak ideal di depan mata orang banyak. Sementara dalemannya............ (Mohon diisi titik-titik di samping ini-red).

Kalo anak kecil dengan usia hampir setahun, pastilah ada lucu-lucunya. Kita merasa terhibur dengan kehadirannya. Rasa capek, letih dan lelah lahir batinpun seketika hilang saat senyum lucu dan tingkah polahnya ada di depan mata. Nah, kalo hutang...? Semakin lama ga dibayar, malah semakin gondok, bikin segala rencana jadi hancur. Ditagih malah merasa ga enak dan bahkan balik marah. Terus apa maunya...?

Aku tahu, dengan ngomong atau menulis apapun juga, dengan bahasa santunpun tak kan pernah digubris. Mungkin seperti sudah kehilangan hati nuraninya. Tapi setidaknya agar cukup tahu, bahwa hutang itu tak kan pernah kulupakan sampai kapanpun juga. Biarlah nominal itu kuserahkan padaNya, Sang Empunya Kehidupan ini. Sang Empunya Jagat Raya ini. Yang selalu menyejukkan hatiku, pada saat-saat muncul sifat-sifat manusiawiku.




* Embun pagiku... Terima kasih... Karena senyummu telah meluluhkan kembali hatiku yang beku karena berbagai beban di pundakku...:)

Minggu, 05 September 2010

sensi : saat hati menjadi ABG

Tahu ga sih, kalo aku itu suka kangen kamu, ampe rasanya kepalaku mau pecah...?

Tahu ga sih, kalo aku itu kadang suka konyol dan tiba-tiba mikirin kamu...?

Tahu ga sih, kalo aku itu suka panik hanya karena kamu lagi ke luar kota...?

Tahu ga sih, kalo aku suka nungguin pesen-pesen kamu ampe aku tertidur...?

Mmmhhh... Aku tahu, kamu ga suka sama orang yang cepet banget yang namanya sensi...

Mmmhhh... Sensi, jadi sesuatu yang buruk di matamu...

Tapi... Aku sekarang lagi sensi, ga tahu kenapa... Maafin aku kalo aku sempet ngeselin dan bikin kamu bete akhir-akhir ini...

Jadi, bukannya aku ga tahu, kalo kamu sebenernya ga suka sama satu suku kata itu dan dibalik satu suku kata itu...

Cuma, aku ga bisa ngehindari rasa sensi yang sekarang ini...

Biarin ya... Ini kali aku sensi... Tapi aku juga ga janji bakal ga sensi lagi, karena sensi ini pasti akan berulang terus, cuma waktunya aja yang aku ga tahu, bakal dateng kapan lagi (bukan ngarep lho hihihi...)

Kan biasanya juga aku selalu berusaha ngertiin kamu. Sekarang gantian ya, kamu yang berusaha ngertiin aku. Aku ga akan jealous koq. Sensiku cuma pengen lebih diperhatiin sama kamu...
Boleh ya... Aku minta ijin ni buat sensi...bentaaaarrr aja...hehehe...


*intermezo, mencoba menulis dengan gaya yang berbeda....hahaha

Rabu, 21 April 2010

ga ada tempat yang aman




ternyata, sejauh perjalananku...ga ada tempat yang membuatku nyaman dan aman...semuanya penuh kepalsuan dan gila kehormatan.
memang, ga ada yang salah jika dunia ini berlaku demikian, karena segala kemungkinan bisa saja terjadi.
hanya, entah kenapa, aku demikian ga siap untuk menerima segala kenyataan yang semula aku bayangkan indah dan membuatku bisa untuk beristirahat dari sekian waktuku. padahal, sebersit dari dalam diriku, entah apapun namanya, sempat memberitahukan hal yang buruk tentang semua ini. instink kali ya...

