Thanks for this day.. May God bless us everyone and everywhere..
Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 31 Mei 2011

There's my Poem : Semua Bergerak untuk Sastra Indonesia



Ada semacam ketertarikan untuk ambil bagian saat aku melihat di akun twitter (at)bergerak sastra, adanya sebuah ajakan untuk menyelamatkan Pusat Dokumentasi Sastra HB. Jassin, yang keberadaannya sudah hampir tak dianggap lagi di negeri ini.

Aku, bukan penyair, bukan penulis hebat. Aku, hanya ingin mengekspresikan sesuatu yang bergejolak; dalam hal keprihatinanku tentang keberadaan PDS HB. Jassin. Atas dasar semua itu, aku bergabung, dan lahirlah sebuah Buku Antologi yang berisi 7 Essai, 10 Cerpen, dan 42 Puisi.

Satu buah puisi dariku, ikut terangkum di sana. Jujur, ada rasa haru terselip di sana. Meski hanya sebuah rangkaian kata yang membentuk bait-bait dalam sebuah puisi, namun semoga apa yang saya berikan dapat memberi makna terindah buat seluruh upaya ini.

Jika teman-teman ada yang berminat dengan Buku Antologi Semua Bergerak untuk Sastra Indonesia, dapat memesan langsung ke nulisbuku(dot)com, atau ke untuk.sastra.indonesia(at)gmail.com. Harga Rp.35.000,- (belum termasuk ongkos kirim).
Dengan membeli buku antologi ini, berarti telah ikut berpartisipasi dalam mempertahankan PDS HB. Jassin, karena royalti yang diperoleh dari pembelian buku ini, semuanya diperuntukkan bagi kelangsungan PDS HB. Jassin.
Terima kasih yaaa..



Senin, 30 Mei 2011

Rancu Kembang Mawar

Raut wajahmu nanar memandangiku
Entah apa yang berkecamuk dalam benakmu
Saat kudapati kau ingkar dari pelita janjimu
Kau tiup perlahan dari sekian kekuatanmu untuk memadamkan api janjimu

Senyumku segera menantang tatap matamu
Dua puluh menit yang lalu, tatapanmu seteduh rembulan biru
Kini, matamu bagai api yang berkobar liar
Ingin melumat tubuhku dengan sadis

Sayang, aku berkata padamu
Bahwa aku lebih memilih kau memilihnya
Camkanlah bahasa senyumku ini sebagai perdamaian antara kau dan aku
Meski dibalik senyum ini telah tercipta luka bakar paling perih dan menganga dengan darah segar yang tak kunjung usai

Baiknya, aku lebih memilih kau memilihnya; bukan memilih aku
Membiarkan pena ini berhenti menuliskan kisah tentangmu; saat berdua duduk di bangku tua menikmati malam dengan terang seadanya
Inilah ujung dari pejalananku
Setelah sekian waktu aku mengenalmu, memanjakanmu, berada dalam pelukanmu

Inilah kekuatanku yang paling tabah; membiarkan kau pergi
Inilah awal mula air mataku; mecipta senyum manis terakhirku buatmu
Inilah rancu kembang mawar itu; kehilangan duri rindunya untuk tetap menancap di hatimu
Inilah kegetiran itu; cinta yang sesungguhnya telah aku selami
Dan bagiku, inilah yang kusebut intisari dari kasih

Jumat, 27 Mei 2011

Salah Satu Pembebasan Jiwa

Sederhana saja, ketika aku mulai terpikir untuk membuat sebuah blog. Ragam cerita tidak semuanya bisa terucapkan. Aku, ingin membangun sebuah jiwa yang penuh warna lewat tulisan-tulisanku.

Puisi, menjadi salah satu ketertarikanku untuk ditulis di blog ini, selain kisah-kisah inspiratif bagiku yang terjadi di sekelilingku, yang semoga menjadi inspirasi juga bagi para pembaca.

