Thanks for this day.. May God bless us everyone and everywhere..
Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 30 Maret 2012

Rakyat VS Rakyat

Mendengar dan melihat berita akhir-akhir ini aku jadi GALAU. Koq bisa ya, rakyat kita yang katanya adem dan cinta damai, murah senyum penuh keramahan itu tiba-tiba jadi beringas. 
Aku ga tega ngeliat mahasiswa disiksa, dikeroyok sama aparat mereka. Mengerikan, dan aku cuma bisa bilang PRIHATIN. Asli, aku sedih banget. rakyat melawan rakyat. Apakah jadinya? Kalo aku jadi pemimpinnya, apakah sudah cukup cuma bilang prihatin? Aku aja sedih, apalagi pemimpin (harusnya).... bisa memutuskan hal-hal terbaik bagi anak-anaknya. Siapa coba yang awalnya pengen jadi pemimpin di negeri ini, selain dirinya sendiri dan elemen politik?

Coba para koruptor bisa didemo ya. Biar mereka bisa ngembaliin duit-duitnya rakyat. Biar harga BBM tetep stabil, ga keimbas sama harga minyak dunia. 

Coba para ahli di Indonesia ini dihargai. Pasti banyak putera bangsa yang bisa mengolah minyak mentah yang konon melimpah ruah di Bumi Nusantara ini. Mereka pasti akan tetep tinggal dan berkarya di negerinya yang sangat dicintainya itu, daripada harus hidup dan mengais rejeki di negeri orang yang lebih menghargainya.

Duh, jika mental bangsa ini cakep-cakep, pasti ga ada koruptor. Pasti ga ada koruptor. Pasti para ahli bisa lebih dihargai lagi, setara dengan di negeri orang. Pastinya, para pejuang bangsa melalui olah raga juga bisa lebih hidup layak.

Duh... Duh... Duh...

Kamis, 29 Maret 2012

Bersiap untuk Terlupakan

Tak pernah aku bayangkan, jika aku mempunyai sahabat yang sungguh sangat menghargai dan menyayangi aku tanpa melihat ras dan strata sosial. Aku juga sungguh bangga telah mengenal dia dan memilikinya sebagai sahabat. Bagaimana tidak? Dia yang setiap detik berhadapan dengan kemewahan, tetapi mau bersahabat dengan seorang sederhana sepertiku.

Hari demi hari telah melewatkan aku dan dia pada sebuah perjalanan yang sukar sekali dilupakan. Buatku, ia seorang sahabat yang mengesankan. Tak ada cacat cela menghampirinya. Dia selalu mengajari aku untuk tetap mempunyai pikiran yang positif dalam setiap kejadian, apalagi jika aku sudah demikian memperlihatkan sikap keminderanku di hadapannya. Jika sudah begini, ia dengan susah payah akan memberikan pemahaman dan pengertian yang akhirnya bisa membuatku untuk mengalah dengan meminta maaf kepadanya.

Malam itu pukul sembilan malam, ia bercerita tentang kekasihnya. Setelah sekian lama ia menghilang dariku. Ia menghubungi dengan suara kepedihan yang mendalam, bahwa ternyata kesetiaan itu susah didapat. Ia telah disakiti oleh kekasihnya. Di sinilah aku mulai merasa bahwa aku memiliki arti buatnya. Aku selalu menghiburnya dengan kasih yang aku punya. Mengerti dan memakluminya dengan ketulusan yang aku punya. Aku berdoa untuk kebahagiaan dan kesuksesannya, seperti saat ia lulus dari pasca sarjana dengan predikat summa cum laude.  Aku sungguh terharu karena doaku untuknya telah terkabul. Tak terasa air mataku menitik perlahan, saat aku melihat ia mengenakan toga kebesarannya.

