Thanks for this day.. May God bless us everyone and everywhere..
Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 31 Oktober 2010

BIAS

Samar satu senyum membias di antara sinarnya malam ini...

Baru saja sang senja mengantarkan malamnya yang bening dan teduh...

Mempersembahkan keelokannya tersendiri di balik senyum manismu, senyum cintaku...

Tak ada hujan di sana, tak ada angin yang kencang membentur pepohonan dan menggugurkan dedaunannya berikut ranting-rantingnya...

Semua tenang dan terang, anginpun sepoi lembut menyapa wajahku...

Malam yang terasa sesaat menemani, sebentar kan berlalu meninggalkanku, namun bias senyummu masih tinggal di sini; di rongga-rongga dadaku...

ketulusan

Kita tak kan pernah tahu, bahwa kita suatu saat akan tertolong oleh orang yang sempat kita benci...


* ketulusan tak memandang kepada siapa harus menolong... Orang yang dulunya kita anggap tak baikpun, ternyata mau menolong kita pada saat-saat kita memang membutuhkan pertolongan...

kemahku

Apa kabar kemahku di lereng Merapi itu...?

Telah lama aku tak menengoknya...

Bukan berarti aku mulai melupakanmu...

Tapi, aku terlalu gamang untuk melihatnya...

Bukan pula aku tak mencintaimu, wahai kemah keabadianku...!

Suatu saat kelak, aku akan mengaso di kemahku ini

Meski hanya untuk beberapa saat saja...

Aku...
Ingin menikmati kembali udara segarnya...

Menikmati segala keindahan yang terpapar di sana...

Menikmati harum wangi kembang berwarna warni di sisi kemahku

Dan...
Menikmati hembusan cinta tulus sejati dengan segenap kelembutannya...

Bolehkah...?

Doa Nelangsa

Tuhan...
Bencana-bencana yang menimpa bangsa kami telah Kau ijinkan meluluhlantakkan lokasi di beberapa titik

Tuhan...
Kami yakin, bencana-bencana ini terjadi bukan tanpa maksud; bukan tanpa hikmah

Tuhan...
Kami sadar bahwa jiwa kami masih saja kerdil. Mohon petunjukMu, agar kami senantiasa mampu mengerti maksud dari semua bencana ini

Tuhan...
Kami tidak memohon padaMu untuk menghentikan bencana ini. Karena kami semua sadar, bahwa semua yang Kau luluhlantakkan itu juga meilikMu.
Kau ingin mengambil kembali segala apapun milikMu.
Kami hanya memohon padaMu, tolong berilah kami sedikit saja kekuatan dariMu untuk menerima semua ini sebagai silih dosa...

Itulah permohonan tulus kami sebagai tanda bakti kepadaMu.
Semoga Engkau berkenan...

Amin...

Sabtu, 30 Oktober 2010

Gunung Merapi, Tsunami Mentawai : wujud amarah rakyat...?

Bencana-bencana yang demikian menyapa Indonesia secara bersamaan membuat miris dan pedih.

Betapa dahsyatnya bencana-bencana itu. Mencabik-cabik ibu pertiwi. Tidak hanya mencabik-cabik, namun sungguh melukai luka-luka yang telah menganga.

Alam sangat solider dengan segala keluh kesah rakyat. Mungkin sedikit agak unik dan tak masuk akal, jika aku bilang rakyat identik dengan alam. Para pemimpin negeri yang demikian mengoyak harga diri rakyat; demi politik mereka demikian memanfaatkan rakyat, tanpa mendengar jeritan hatinya.

Demikian pula dengan manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab; korupsi merajalela, pembabatan hutan yang tanpa ampun, dan masih banyak lagi bentuk-bentuk ke egoisan lainnya terhadap alam dan rakyat kecil.

Tak perlu dijelaskan lagi politik yang salah kaprah, yang memanfaatkan politik tidak pada seharusnya.

Giliran... Alam yang murka, karena ia sudah demikian lama menampung segala kekecewaan rakyat. Alam juga yang merenggut banyak nyawa seolah meminta korban. Apapun itu, pemimpin harus menyadarinya. Dengan ikhlas dan berbesar hati, mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk melaksanakan istigosah massal.

Adakah ajakan itu dari pemimpin negeri ini...?

Apakah slogan Pray For Indonesia hanya berupa slogan saja...?




* Tanpa diperintah, kami akan selalu berdoa. Berdoa masing-masing dan kelompok kecil di lingkungan kami.

Purna Bakti

Kehidupan ini berawal dari cinta, tumbuh, dan berkarya demi sesama dan perbaikan kehidupannya.

Berkarya mengikuti panggilan Ilahi, sesuai dengan titahNya. Bukan hanya untuk memuliakan dirinya sendiri, namun terlebih memuliakan tugas, titah, dan panggilan hidupnya.