wasting time? ga juga...
ini semua terjadi di luar kehendakku....! mungkin ini merupakan awal dari pembelajaranku, mengapa aku harus bertemu dengan orang-orang unik seperti ini.
di lain sisi, dia sempat menjadi berkat bagiku dan sesamaku...tapi di lain sisinya lagi, dia bagaikan ga peduli dengan ucapannya sendiri....kalo dipikir, ngeri juga ya...jadi bertolak belakang, antara apa yang dia ucapkan dan apa yang dia perbuat. atau mungkin juga aku yang tolol ya...terlalu polos, nerima sesuatu yang asing, lantas mempercayainya sebagai sebuah blessing?
ternyata, dimanapun kita berada, sepertinya ga ada tempat yang bener-bener indah seperti kata orang-orang. atau mungkin juga, aku yang ga mampu menempatkan diriku di tengah gejolak yang berkepanjangan ini? tapi masa iya sih? apa kurangnya aku? aku udah sedemikian mengumpulkan stok pikiran yang positif, berharap sesuatu yang bernilai yang membuat orang lain nyaman dengan kehadiranku dan apa yang aku perbuat... tapi koq balesannya seperti ini ya..
bukannya aku berharap kembali atas sesuatu yang buatku sangat positif ini, dengan sebuah yang indah pula. tapi wajar juga dong kalo aku beroleh kembali apa yang menjadi hakku... aku ga minta apapun dari siapapun juga koq, terlebih darinya....salahkah aku? bohong kalo aku ga ngerasa sedih dengan semua ini. tapi, apakah air mata bisa membuatku lega? kayanya ga deh... mungkin air mataku lebih baek dipake buat nyiramin cinta aku aja...biar cintaku boleh tumbuh dengan subur dan bisa bermanfaat buat orang yang aku kasihi, yang peduli padaku juga...

mmmhhh... apapun yang terjadi, yang penting aku sudah membuat suatu hal yang bernilai buatnya. ga peduli ntarnya gimana...aku masih percaya koq, kalo hukum alam masih berlaku. makanya, aku serahin aja semuanya sama alam ini. yang setiap waktu bisa kuhirup udaranya dengan cuma-cuma, meski pada kenyataannya, ga ada satu hal yang terkecilpun, yang gratis di dunia ini.
aku akan hadapi semua ini, karena ga ada tempat buatku untuk sembunyi. lagian, kalopun ada tempat buat sembunyi, tetep deh.. ga akan aman....



bandungku, boleh ga aku bete barang sejenaakkk aja...

Jumat, 09 April 2010

ada apa dengan gayus??

mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi, manusia yang namanya gayus yang dikasih label manusia 28 milyar ini selalu terdengar. dengerin radio, baca koran nonton tv semua bercerita tentang gayus. diceritakan gayus yang seorang PNS pegawai pajak berumur 30 tahun golongan 3A mempunyai uang yang disimpen di rekening sebanyak 25 milyar. rumah yang ditempati minimal seharga 1,5 milyar dilengkapi dengan mobil mewah yang berjejer di garasi belum lagi apartemennya yang mewah, diceritakan juga, kalo istrinya yang kerja di sekretariatan dewan sering gonta ganti mobil, yang tentunya mewah juga......

seribu satu pertanyaan muncul, kok bisa seorang gayus yang secara PNS hanya golongan 3a, yang baru kemarin sore jadi pegawai pajak bisa punya duit melebihi pak sby????????
mulai orang pinter dari universitas terkenal, pengamat ekonomi hebat, politikus, pejabat senior, wartawan semua memandang aneh, dan menganggap gayus tidak masuk akal....kalo tidak bisa disebut ruarr biasa...

semua kompak menyebut gayus tidak masuk akal, gayus tidak lumrah,gayus tidak bisa diterima akal sehat...kok bisa punya duit segitu banyaknya?????mereka mulai berhitung...kalo pendapatan gayus hanya 12 jutaan, kok bisa dalam waktu sekejap punya tabungan milyaran????darimana uang itu????bagaimana bisa terkumpul sebegitu banyaknya????dan masih banyak lagi pertanyaan yang lainyaaaaaa.......(bang roma mode on)