Kembali ia menghilang. Bisa dipastikan, bahwa ia sudah kembali berbahagia dengan kehidupan yang dijalaninya. Hingga ia kembali datang dengan membawa kepedihannya, aku kembali melakukan apa yang telah kulakukan kepadanya. Menghiburnya dan memulihkannya dengan ketulusanku. Berulang kali ia melakukan ini kepadaku. Datang dan pergi.

Kesabaran, ketulusan, dan doaku tak pernah berhenti buatnya. Sampai kapan pun! Sebab, ia telah membuatku cukup memiliki arti, setidaknya aku telah menyadarinya sampai detik ini bahwa inilah kekuatanku. Darinya aku telah belajar tentang makna kesabaran dan ketulusan. Dan itu, akan terus berakar di dalam hatiku, hingga aku tak merasakan kecewa dan kesakitan saat aku terlupakan.

Terima kasih atas pembelajaranmu, sahabat. Walau kini telah lama berlalu, namun tak akan pernah aku lupakan, meski kau sekarang telah melupakanku. Demi ketulusanku, aku tak ingin kau ingat. Aku hanya ingin bahwa kau tak kan pernah melupakan Tuhan Sang Pencipta alam semesta raya ini.



Rabu, 28 Maret 2012

Monolog : Kebutuhan atau Keinginan

Dalam banyak kasus, aku beneran ga bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Manusia yang bernama perempuan; khususnya aku *entah kalo perempuan lain, aku belum melakukan riset :D, selalu saja ga bisa menahan mata jika melihat tas atau selop, dan kadang sepatu kerja. Ga cukup punya satu. Padahal, pemakaiannya pun ga bisa dibarengin kan? Masa bawa tas kerja dua, dan pakai sepatu juga dua pasang sekaligus. Ini yang dinamakan keinginan. Selalu berbenturan dengan kebutuhan. Sebenernya ga butuh, tapi suara hati tentang kebutuhan langsung raib, dan aku langsung kepikiran untuk membeli tas atau selop atau sepatu yang aku anggap cantik itu.

Sekarang, hape ku sudah mulai ga bisa diajak kompromi. Dalam sehari, ia harus di hard restart berulang-ulang. Komunikasi lumayan agak terganggu, khususnya kalo aku pengen ngeblog lewat hape, dan sekalian berkunjung ke temen-temen blogku, meski dengan tanpa meninggalkan komentar. 

Aku sedang berpikir bahwa kebutuhanku akan hapeku yang sudah rusak ini apakah memang relevan dengan kebutuhanku? Aku takut, ini hanya keinginanku semata. Namun, ada satu bisnis kecilku yang mungkin agak terhambat jika aku tak memiliki hape jenis yang satu ini.  Jika aku membeli hape yang sesuai dengan keinginanku, selain dia masih mahal, aku masih saja ragu. Apakah aku memang membutuhkannya??? Memang sih, jika aku memiliki benda ini, aku berencana akan memaksimalkannya, mengembangkan bisnisku. Tapi tetep aja, aku masih ragu dengan keinginanku sendiri.

Kemudian aku pergi ke Mega Cell yang terletak di Jl. Pajajaran. Kabarnya, ia merupakan pusat penjualan merek hape yang aku inginkan terbesar di Asia Tenggara. Mmhhh... Kata penjaga tokonya, meskipun belum Grand Opening, tapi transaksi udah bisa dilakukan. Tapi masalahnya, apakah toko itu bisa menerima pembayaran menggunakan kartu debit? Tanya-tanya, tapi ga ada hasil memuaskan. Akhirnya pembelian ditunda. 

Seminggu kemudian, aku pergi ke toko yang sama; Mega Cell. Uang cash udah aku bawa. Tetapi, hape yang aku incer itu kosong! Mmmhhh... Ini tanda-tanda, pikirku. Tanda-tanda bahwa aku harus berpikir lebih pasti lagi dengan keinginanku membeli hape baru.
Aku juga menyempatkan untuk pergi ke gerai-gerai lain mencari hape cita-citaku. Tetep kosong! Gerai demi gerai yang aku tanyai, tidak memiliki hape yang aku inginkan itu.