Detik demi detik diisi oleh totalitas karya. Fokus dan tekun. Tak terelakkan lagi, bahwa karya itu pada akhirnya menjadi sebuah jiwa. Bukan juga berarti mendewakan karya itu. Namun, tanggung jawab di dalam karya itulah yang menjadi konsekuensi logisnya.

Sekali lagi, hidup berawal dari cinta. Menjalani hidup penuh syukur dan cinta pula. Berkarya dengan cinta dan sayang. Bertutur kata dan bersikap dengan hati. Jiwa yang tulus dan ikhlas mendukung setiap karya kita. Menjadikan senyum keindahan tersendiri di wajah kita di setiap waktu.

Manusia adalah pahlawan bagi kehidupannya sendiri. Seperti Raden Mas Ngabehi Soerakso Hargo atau sering disapa Mbah Maridjan. Ia dengan penuh tanggung jawab mencintai dan menyayangi karyanya. Totalitas yang tinggi dan teguh. Kukuh dan ikhlas. Menjaga Merapi yang suatu saat bisa mengambil nyawanya jika Merapi tengah 'membangun' untuk dirinya sendiri dan untuk manusia sekitarnya. Ia harus siap setiap saat untuk meleburkan tubuh dan jiwanya di pelukan Merapi.

*entah mengapa, tiba-tiba aku terhenti menulis di sini dan menangis...*

Sekitar sepuluh menit lebih, aku bergelut dengan air mata dan ingusku yang keluar begitu saja... Mengalir... Duuhhh... Kenapa ini...?

Baiklah, aku lanjutkan lagi ya menulisnya...

Merapi yang agung, gagah, dan perkasa. Tak banyak menuntut, tak banyak meminta. Ia hanya ingin mengembalikan segalanya yang telah hilang. Ia ingin menyediakan kembali bagi manusia, demi kehidupannya.

Itulah satu sisi, mengapa Mbah Maridjan begitu loyal dalam karyanya. Itulah jawaban, mengapa Mbah Maridjan begitu ingin meleburkan jiwa dan raganya di sana. Apapun yang terjadi, ia akan tetap tinggal di sana, tak akan pernah goyah untuk turun gunung. Itulah cinta dan keteguhan yang tulus dibalik karyanya. Kesederhanannya demikian menonjol. Demikian dominan, melebihi nafsu duniawinya.

* Seandainya Mbah Maridjan mau mengajak warganya untuk turun gunung, tapi karena tugas dan tanggung jawabnya, maka dengan diam-diam kembali lagi naik ke atas, mungkin korban jiwa tak akan sebanyak ini. Tapi semua itu sudah ada yang mengaturnya... Maaf, ini hanya sebatas pengandaianku...

Pahlawan kehidupan Yuniawan Wahyu Nugroho atau sering disapa Wawan. Dedikasi untuk karyanya sangat mengharukan. Ia gugur dalam tugasnya. Demi cintanya pada sang kehidupan, ia rela bertaruh nyawa.

Ketulusan hati, kerendahan hati, keteguhan, dan kesederhanaan sangat jelas tergambar pada dua pahlawan kehidupan ini. Keteladanannya demikian menusuk di dadaku. Hingga air mataku mengalir untuk beberapa saat lamanya.

Selamat jalan Mbah Maridjan, selamat jalan Wawan...

Selamat jalan para pahlawan kehidupan...

Beralihlah dari dunia fana ini menuju dunia kekal dengan tenang dan penuh suka cita. Purna baktimu telah tiba untuk selama-lamanya. Bakti yang tulus telah menjadi saksi ukiran dirimu di sepanjang hidupmu, menjadi prasasti sejarah hidupmu untuk selamanya.

Aku juga berdoa untuk korban-korban lainnya saat meletusnya Gunung Merapi. Korban-korban tsunami di Mentawai. Juga korban-korban banjir di Wasior. Kalianlah para pahlawan kehidupan yang sesungguhnya bagi negeri tercinta ini.

Semoga Tuhan memberikan surgaNya untuk kalian. Karena semua terjadi berawal dari cinta, dan berakhir pula karena cinta. Amin...



* Akhirnya bisa nyelesein juga..mhhh..sedih banget rasanya..

** Sumber tentang Mbah Maridjan diambil dari Belantara Indonesia
Terima kasih ya inspirasinya...:)

Jumat, 29 Oktober 2010

Gunung-gunung pun Berkolaborasi

Aktivitas gunung-gunung yang ada di Indonesia kini sedang ingin menunjukkan powernya. Mulai dari Gunung Anak Krakatau, Gunung Papandayan, Gunung Merapi, Gunung Semeru, dan masih banyak lagi aktivitas alam lainnya yang benar-benar tidak bersahabat bagi kita.