seakan tergambar bahwa seorang gayus adalah manusia aneh, bukan manusia jenis kebanyakan, bukan manusia orang indonesia yang kudu sudah payah bin menderita baru bisa dapat duit banyak ( itu juga kalo lg untung, kalo enggak ya tetep aja nggak punya apa2..) kayak cerita pengusaha sukses yang mulai usaha dari nol,tanpa modal, kehujanan, menyusuri pasar..(iklan rokok banget nih...), atau mau sukses kudu kehilangan motor kesayangan dulu......(iklan rokok lage bos...). kita diajak berfikir logis, bahwa kesuksesan, uang banyak kudu didapet dengan sudah payah, kerja keras dan penderitaan. enggak ada kekayaan dan kesuksesan yang didapat dengan jalan selain itu. titik.

kita dijejali dengan logika yang menurut manusia indonesia adalah benar seperti itu. ya, seperti itu,dan kudu di ulang terus menerus, bahkan cenderung berkata bahwa selain itu salah.

tidak ada satupun alasan dan logika yang membenarkan gayus dapat memperoleh kekayaan itu. dengan kondisi gayus yang sekarang ini.

tetapi......apakah kita lupa..bahwa kita juga tidak selalu menggunakan logika kebenaran?
mulai dari kecil, sebut saja mulai sma, kita mulai menggunakan logika yang tidak normal.
mari kita bertanya......yuk......
jika kita telah belajar, apa sih yang digunakan untuk mengetahui bahwa kita telah mengetahui atau belum dari apa yang kita pelajari???logika kita bilang, ya test..ya di uji..tetapi kita mengingkari logika itu. maunya kita ya, pokoknya anggap aja udah ngerti kalo udah proses belajar selama 3 tahun. pake ukuran apa untuk dianggap ngerti?ya pake aja ukuran sendiri2...kalo diukur semua sama...enggak fair dunk, nah..itulah logika yang maunya kita pake.

lebih parah lagi..apa yang dilakukan siswa dan guru untuk menghadapi ujian.????
logikanya, jika ingin bisa ya belajar, tapi kita enggak pake itu logika....
jika ingin lulus ujian, guru dan siswa melakukan ritual-ritual tertentu..ada yang di sebut doa bersama,istighotsah,dzikir bareng bahkan ziarah ke makam leluhur dan kiai. hal ini hanya terjadi di indonesia. logika bahwa untuk bisa lulus ujian tidak dengan mempelajari apa yang akan diujikan tetapi dengan ritual dan doa, hanya logika orang indonesia yang bisa menerima. bahkan alat tulis juga ikut di doakan.....

Apakah salah dengan doa.....TIDAK..

kita sangat percaya dengan doa, kita manusia indonesia belajar untuk tidak menggunakan logika 100% dan ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup kita....(....ups....heheheh). kekuatan doa menjadi senjata pamungkas yang ampuh dalam menghadapi persoalan apapun. artinya, kita percaya bahwa untuk lulus ujian tidak hanya belajar menjadi satu-satunya jalan. jika doa kita dikabulkan, enggak pernah baca buku juga dapat nilai 10. bener nggak bro?

tetapi..sekali lagi tetapi....kenapa itu tidak terjadi pada seorang gayus???kenapa kita menghukum gayus yang punya duit segunung hanya gara-gara dia seorang PNS golongan 3A? apakah tidak boleh seorang PNS golongan 3A punya duit banyak? apakah hanya manusia sekelas menteri yang layak punya uang banyak?apakah hanya pengusaha bermata sipit yang layak punya tabungan bernilai milyaran???

sama seperti logika guru dan siswa-siswa sma tadi, meskipun enggak belajar, kalo doa dan ritualnya dikabulkan, bisa dapet nilai 10 kan..gayus juga begitu, meski hanya bergaji 12jutaan, tapi mungkin dia rajin berdoa, sehingga diberi uang banyak..bisa kan???????

jadi....siapa yang enggak masuk akal???? seorang gayus???masyarakat kita..atau hanya aku saja yang enggak punya logika????

entahlah.......

.....nyampah disini..biar nt dibersihin ama yang berwajib..hehehe