Ini, bukti bahwa aku harus tetap bertahan dengan hape jadul jebot itu. Namun aku tetap bersyukur bahwa aku pernah memiliki hape itu, hadiah dari seseorang saudaraku. Terima kasih Ko... :D Tapi gara-gara dirimu, aku jadi kena imbasnya ni. Aku jadi addicted sama benda yang telah kau perkenalkan 3 tahun yang lalu.

TORCH 2 Putih, aku tak pernah tahu apakah kamu bakal kumiliki atau tidak. Satu yang pasti, aku sekarang sudah menunda untuk memilikimu. 3 tahun menabung, akankah aku buang dalam waktu sekejap???
Aku tanyakan pada embun pagiku, ia pun tak tahu. Ia tak pernah mengenal hape yang pernah kumiliki ini. Ah, mungkin ia memang tak tertarik memilikinya. Ia tetap bening dan teguh dengan kesejukannya.

Kamis, 22 Maret 2012

Bias yang Menjadi Pekat

Selubungmu perlahan terkuak
Biasmu yang pucat pasi perlahan berubah menjadi pekat
Sekarang, apa kabarmu?
Apa kabar sejatimu....?

Kau telah mengupas inti batinmu!
Terekam dalam guratan nadiku
Mengalir hingga batang ranting pikiranku
Kau sendirilah yang membuat pekat itu

Maaf, jika aku tak mengenalimu lagi
Sebab bagiku, kau; satu bias yang berubah menjadi pekat

Rabu, 21 Maret 2012

Tentang Kebebasan

Kebebasan.... 
Sebebas-bebasnya kehidupan ini, ia akan tetap tunduk pada matahari; sang terang sekaligus pemberi kegelapan. Sang Waktu yang Maha Sakti itu akan mengubah dengan keputusannya sendiri pada manusia, pada bumi, pada alam semesta raya.

Kebebasan....
Satu bagian dari cinta. Cinta yang terwujud dalam bentuk karya, pikiran, sikap, dan tutur kata. Kau bisa melakukan apa pun atas nama kebebasan. Namun, kebebasan yang kau pilih akan menentukan kualitas diri. Kebebasan bukan terletak pada jaga image atau sebangsanya. Bebas yang bertanggung jawab. Tak melukai orang lain maupun diri sendiri, tak membuat orang lain menjadi risih, juga tak pernah membuat orang lain menjadi bukan dirinya sendiri, terlebih memaksa orang lain untuk menuruti apa saja kehendaknya tanpa tepo seliro.

Kebebasan....
Mutlak milik kita, namun ia juga serupa bumerang, jika melaksanakan kebebasan tanpa bertanggung jawab. 

Senin, 19 Maret 2012

Tentang Poligami

Melihat kenyataan AA Gym, kembali rujuk dengan isteri pertamanya yang terdahulu, sehingga dengan demikian posisi Teh Rini digantikan oleh Teh Ninih.

Tak ada yang salah dengan poligami. Tak ada yang harus diperdebatkan. Semua yang terjadi di atas muka bumi ini telah terikat dengan simpul-simpul cantik dengan keteraturan yang alamiah. Jika Sang Junjungan pada masanya sudah menjalani poligami, berarti memang ada maksud-maksud tertentu dibalik itu semua.

Tidak semua lelaki bisa berpoligami. Poligami sama seperti bagian dari kehidupan lainnya, yakni panggilan. Akan halnya jika seorang ayah berpoligami, maka belum tentu anaknya juga bisa berpoligami, atau kelak misalnya jika sang anak perempuan, maka menantunya bakalan berpoligami. Itu semua belum tentu.