Kini, bukan hanya manusia saja yang punya komunikasi. Mulai dari surat menyurat manual, hingga ke surat elektronik, hingga ke tingkat komunikasi yang paling tinggi, dengan hape canggih multifungsi.

Dengan bencana-bencana yang terjadi saat ini, alam seolah saling mengirimkan pesan SMS agar bersama-sama 'berdemo' untuk memberi hikmah pembelajaran pada kita semua manusia Indonesia agar lebih bisa lagi untuk bersikap bijak, penuh cinta kasih, ketulusan yang murni, rendah hati dan jujur.

Alampun bisa berkonspirasi untuk membangun keinginannya sendiri. Jika selama ini rakyat bisa diperlakukan dengan semena-mena, namun tidak bagi alam. Alam bisa lebih jujur tanpa rekayasa memperlihatkan segala bentuk kemarahannya. Sedangkan rakyat? Ia tetap diam tak berdaya, tak bergeming meski ia kerap kali diperlakukan dengan tidak adil, dalam segala hal.

Inikah wujud kemarahan rakyat yang sesungguhnya untuk menghancurkan ketidak adilan, ketidak jujuran, dan segala sikap anarkis yang akhir-akhir ini terjadi...?

Apakah harus selalu alam yang berbicara dengan bahasanya sendiri...?

Jalanku, Siliwangi

 
Kuberteduh di bawah rindangmu
Penyejuk hati saat pagi dan senja
Ketika ku menapakimu dengan santun dan hormat
Seolah, Siliwangi ada di depanku, di sampingku, di belakangku
Membentuk satu bayangan berkharisma yang selalu mengikutiku

Siliwangi...
Kau seakan mengabadikan namamu; Silih Wangi
Bahwa kau akan dikenal hingga penjuru bumi ini
Dengan wibawa, bijaksana, adil, dan seluruh pekertimu

Kau rela tenggelamkan kerajaanmu demi perdamian hakiki
Sehingga tak terekam jejak, tentang megahnya istanamu

Siliwangi...
Kau ada di mana-mana
Kau sangat disegani oleh siapapun juga
Ini kau tegaskan di dalam perkataanmu yang telah menjadi nyata
Menjadi nama pasukan Angkatan Darat yang mumpuni

Pergi ke medan laga dengan membawa harum namamu
Di pundak mengemban tugas demi kehormatan bangsa

Siliwangi...
Kau mengajarkan loyalitas, memiliki martabat yang tinggi, mempertahankan harga diri dengan penuh kelembutan dan keteduhan

Nantikan aku selalu di bawah pohon rindang peneduh jalanmu
Aku ingin bermain-main denganmu
Di sela pagi menyentuh cintaku
Di sela senja yang kan melindungimu
Agar kau tak kan pernah musnah
Agar kau tetap abadi, asri, dan sejuk apa adanya meski jaman akan menggilasmu, juga menggilasku...




*waktu boleh berputar, tapi kau tak kan pernah berubah menjadi kawasan apartemen, mal, bahkan kondominium sekalipun...!

Kamis, 28 Oktober 2010

Berderak Patah

Pesona kemilau ditempa mentari senja yang perlahan kan memudarkan harinya menjadi kelam

Menggumamkan keindahan alami tiada tara
Tidak hujan, tidak cerah
Kau selalu menampakkan diri dengan keceriaan yang terang

Dua hati di dalam senja itu
Mengemas hari-harinya dengan keindahan cinta
Bersenda gurau di sepanjang harinya

Pucuk-pucuk kebahagiaan terasa bagai nafas bagi setiap helaannya
Mengisi hidup di tiap-tiap detiknya yang berlalu di hadapannya

Namun

Waktu telah mengubah segalanya
Keindahan pelangi yang melengkung di atas mereka itu tiba-tiba meredup
Perlahan namun pasti

Hingga akhirnya berderak dan patah...!

Tak ada lagi pelangi itu
Satu senyumpun enggan untuk tertinggal di sana
Keindahan berikut bahagianya, tak bisa dipertahankan lagi

Kini
Hanya masing-masing cinta yang tersisa, untuk dipersembahkan bagi ketulusannya sendiri...