Tak dapat dipungkiri, bahwa efek dari dunia blogging ini membuahkan persahabatan yang manis. Aku mendapatkan banyak sahabat dari sini. Para sahabatku memiliki rasa empati yang kuat, meski belum pernah bertemu satu sama lain.

Blogging, menjadi salah satu pembebasan jiwaku yang tak bisa dilisankan. Saat suntuk, aku bisa menuangkan tulisan di blogku ini, tanpa terbatas waktu. Kapanpun aku mau, ia selalu siap sedia menerima goresan huruf-huruf dariku. Pun di saat sahabatku kehilangan teman sejatinya. Meski aku tidak mengenal teman dari sahabatku itu, aku sungguh bisa merasakan sebuah arti kehilangan yang akhirnya sempat aku tuliskan di sini. 

Beragam kontes menulis pun aku ikuti. Meski tidak setiap saat aku bisa memenangkannya, bahkan lebih banyak ga menangnya hehe, namun aku senang jika dapat mengikuti. Setidaknya, aku bisa mengambil bagian dari acara yang diselenggarakan oleh teman bloggerku. Aku mensyukurinya sebagai sebuah meditasi dalam dunia menulisku. Ya, siapa tahu suatu saat nanti aku bisa menerbitkan buku kumpulan puisiku ini.
 
Tulisanku seolah menjadi sebuah jurnal hidup bagiku, yang bisa membuatku tersenyum dan terharu memandang dunia. Ada suatu keindahan dalam kebersamaan di dunia blogging ini. Sebuah kebersamaan yang unik mengalir dalam setiap urat syarafku, denyut nadiku. Menghadirkan satu candu yang tak bisa aku gantikan dengan apa pun juga...

Sayang, terkadang karena kesibukanku, aktivitas bloggingku menjadi agak terganggu. Satu yang amat aku sesalkan adalah berkurangnya waktu untuk bersilaturahmi ke teman-teman bloggingku. Dengan segala keterbatasan yang aku miliki, aku tak akan pernah meninggalkan dunia blogging yang membuatku tenggelam dalam dunia yang penuh dinamika ini. Jadi, jika ada yang bilang bahwa ngeblog itu tidak bermanfaat, maka bertobatlah..hehehe..

*Tulisan ini diikutsertakan dalam Blogger Return Contest yang diselenggarakan oleh Mba Anazkia dan Denaihati


Blogger Return Contest

Baiklah

Dalam sembab kelopak mata ini
Aku berkaca dalam cerminnya hening
Kurasa, malam ini adalah malam yang tak ramah
Namun ia telah memberiku sebuah kejujuran

Separuh nafasku tersengal
Demi menyapamu
Menuliskan beberapa bait penggalan hati di atas awan
Menafsirkan mimpi-mimpi yang sebentar pergi

Kecewa, pilu, dan teriris perih
Menikam dinding hatiku dengan sempurna
Sayatannya murni dan bening
Menyeruakkan getah rindu yang kosong; terpaksa ruangnya kukosongkan

Berlapis-lapis senyum pembungkus parasku
Perlahan tersingkap lembar demi lembarnya
Semakin lama semakin pucat pasi
Lemah dalam daya yang kian sekarat

Aku, ingin taat pada kepasrahanku
Serupa dedaunan yang harus luruh meski dihempas angin sepoi saja
Kepasrahan dalam tempurung ketegaran
Yang di dalamnya terdapat pula mata air kasih yang tak berbatas

Semoga!

Jumat, 06 Mei 2011

Keanehan yang Menganehi

Moga judul di atas ga lebay ya...hihihi... Tapi begitu keningku ini mengernyit karena sebuah keanehan, yang akhirnya menganehi diriku sendiri, jadinya terbersit untuk menjuduli *opo kuwi menjuduli, makin ga beres ni kosa kata* postingku ini dengan spontanitas hasil kernyitan keningku...