Mengutip kata-kata leluhurku yang pernah aku dengar, bahwa lelaki yang berpoligami biasanya terjadi pada  orang-orang yang memiliki kemampuan khusus atau kemampuannya dalam olah batin. Salah satu contoh, misalnya ia seorang paranormal. 
Jika, seorang lelaki yang dingin dan tidak mata keranjang, tetapi ia ternyata bisa beristeri dua, maka itu sudah menjadi jalannya. Lain halnya jika seorang lelaki  mata keranjang dan selalu berfoya-foya tentang perempuan, ya itu sudah tidak aneh lagi jika ia beristeri lebih dari satu orang. So, inilah pembeda untuk lelaki yang memang benar-benar ada 'bakat alami' poligami demi apapun alasannya, ataukah ia hanya untuk 'melecehkan' kaum wanita.

Tulisan ini tidak untuk mendorong para lelaki, khususnya bagi yang membaca tulisanku ini untuk berpoligami. Tetapi pada hakekatnya tentang hidup dan kehidupan ini sesungguhnya sudah terjalin dan teratur dengan alami. Aku hanya mencoba menguraikan apa yang ada di dalam pikiranku tentang poligami, tentunya menurut pendapatku berdasarkan dari apa yang pernah aku dengar. Sementara, tentang bagaimana kompleksnya hubungan berpoligami, aku tidak cukup mengerti. Sama seperti lelaki yang 'harus' berpoligami, bagi perempuan yang 'harus' dipoligami juga sepertinya sudah dibentuk oleh alam dengan sedemikian rupa sehingga ia bisa menghadapinya dengan senyum, tulus ikhlas, tabah, sabar, dan tawakal, bisa mengesampingkan egonya demi 'berbagi' itu sendiri. Kalo aku yang mengalaminya sendiri, yang ada, mungkin hanya sakit hati.... Meski, tetap harus terbuka dengan segala kemungkinan.... Hu hu hu....

Jumat, 16 Maret 2012

Kupu-kupu merah dan biru

Lapang hati, penuh duka
Burung prenjak melintas perlahan
Ia seolah hendak menikmati langit biru dan menyelusup ke awan putih itu

Lapang hati, penuh suka
Ketika kupu-kupu merah dan biru hinggap di lengan kananku
Ia seolah hendak mewartakan penantian rindu ini

Lapang hati, seluas alam raya
Ia sanggup menampung segala rasa dan peristiwa pada setiap bejananya
Tak akan sirna ditelan hari demi hari
Dan, kepadanya gelap dan terang ia tersembunyi...

Rabu, 14 Maret 2012

Aku Tetap Sayang Kamu Hingga Waktu yang Tak Bisa Ditentukan

Dear Anakku,

Rasanya tak berlebihan jika aku memanggilmu dengan sebutan 'anakku'. Toh, jika nanti kau menikah dan punya anak, tak urung juga, aku akhirnya dipanggil Eyang oleh anakmu.
Setelah kejadian itu. Adakah ini dinamakan pengorbanan bagimu? Untuk sekadar menggeserkan sedikit saja badanmu. Beranjak tak perlu jauh dari tempat itu demi orang yang mencintaimu, kau sungguh tak bisa? Aku tantemu sendiri. Baiklah. Jika ini dinamakan pengorbanan menurut kata hatimu, lantas bagaimanakah sikapmu terhadap orang yang baru kau kenal selintas saja, terhadap orang yang membencimu, terhadap orang yang kau benci (jika ada), bahkan orang yang tak mengenalmu, yang kebetulan harus berurusan denganmu?

Anakku,
Mengertikah kau bahwa hidup di dunia ini tak sendirian? Banyak teman yang harus kau pedulikan. Banyak yang membutuhkan perhatianmu dimana pun dan siapa pun itu!