SUMPAH PEMUDA : Saat Keberagaman nan Elok Bersatu

Warna warni ceria menghiasi tiap sudut Indonesiaku
Dengan dinding yang kuat dan kokoh menjadi pagarnya

Beradu pada sebuah kemajemukan
Namun tetap berdiri pada satu titik

Ketika sumpah dan tutur menggema
Di dalam setiap pengabdian yang telah terciptakan

Tak ada tanah tumpah darah yang lain, selain tanah Indonesiaku
Tak ada bangsa lain yang tersirat, selain bangsa Indonesia
Tak ada bahasa yang lebih mempersatukan, selain bahasa Indonesiaku

Bersatulah wahai seluruh perbedaan
Agar pelangimu berpendar di langit yang maha luas itu

Persatuan mengokohkan semangat untuk saling membangun
Meski telah carut marut wajahmu, namun saat keberagaman nan elok bersatu, Tuhan akan senantiasa tersenyum memandangnya....

***
SUMPAH PEMUDA

KAMI PUTERA DAN PUTERI  INDONESIA MENGAKU BERTUMPAH DARAH YANG SATU, TANAH AIR INDONESIA
KAMI PUTERA DAN PUTERI INDONESIA MENGAKU BERBANGSA YANG SATU, BANGSA INDONESIA

KAMI PUTERA DAN PUTERI  INDONESIA MENJUNJUNG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA




* Selamat Memperingati Hari Sumpah Pemuda

Rabu, 27 Oktober 2010

Seuntai Kata Buat Indonesia

Indonesiaku tersayang...
Harus selantang apakah doa-doa yang kami panjatkan tentangmu kepadaNya...?

Tolong bisikkan padaku...
Seberapa kuatkah harus kami panjatkan rangkaian doa-doa yang terucap untukmu, agar Dia sungguh sangat mendengarkannya...?

Tolong ceritakan kepadaku...
Seberapa panjangkah perjalanan lagi, agar doa-doa kami untukmu menepi ke hadiratNya dengan khusuk dan cantik...?

Tolong kami, wahai Indonesia...
Jeritan kami lantang, namun masih ada saja korban yang terambil

Sekap kami, jika kami memang benar-benar telah menghinakan dirimu...
Pasunglah jiwa kami, jika memang benar-benar telah menyia-nyiakan dirimu...

Namun tolong...
Jangan ada lagi siksa seperti ini...kumohon...

Tuhan...
Telah parahkah Indonesiaku...?

Protes Alam

Jangan dikira, hanya manusia saja yang mempunyai keinginan. Apalagi, jika setiap keinginannya tidak bisa terwujudkan. Ia bisa dipastikan akan protes dan marah pada apapun juga, karena dia sendiri tak tahu harus ditujukan ke siapa rasa yang membuncah di dadanya. Ledakan emosional yang kuat membuat jiwanya limbung dan akhirnya putus asa. Bisa jadi, nyawapun menjadi taruhannya. Ini satu fenomena yang amat tragis yang terjadi akhir-akhir ini.

Begitu pula dengan alam. Alam kita Indonesia Raya yang kita cintai, yang indah ini, sedang gusar. Sudah berabad lamanya dia hanya bisa terdiam dengan pesonanya. Lestari dan memukau. Gunung-gunung cantik dan selalu menjanjikan kesegarannya. Air sungai yang gemericik, bening dengan kupu-kupu cantik di atasnya, diiringi suara burung-burung yang  berkicau indah di telinga. Wangi kembang yang demikian eksotisnya. Juga dengan pantai-pantai yang mengagumkan. Airnya yang biru menandakan keindahan alam yang berada di bawahnya. Tak pernah ada mengenal tsunami.

Namun kini, apa yang terjadi...? Mereka seolah-olah kompak ingin memuntahkan segala kegusarannya. Mereka dengan penuh konspirasi ingin membuka mata hati manusia Indonesia...! Tsunami menjadi sesuatu yang tak asing lagi di telinga kita,  sejak pertama kali SBY memerintah.

Alampun ternyata memiliki keinginan. Ada harapan yang tersembul di balik bencana ini buat mereka. Manusia Indonesia..... Telah banyak melupakan alam. Terlalu egois. Bahkan egosentris...! Ingin didengarkan, namun tak mau mendengarkan. Keseimbangan, keselarasan alam telah hilang dan musnah. Entah kemana semua ini...?

***


Sebenarnya, apa keinginan alam itu sehingga ia demikian sakit hati dan protes kepada kita, yang telah dinobatkan oleh Tuhan sebagai khalifah di muka bumi ini...?

Siapakah yang sanggup meredam keinginan alam untuk memuntahkan kegusarannya, dengan berbicara sesuai bahasa hatinya...?

Siapa lagikah, yang mengerti alam ini...?

Tiba-tiba isak tangis membahana di relung jiwaku...! Tak terasa air mata mengalir deras...!