Berangkat dari sebuah kartu undangan merah bluwek yang tersimpan di meja, aku melihat kepada siapa undangan itu ditujukan; bukan untukku sih hihihi. Aku membuka sampul plastiknya, dan taraaaaaaaaaaa.... Ada sepasang nama kubaca di sana. Nama ceweknya aku kenal banget, karena rumahnya hanya berjarak sehasta saja dari tempat tinggalku *halah...gayane sehasta ahahaha* yang setahuku, dia akan menikah dengan pemberkatan tanggal delapan bulan Mei tahun dua ribu sebelas, jam setengah dua belas siang.

Sampai mataku jelalatan di sana, belum kutemukan hal yang aneh. Nah... Mulai dari sini deh keanehannya....!!
Pas giliran aku membaca Hari dan Tempatnya, koq ditutup label ya...? Ada apa gerangan...? Aku mencoba mengeletek label itu. Tapi alasnya kosong. Memang tempatnya di situ, di rumahnya, dan harinya hari Kamis, kemaren tanggal lima mei. Lah? Bukannya pemberkatannya hari Minggu? E tapi kenapa jadinya koq hari Kamis ya...? Mulai dari sanalah keningku mengernyit... Dari seputar informasi para tetangga kelurahan Cinta Damai, tersebutlah bahwa merekapun memperoleh undangan serupa. Dengan label yang bawahnya kosong, bahkan ada yang pas dikeletek labelnya, di alasnya tertulis adanya gelaran sebuah pesta pernikahan di sebuah cafe.

Makinlah mengernyit ini kening.. Udah ga berbentuk lagi *lha wong ga ngernyit aja udah ga berbentuk, apalagi kalo ngernyit, makin ga berbentuk aja ni...* Apa maksudnya ni undangan? Mmmmhhh... Ternyata si empunya hajat mengkotak-kotakan para undangan. Bahwa orang-orang lingkungan dan para tetangga hanya diperkenankan meninggalkan jejak-jejak kakinya sampai di rumahnya saja. Sedangkan orang-orang yang menurut dia selevel dan bisa dianggap, bisa nyampe ke sebuah cafe itu tadi.

Inilah keanehan yang menganehi diriku... Menurutku sih kalo *maaf* ga punya modal untuk bikin pesta, ya jangan mengkotak-kotakan para undangan, siapapun dia. Kalo dibalik, emang dia siapa? Pangeran William aja ngundang semua rakyatnya koq, dari pedagang ampe orang pinggiran. Ah, kejauhan deh kalo dibandingin sama Pangeran William hihi...makin ga nyambung ni arah konteksnya...

Menurutku lagi, akan lebih elegan jika pesta diselenggarakan secara sederhana saja, tetapi bisa menampung doa dari lebih banyak orang dari pada hanya cercaan dan hujatan dari para tetangga yang merasa tersinggung dengan pengkotakan ini. Lha wong namanya pesta je... Koq kayanya egois, cuma memperhitungkan untung rugi, dan pesta ini kan diharapkan hanya sekali untuk seumur hidup. Udah gitu, mending kalo hidangannya memuaskan para undangan, yang nota bene udah ngasih angpau sama pengantin *waktu itu ga ada cowoknya* Menurut kabar beritanya lagi, hidangannya itu cuma nasi kotakan, dengan isi yang minimalis.

Ya wislah... Yang penting aku udah nglumprekin keanehanku di sini... Kalo ada tetangga sehastaku yang membaca, ya mohon maaf, ini hanya pendapatku saja lho. Pendapat dari orang yang kurang gaul hihi ... Karena siapa tahu aja, model undangan yang begini ini udah banyak dilakukan di luar sana. Aku pribadi sih ga peduli ya... Wong aku ga diundang. Malah sempet ada yang bilang sih sama aku, "Masih mending aku diundang... Lha kamu...?"
Trus aku jawab begini, "Lebih terhormat yang ga diundang lah... Jadi ga perlu gondok...hahaha..."  *Kabur ngeloyor pergi*