Aku mencintaimu. Aku ingin kau sempurna, setidaknya sesempurna titik-titik air yang jatuh ke bumi. Perlakukanlah orang lain dengan sikap sederhanamu. Sederhana saja. Sangat sederhana! Jangan kau pikir tiap orang akan sama keadaannya dari hari ke hari. Jagalah itu sebagai bentuk perhatianmu. Jika kau menghadapi seseorang yang sangat tahan banting hari ini, maka tak selamanya jiwanya akan tahan banting seperti bayanganmu. Suatu saat jiwanya akan rapuh juga. Kau tak kan pernah tahu, kapan jiwanya rapuh. Nah, itulah yang harus kau jaga, Nak...

Anakku,
Jangan kau biarkan dirimu melukai mereka. Melukai dia, terlebih orang yang telah memikirkanmu dan berjuang bagimu. Jangan kata orang tuamu. Orang lain yang telah dengan susah payah berbagi untukmu, kau sudah sepatutnya menghormatinya. Balik mencintainya. Itu bukan kehendakku, bukan pula kehendak orang tuamu untuk mendapatkan sedikit saja penghormatan darimu. Itu sudah menjadi kodrat alam. Bukankah kedua orang tuamu dan juga aku, sudah mengajarkannya padamu? Ah, jangan dulu muluk-muluk. Orang tulus yang menghadapimu ini tak butuh sanjungan, tak butuh timbal balik. Hanya sikap yang luwes bersahaja dan sederhana. Sesederhana kau menggeserkan pantatmu saat kau berada di angkutan umum demi penumpang lain yang baru masuk.

Anakku,
Mungkin surat ini akan membuatmu galau bahkan sedih, atau kau hendak marah padaku? Tulisanku ini memang lugas dan terkesan menyakitkan. Kau sudah beranjak dewasa. Namun, kau tak boleh seperti ini terus. Sebentar lagi, duniamu akan berubah. Kau akan bergaul dengan dunia yang penuh dengan cabik-cabik luka. Kau harus tetap kuat. Aku percaya, setelah permintaan maafmu semalam kepadaku, aku anggap kau sudah mengerti tentang kesalahanmu, dan kau telah menyadarinya sehingga kau tidak akan mengulanginya lagi di lain waktu. Aku percaya, bahwa kau akan tetap membuka pikiranmu tentang pelajaran ini.


Tulisan ini diikutkan pada GIVEAWAY Aku Sayang Saudaraku yang diselenggarakan oleh Susindra.



Sibuk Ambe Urusane Dhewe-dhewe

Aku saiki pengen curhat. Tapi koq aku pengen nganggo Basa Jawa yo; iso Basa Jawa Tengah, iso Basa Jawa Barat. Wis, pokoke sakarepku wae yo. Hehehe.... Embuh iki, koq tetumbenan aku pengen nulis koyo ngene. Ben yo, sekali-sekali wae koq. Ora bakal sering-sering. Tenan :D

Ngene. Aku agek nyadar, koq kahanane wong-wong awake dhewe koq dadi podho ora nggenah ya. Ono sing sibuk dadi pendukung sepak bola, nganti bandhem-bandheman koyo ngono. Durung maneh ono sing nantangi ben digantung. Ono sing sibuk arep bagi-bagi be el te, sautoro be be em soyo munggah regane. Koyo ora ono alesan seje; rego minyak dunyo munggah, terus ora ono maneh solusi liane kecuali regane melu diunggahke. Ono maneh sing sibuk nyolong dhite embuh sopo. Akeh banget ketoke nek sing sibuk neng bidang iki. Ono maneh sing sibuk nyalonke dadi pemimpin daerah. Ono maneh sing sibuk dolanan narkoba. Ora tanggung-tanggung. Sing jarene aparat negara yo sibuk neng dunyo koyo ngono; lanang wedok podho wae. Lah kepiye nek wis koyo ngene iki, coba? Aku ngantek sedih, terus dadi luwe. Hah, ora nyambung yo.... Durung maneh kedadian liane sing akeh banget nek ditulis neng kene.