Maafkan aku, alam... Aku tak bisa mengerti keinginanmu... Aku begitu tolol... Begitu egois...
Ya Tuhan... Hendak kemana lagi kami harus berlindung, selain kepadaMu...? Masih pantaskah kami memohonkan agar alam ini bersahabat kembali dengan kami, sementara tingkah laku kami sudah lama tak lagi bersahabat dengan mereka...? 
Hanya segelintir orang saja yang menyadari hal ini...! 
Kami sangat malu, Tuhan....!!!
Hanyalah air mata ini wujud kesedihanku...

Selasa, 26 Oktober 2010

Tak Satupun

Tak satupun di dunia ini yang berarti jika tanpa cinta...

Tak satupun keindahan di dunia ini bisa dikatakan indah jika tanpa cinta...

Tak satupun makhluk di dunia ini yang bisa bermegah jika tanpa cinta...

Tak satupun jenis makhluk hidup dikatakan kuat jika tanpa cinta...

Tak satupun hela nafas ini ada di dalam setiap raga jika tanpa cinta...

Cinta amatlah agung

Cinta amatlah mulia

Cinta amatlah universal

Cinta amatlah sederhana

Cinta amatlah sempurna

Dia dapat membuat segalanya penuh warna dan harapan...

Cinta lahir dari kasih; yang bisa disebut bahwa cinta lahir dari cinta

Cinta berawal dari cinta yang bersemayam di kalbu...

Bumi dan seisinya, tata surya yang menghias alam semesta ini ada berkat cinta, dan berakhir pula di kekekalannya karena cinta pula...

Komitmen



Satu kata : komitmen...

Membuat segalanya menjadi cerah ceria, manakala kita membutuhkannya dan ternyata ia telah berada  melekat di hati dan ada pada sikap kita. Tak pduli untuk siapapun dia; sesama, teman, atau orang-orang terdekat kita.

Begitupun di dunia blogging kita, sengaja atau tidak sengaja *tapi bagiku sih ini sebuah dampak dari blogging yang ga sengaja, karena aku menyadarinya setelah mempelajari dari behave temen-temen blogku* ternyata berawal dari semua ini, bisa menumbuhkan sebuah komitmen yamg berjalan dengan sendirinya dan berkembang.

Dari sana, aku bisa belajar menghargai konten orang lain, karena konten kita juga telah demikian rupa dihargai olehnya.
Gaya masing-masing personal dalam behave-nya pasti berbeda-beda. Ada temen yang langsung membabat habis setiap konten yang dipublish dalam sekali kunjungan meski ada beberapa postingan yang telah dipublish dalam satu hari itu,  ada pula yang meski aku telah publish beberapa postingan, tapi tetap saja yang dibaca hanya bagian yang terbaru saja. Namun, ada juga yang membaca beberapa yang dianggapnya menarik. Aku sangat terharu mendapati hal seindah ini.

Aku sungguh bersyukur memiliki teman-teman blogging yang disadari atau tidak, telah membawa banyak pembelajaran buatku. Saling support sungguh sangat penting, dimanapun kita berada untuk menunjukkan betapa kita saling peduli, saling memperhatikan, dan saling memberikan keberadaan kita buat teman-teman kita, dalam hal ini di dunia blogging.

Terlepas dari cara dan gaya dari teman-teman, aku hanya ingin mengatakan, bahwa aku sayang kalian... Dari kalian, aku telah banyak menemukan banyak sekali pembelajaran, hikmah, dan kebersamaan, meski kita tidak pernah saling bertemu. Tapi ada kekuatan positif di sana untuk saling membangun, yang kiranya hal-hal positif di sini, bisa dibawa ke dunia off kita. Salah satunya rendah hati dan ketulusan...

Sebuah Pijar Bintang Di Langit

Pijar bintang melesat laksana panah Arjuna
Kelam sejenak menjadi terang
Pijarnya yang indah dan tenang
Membuat kekaguman semakin mengendap di sanubari

Akankah aku lihat kembali pijar bintang itu...?
Menjelajah segenap tata surya kehidupan 
Melewati segenap relung-relung yang ada
Di bumi, tempat kerendahan hati...

Senin, 25 Oktober 2010

Mungkin Lain Waktu, Sudah Terlambat

Menyusuri jalanan yang penuh debu dan kerikil tajam
Di sebuah persimpangan tiba-tiba aku tertegun
Atas untaian cerita lalu yang selalu tersemat di dadaku

Suka tidak suka, aku harus mencintai masa laluku
Agar aku bisa berdamai dengannya
Di sepanjang kisah yang sempat tertoreh di kehidupanku

Dia yang selama ini kuanggap telah hilang
Kini muncul kembali
Memaparkan sejuta asa dan kepingan hati yang tertinggal

Namun
Aku telah beku...
Hatiku telah layu...
Tak kuhiraukan paparan demi paparan darinya

Hingga suatu malam...
Sebuah sambutan yang sengaja kulontarkan padanya...
Dia kecewa...
Dia limbung...
Dia merasa kesepian dan merugi...
Namun, tak seorangpun peduli...

