Sudah lama sekali aku mempertanyakan hal ini : Mengapa warung selalu menolak para pembelinya jika hendak membeli terasi, garam, silet (pilih salah satu), saat mulai maghrib tiba?
Entahlah, apa alasannya sehingga warung (aku ga tau, apakah setiap warung memberlakukan hal itu atau tidak), yang pasti, warung kecilku memberlakukan hal itu :D
Selalu bilang ga ada, jika pada waktu maghrib atau malem ada yang mau beli terasi atau garam, atau silet.
Mmhhh... Berasa lucu juga, menjalankan tapi ga tau alesannya. Tapi, aku pernah denger dari orang tua dulu secara turun menurun, katanya PAMALI kalo warung menyediakan atau menjual ketiga barang tersebut pada waktu malem (dimulai dari maghrib). Begitu juga pembelinya. PAMALI jika pada saat-saat maghrib membeli salah satu dari barang-barang itu. Tau sendiri kan, kalo orang tua jaman dulu melarang, hampir seratus persen ga ngasih alesannya kenapa. Seperti misalnya lagi ni, aku juga pernah mendengar bahwa wanita yang sedang haid, ga boleh keramas. Terus lagi misalnya pada wanita yang sedang hamil, banyak sekali larangannya.
Mitos itu dilakukan demi kebaikan kita semua. Itu, yang selalu dikatakan para orang tua. Tradisional. Konvensional. Tapi selama itu tidak melanggar agama, merugikan orang lain dan diri sendiri, aku pikir tak ada salahnya jika dituruti. Meski sampai saat ini aku masih mempertanyakannya, apa kabar dengan toserba yang tetep menjual terasi, garam, dan silet di waktu malam, ketimbang beli di warung yang selalu bilang ga ada jika ada pembeli yang membutuhkan terasi, garam, atau silet di malam hari? Mungkin kalo toserba mah beda lagi kali ya... :D
*Menurutku, hal ini merupakan salah satu kearifan lokal yang sebaiknya tetap dijaga sampai nanti. Biarlah ia tetap menjadi misteri tersendiri, yang memang merupakan bagian dari kehidupan ini... Meski jujur ya, aku masih ingin mengetahui alesannya :D