Terus sing mesake ki sing arep mbunuh awake dhewe. Lha koq malah ndilalahe ki tetep urip, tapi wis ora duwe sikil, mergo loro-lorone sikil sing duwe ketabrak mobil pas tibo landing seko terjun bebas. Wingi banget, ono pemuda sing markirke motore neng cedhak jembatan layang. E, lha koq langsung terjun soko kono, mbuh, nibani kendaraan sing neng ngisore jembatan kuwi opo ora. Aku tekan saiki isih ora iso mikir, ngopo yo koq bunuh diri saiki soyo ngetrend. Kayane ki wis dijamin mlebu suargo loka nek iso tegel ngilangke nyawane dhewe. Jiiiaannn.... Heran tenan aku...
Kahanane awake dhewe ora iso dianggep remeh temeh lho. Koq iso yo bongso iki ngalami ora mung musim paceklik. Tapi musim tabrakan. Ngalami musim kesurupan. Ngalami musim bunuh diri. Weee lah.... Yake setan-setan saiki podho sakti yo. Bener-bener iso apik lan rapi njalanke tugase, ngejaki wong-wong ben egois, ben kacau.

Sepanjang pengamatanku *halaaahhhh pengamat kedaden hihihi* kabeh sing wis tak sebut kuwi mau ki mergo sing neng dhuwur ki ora patek peduli marang wong-wonge. Kabeh podho sibuk ambe urusane dhewe-dhewe. Ming mikir kepentingane dhewe. Sing penting ki seneng awake dhewe. Ah embuhlah. Aku saiki yo lagi mikir ongkos angkot nek mengko dadi munggah. Moga-moga ora ono sing bunuh diri mergo kenaikan iki. Utowo, malah akeh yo mengko? Mrinding tenan mbayangke kuwi.

Wis ah, curhate cekap semanten kemawon. Senajan basaku pating pecotot, terus bahasan-ne wis ra mutu sisan, tapi sing penting aku wis usaha dening tulisanku iki ben ora lali ambe basa leluhurku.  *Dadi kelingan Panjebar Semangat :D
Wis yo, tak tutup ambe sirah ngelu, godek-godek ra jelas. Mata kunang-kunang, weteng soyo luwe, mata ngantuk. Piye karepe wis ra nggenah. Hihi.. Ra popo yo, sing penting ki tetep waras, sehat lahir batine....

Duh Gusti..... Paringono sabar, tawakal, kuat iman.


Mohon maaf yang setulusnya, bagi pembaca yang kebetulan baca postingan ini, dan tidak mengerti isinya, soalnya aku tidak menyediakan terjemahannya. Hehehe... Keep on your nice smile yaaa... :D

Senin, 12 Maret 2012

Damai




Aku menatap langit kala pagi belum menyembul. Bahkan sinarnya yang gilang gemilang itu masih jauh dari langit yang memayungiku. Mataku tak pernah lepas dari wajah rembulan itu. Sudah tidak utuh lagi, seperti hari kemarin namun ia masih saja menawan segenap inderaku. Angin menambah riasan rasa di pagi terang ini.

Satu kata : Damai.

Alam telah menyediakan begitu banyak fitur bagiku, bagimu, baginya, dan bagi mereka. Untuk apa cemburu dan iri pada satu sama lainnya?

Lantas, aku ingin berdamai dengan hatiku, sedamai pagi buta ini. Ditingkahi semerbak bunga kemuning dan kenanga. Cempakaku belum lagi berbunga. 
Damailah, wahai hatiku.... Bentuklah oase bagi ragaku. Aku ingin tegar, setegar siluet pegunungan itu.... Alirilah masa laluku dengan bening rindunya. Aku ingin memaknai damai yang sesungguhnya. Memaafkan dan dimaafkan oleh masa lalu. Lantas move on demi masa depan. Ternyata tak semudah dibayangkan. Untukmu yang sedang berjuang untuk move on, memang harus terus tetap berjuang. Bisa-bisa perjuanganmu panjang melebihi perkiraanmu. Jatuh bangun, bangun jatuh dan bangun lagi. Sepertinya, hanya doa-doa yang layak menemani perjuanganmu.