Ah, ego..
Kau selalu menemani setiap langkahnya...
Entah sampai kapan kau akan menyergapnya selalu...??
Sampai kapan kau membuat dirinya terpenjara olehmu...??

Hingga, satu detik berlalu
Dengan bisikan sendu dia bertutur, "Mungkin lain waktu, sudah terlambat..."
Aku hanya termangu, namun tetap tak mempedulikannya...

Berlalu, bagai sebuah serpihan angin yang menghembuskan dedaunan jiwa...

Minggu, 24 Oktober 2010

Egois

Aku kadang berpikir, mengapa di dalam diri manusia diselipin sifat egois oleh Tuhan? Tapi sampai detik ini, aku ga tau musti jawab apa. Yang jelas, egois itu sifat yang bener-bener bikin senep. Apalagi kalo udah pada peringkat egosentris. Sifat yang satu ini udah egois, eh ditambah pengen diperhatiin lebih sama orang-orang di sekitarnya. Apa ga bikin mual tuh, kalo udah ngadepin orang yang kaya gitu..?

Manusia telah banyak berbuat egois. Jika manusia mampu meninggalkan sifat yang satu ini, aku yakin alam dan seluruh isi bumi ini bener-bener bisa terpelihara dengan cantik, harmonis, dan indah. Bakal ga ada tuh yang namanya koruptor. Ga akan ada tuh yang pergi studi banding jauh-jauh ke Yunani hanya untuk belajar etika. Apa Indonesia udah demikian parah ya..? Ampe ga tau yang namanya etika? Kalo belom pernah tau yang namanya etika, belajar aja ke abdi dalem di keraton-keraton... Etika macam apa yang mereka cari, ampe sebegitu harus pergi jauh...?

Kadang, jika egois dan egosentris sudah bersarang dalam otak kita, maka kita dengan mudah bisa lupa akan sikap kita, lupa bagaimana harus bersikap. Semua ngawang-ngawang. Tidak membumi, jauh dari rendah hati.

Jika sudah mulai merasakan egois, bahkan egosentris, harap segera kunjungi tempat spa...halah..*ga  nyambung - sambungin aja ya*...biar bisa lebih rileks lagi, dan  lebih nyaman. Karena di dalam sifat egois, bisa membuahkan perasaan angkuh dan sombong, yang akhirnya bisa melupakan Sang Sumber Hidup...


* Egois bisa terjadi dimanapun kita berada. Ia selalu mengikuti kita saat off maupun on kita. Waspadalah...:)

Udara Sore Ini

Udara sore ini wangi...
Semerbak kembang dalam balutan kelabu

Meski kelabu, sang angin tetap menerbangkan wewangian sore ini
Ke segenap relung jiwa yang terpekur melihat kedamaiannya..

Aku tak sanggup lagi menahan cinta ini
Cinta sore hari berkalang kabut dan sepi

Aku tak sanggup menerjemahkan keindahan Tuhan
Kasih yang tak bertepi, jelas terpancar pada wajah sore ini...

Sabtu, 23 Oktober 2010

RHK : Ruang Henti Khusus

"Perhatian-perhatian... 
Para pengemudi yang terhormat... 
Selamat datang di area RHK... 
RHK, adalah Ruang Berhenti Khusus Sepeda Motor, agar lebih aman dan tertib.
Kendaraan roda empat atau lebih,
Berhentilah di belakang area merah ruang henti khusus.
Terima kasih..."

Itulah sebuah suara yang mengalir dari pengeras di Perempatan Ahmad Yani - RE. Martadinata Bandung. Tidak setiap perempatan terdapat area RHK nya. Sebuah upaya sosialisasi yang bertujuan agar para pengendara lebih bisa tertib lagi.
Seneng liatnya. Sepeda motor semua di area merah (mungkin kira-kira 3 meter), sedangkan mobil-mobil ada di belakangnya. Cantik..!

Tapi, mungkin ada kelemahannya juga, bagi mobil ketika hendak lewat, dan pas di area RHK itu, traffic light nya nunjukin warna merah. Jadinya ga asik juga, karena yang berada di RHK bukan sepeda motor. hehehe.. 

Satu-satunya solusi, mungkin agar bisa memperkirakan antara jarak dan lampu merah. Karena telah disediakan pula timer ngejeblak di atas lampu itu. Eh, di sekitar traffic lightnya, ada CCTV nya juga lho...hehehe..

Pasti kota temen-temen juga udah ada sosialisasi RHK ini kan...?