Jumat, 09 Maret 2012

Nguping Angkot

Di suatu sore, sekitar dua minggu lalu..... Di sebuah angkot menuju perjalanan pulang dari kantor. Aku beneran lupa hari apa waktu itu. Tapi yang jelas, suasana alam Parahyangan sungguh mendung, dan langitnya mulai menurunkan titik-titik airnya. Suasana angkot lengang. Waktu naek angkot itu hanya ada satu di samping Pak Sopir *bukan Pak Kusir, ya...* seorang lelaki. di pinggir kananku ada dua orang perempuan, dan satu perempuan lagi ada di sebelah kiriku. Jadi, total jumlah penumpang waktu itu ada lima orang termasuk aku, dan satu sopir *masa sopir dua* 
Waktu aku duduk, perempuan yang sebelah kiriku itu sedang menelepon dalam Sunda. Jika diterjemahkan, isinya kira-kira begini :

"Kasihan si Mami. Setelah anaknya ditembak karena ngegarong, dia merasa sedih terus. Padahal, kalo dibilang dia nyuri motor, di rumahnya itu ga ada motor satu pun. Hukum di Indonesia ini bener-bener ga adil. Para koruptor yang maling bermiliar-miliar rupiah saja dihukum cuma lima tahun penjara. Nah, ini, maling motor ditembak sampe mati. Dia diurus sama pihak rumah sakit, dimandiinnya juga di rumah sakit. Darahnya masih ngalir dari hidung dan kaki. (mungkin karena luka tembak). Suatu hari, si Mami nyuruh si Ema dan Nining buat ke makam untuk menyiram kuburannya dengan air beras (ga tau kenapa harus air beras). Mereka tiba-tiba disamperin sama penjaga kuburan. Dia bilang bahwa orang yang dikunjunginya itu selalu nyamperin penjaga kuburan. Harus disempurnakan, teh. Begitu dia bilang. Kan sudah disempurnakan sama Kyai.............(aku lupa namanya). Terus yang kasihan itu anaknya. Dia bilang kalo ayahnya belum meninggal. Nih, ada koq, waktu malem juga ayah tidur di tengah. Ada aku, ayah, trus mama. Katanya ni, tiap malem juga suka terdengar langkah-langkah yang masuk ke rumah. Ngetuk-ngetuk jendela rumahnya pula. Bener-bener kasihan si Mami teh..."

Nah, loh! Aku agak ngeri dengernya. Ga sengaja aku sudah mendengarkan sebuah cerita yang menyeramkan. Nguping angkot, yang saat itu, suasananya juga cukup mendukung; mencekam. Sampai aku turun, baru sebentar saja ia menyelesaikan pembicaraannya sama orang yang di seberang sana. 
Ah, semoga saja arwah orang itu bisa tenang sekarang. Ga muncul lagi ke rumahnya dan tidur bersama anak dan isterinya lagi. Cerita tentang kepedihan luar biasa yang dialami oleh seorang ibu, meski anaknya jauh dari harapan. Cerita tentang satu sisi hukum yang ada di Indonesia. Doa-doanya selalu mengalir untuk anak yang telah dilahirkannya. Telah aku dengar dengan tidak sengaja........

Senin, 05 Maret 2012

Mencintaimu Adalah Pesan

Biarkan jantung ini berdegup dengan sensasinya sendiri
Ketika hujan membawa berita tentang kedatanganmu
Ketika satu derita meredup terganti oleh pelangi

Biarkan jantungmu berdegup
Ketika senyum ini hampir memanahmu
Mencengkeram kelabilanmu

Mencintaimu adalah pesan
Terucap dari bibirnya yang merah menantang matahari
Di balik rerumpunan bambu; aku, dia, dan kamu berdiri

Mencintaimu adalah pesan
Adalah wasiat dari cinta itu sendiri
Untuk senantiasa mencintaimu; memperlengkapkan segala rongga ketidaksempurnaanmu



Mencintai segenap malam dan pagimu, sore dan subuhmu, remang dan terik siangmu.......