Jumat, 22 Oktober 2010

Jingga

Jingga,
Ketika larikmu menghias cakrawala petang

Kau ceriakan waktu yang diberikanNya padamu; waktu yang sangat sebentar itu...

Jingga,
Kau seakan ingin meninggalkan jejak di hati

Atas pertemuan penuh kasih sayang ini

Semua berjalan melewati detik-detik yang tercipta; detik-detik yang seharusnya

Indah, penuh suka

Seketika rinduku menghilang

Saat sebuah senyum terpapar di langit yang pernah aku tiduri awan-awan lembutnya

Jingga,
Kau memberiku waktu yang teramat kekal
Meski hadirmu sangatlah singkat, namun kau selalu memberi yang terindah bagiku

Jingga,
Kau bagai sebuah perjalanan detik-detik yang kan mengantarku kembali ke pelukan surgawi...

Litani Waktu


Waktu adalah sebentuk cinta kasih dari Tuhan
Waktu adalah saat tangisan pertama kita terdengar di dunia ini
Waktu adalah saat mengenal ilmu pengetahuan
Waktu adalah belajar
Waktu adalah proses tumbuh kembang fase demi fase
Waktu adalah saat senyum dan tawa kita
Waktu adalah saat canda dan petualangan kita
Waktu adalah saat menikmati betapa agungnya karya Tuhan
Waktu adalah saat sakit dan sehat kita
Waktu adalah saat duka derita kita
Waktu adalah sebuah vonis


Waktu adalah saat kekasih terenggut dari pelukan
Waktu adalah saat kita ditinggalkan oleh orang-orang yang kita cintai dan tak kan pernah kembali
Waktu adalah saat kita lupa
Waktu adalah saat kita terlupakan
Waktu adalah saat tunas harapan muncul kembali di tanah hati kita
Waktu adalah saat kita berserah diri seutuhnya padaNya
Waktu adalah saat ibadah kita
Waktu adalah saat meditasi kita
Waktu adalah kontemplasi
Waktu adalah lingkaran kehidupan rutin kita
Waktu adalah saat memberi dan menerima
Waktu adalah kesempatan
Waktu adalahh saat kita harus memilih
Waktu adalah tantangan
Waktu adalah nyanyian batin kita
Waktu adalah perjuangan, karya dan usaha kita
Waktu adalah saat kita berkompetisi dengan sehat
Waktu adalah saat sukses kita
Waktu adalah saat kita terlelap dan bermimpi
Waktu adalah saat kita terjaga dan bangkit
Waktu adalah saat kita memperoleh sesuatu dengan hasil jerih payah kita
Waktu adalah saat kita membantu orang lain tanpa pamrih
Waktu adalah saat berbagi dengan sesama dan orang-orang yang kita kasihi
Waktu adalah saat kita meminta dan memberi maaf
Waktu adalah saat tutur kata dan tindakan kita tak dapat ditarik kembali
Waktu adalah saat kita menyadari kesalahan dan menyesalinya
Waktu adalah saat mengagumi dan dikagumi
Waktu adalah saat rambut kita mulai memutih
Waktu adalah saat kita tak sanggup menghitung berkat yang DIA berikan
Waktu adalah saat kita merasa takut kehilangan
Waktu adalah saat kita merasakan keraguan dan kegamangan yang luar biasa
Waktu adalah saat kita merasa sepi di tengah keramaian
Waktu adalah saat kita merasa jatuh cinta
Waktu adalah saat kita merasa tersisih
Waktu adalah saat kita merasa jera
Waktu adalah saat kita merasa tak dianggap dan kecewa
Waktu adalah saat kita rendah diri
Waktu adalah saat kita harus marah
Waktu adalah saat kita merasa dihargai dan dihormati
Waktu adalah saat kita merasa berarti bagi sesama
Waktu adalah saat kita merasa dibanggakan
Waktu adalah saat kita merasa ditinggalkan
Waktu adalah saat kita merasa dibantu dan diselamatkan
Waktu adalah saat kita merasa berhutang budi
Waktu adalah saat kita merasa dicintai dan diperhatikan
Waktu adalah saat kita merasa ingin pergi jauh sejauh-jauhnya
Waktu adalah saat kita merasakan ketulusan dari orang lain yang belum pernah kita kenal dan temui sebelumnya
Waktu adalah saat kita merasa menyesal dengan pilihan kita
Waktu adalah saat kita merasa gagal

Waktu sanggup menentukan saat kita bertemu dan berpisah
Waktu sanggup mengobati luka batin kita
Waktu sanggup membuat kita semakin dewasa dan bijak
Waktu sanggup menemukan kembali yang telah lama hilang
Waktu sanggup membuat kita tetap bersyukur dan berdoa dalam keadaan apapun juga
Waktu sanggup membuat kita selalu bersemangat dalam menjalani hidup
Waktu sanggup membuat hidup kita penuh warna
Waktu sanggup membuat kita menjadi bosan dan jenuh
Waktu sanggup menjawab setiap doa dan keinginan kita
Waktu sanggup membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin

Waktu sanggup mengubah apa yang kita inginkan, apa yang telah kita rencanakan, apa yang telah kita susun, apa yang telah kita buat, apa yang telah kita bangun sedikit demi sedikit, apa yang telah kita raih, apa yang telah kita miliki dengan susah payah dalam waktu yang lama, hanya dalam hitungan satu detik saja.......