Jumat, 02 Maret 2012

Tentang Doa

Di dalam hidup, pastinya kita pernah minta didoakan oleh teman-teman kita. Oleh keluarga, dan oleh tetua agama kita. Sangat tidak mungkin, jika kita belum pernah meminta bantuan doa dari mereka. Minimal, satu kali dalam usia tertentu, kita pernah memintanya.

Meminta bantuan doa, tidak berarti kita tidak bisa berdoa sendiri. Ada beberapa yang berpendapat, bahwa berdoa sendiri tanpa bantuan orang lain juga bisa, ngapain minta bantuan orang lain supaya mendoakan kita.
Emang bisa, bahkan sangat bisa. Tetapi dukungan doa dari orang-orang terdekat, teman dan siapapun yang bisa kita minta bantuannya, menurutku sungguh-sangat penting. Kenapa penting? Di bawah ini, aku tulis beberapa ciri yang dapat dirasakan saat kita mendapatkan dukungan doa.

Ciri-cirinya bila orang lain ikut mendoakan kita adalah perasaan damai yang LEBIH daripada biasanya. Menghadapi hari-hari tanpa keluh kesah. Banyak senyum kepada setiap orang yang kita jumpai. Itu, merupakan salah satu cirinya. Selain itu yang bisa terasakan adalah tentang kesehatan. Kesehatan yang kita miliki saat ini amat rentan dari penyakit. Penyakit, kapan saja bisa masuk ke dalam tubuh kita tanpa permisi. Dengan dukungan doa yang kita peroleh, maka kesehatan kita akan tetap terjaga. Juga, terhindar dari segala gangguan.Jika pun harus sakit, tetapi kita tetap kuat; seakan diberi kekuatan, dan kekuatan itu dapat dirasakan masuk perlahan ke dalam tubuh kita.

Pengalaman temanku yang merasa didoakan adalah dengan terhindarnya dia dari kecelakaan maut, saat ia harus mengendari mobilnya ke luar kota.

Barangkali ada pengalaman yang lain, boleh ditulis di kotak komentar :D

Kamis, 01 Maret 2012

Polisi Ganteng dan Media

Foto diambil dari Iskaruji dot com


Indonesia kembali heboh oleh (lagi-lagi) seorang polisi ganteng yang bertugas di Bandung. Terus terang, philips terang, aku pengen ketawa jadinya. Hehehe... Punten pisan. Maaf seribu maaf. Dengan peristiwa ini, koq sepertinya rakyat Indonesia, termasuk media itu belum pernah lihat cowok ganteng gitu. Khususnya polisi. Menurutku sih biasa-biasa aja gitu. Duh, sekali lagi hapunten... Bukannya aku ga suka liat yang ganteng. Tapi kalo sampai diekspos habis-habisan sama media, keliatannya jadi malah norak ya.

Saranku sih (emang ada yang minta saran? :P) sebaiknya media itu bertindak proporsional. Biarlah yang cakep dan indah itu tetap berkarya semaksimal mungkin buat negaranya. Jangan sampai ada Norman Kamaru yang kedua dan seterusnya. Ga ada prestasi yang membanggakan, tapi disanjung setengah dewa hanya karena keindahan fisik semata. Lebih baik konsen pada hal-hal yang lebih bermakna. Fokus pada orang-orang kecil yang tak bisa meneruskan bakat mereka, karena kekurangan uang untuk bisa ikut dibina lebih lanjut  dengan lebih baik lagi, demi mengharumkan nama bangsa ini. Syukur-syukur jika bisa membantu mereka.



* Beuki kadeiu meni jadi asa araraneh kieu da.. :(