Waktulah yang sanggup menentukan tujuan akhir kita yang belum diketahui sebelumnya...

Maka....
Biarkan sang waktu terus berputar sesuai kodratnya, karena kita tak berkuasa untuk menghentikannya seperseribu detikpun....dan kita tak akan pernah tahu, kapan sang waktu datang menjemput kita, dan membawa kita pada kekekalan hidup....
Di atas semuanya.... 
Hanya Tuhanlah yang mengatur dan memberikan sedikit waktuNya bagi kita

* Karena, betapa saktinya sang waktu bagi kita...:)

Kamis, 21 Oktober 2010

welcomed by the rain

Semarang,
Kau sambut aku dengan hujan deras...

Tapi aku tak kan pernah kecewa padamu
Karena aku tahu, bahwa hujan yang menyambutku pertanda kau sayang padaku

Hujan yang tercurah di langitmu, aku suka...

Terima kasih sambutanmu di Lawang Sewu, di Simpang Lima

Dalam rinaimu, aku temukan senyum terindahmu...

I really love you, and I always miss you...!!!

***



Akhirnya..nyampe juga di semarang...pyuhhh legaaa...‎​:pH̶̲̥̅̊ξ²♒H̶̲̥̅̊ξ²:p♒H̶̲̥̅̊ξ²♒H̶̲̥̅̊ξ²:p...
Makasi doanya ya aku selamat sampai tujuan...

Langsung mandi dan...rasanya aku ga mau ngelap air-air yang nempel di badanku...
Rasanya ga nemu sama aer setahun deh *lebay mode on*

Semarang, I'm Coming...!

Sepuluh tahun silam, kau merawatku dengan penuh kasih sayang
Keramahan, atensi, ketulusan, dan keceriaan kau suguhkan dengan segenap jiwamu
Meski udaramu sangat panas, namun kau tetap pesona terindah bagiku
Meski aku jauh untuk beberapa waktu lamanya dengan orang-orang terkasihku
Namun kau sanggup mengubah kerinduanku menjadi sebuah asa yang kian berpendar
Untuk kubawa kembali pulang

Kini, aku akan kembali datang padamu, meski tak selama dulu lagi
Berharap aku dapat melihatmu, tetaplah seperti dulu
Saat pertama kali aku mengenalmu

Aku banyak belajar darimu
Saat di Bendhan Dhuwur, saat di Jatingaleh, saat di Pasar Johar
Segala perjuangan tak kan pernah percuma
Selalu ada celah untuk menyelipkan berbagai hikmahnya

I miss you, Semarang
Still do you love me...?

Seandainya seisi Bandung bisa kubawakan buatmu...
Aku akan lakukan itu..


Berlebihankah...?
Tidak...!!!

Sambutlah aku di Simpang Lima itu
Dengan senyum merekahmu!
Kita makan lagi tahu gimbal kesukaanku...


Sambutlah aku di Lawang Sewu
Dengan berjuta eksotismu
Bukan ingin aku melihat dunia kegaibannya
Namun aku ingin tanganmu terentang untuk memelukku
Menjabat erat kembali tanganku
Meski aku tak kan lama bersamamu

Di Pandanaran kita kan berpisah
Dengan tatapan teduh penuh kerinduan
Di Ungaran semoga kita kan berjumpa kembali
Dengan segala bentuk kesegarannya
Terpatri indah selamanya di setiap rongga kalbu

  Kan kusiram bumimu dengan air mata haruku
Kan kukecup hormat tanahmu
Kupaparkan senyum termanisku kembali di sana
Sebagai bukti bahwa kita tak kan pernah terpisah
Meski jarak kan membelah kita kembali
 *****


Jadi inget waktu tinggal di Semarang untuk waktu yang lumayan lama. 
Waktu itu aku lagi ada di Pasar Jatingaleh seorang diri untuk membeli kebutuhan sehari-hari...
Karena aku pengen 'menjunjung tinggi' bumi  Semarang, maka aku berkomunikasi dengan menggunakan bahasa jawa inggil...*padahal aku ga paham banget yg namanya bahasa jawa inggil (tapi mungkin tingkatannya ga inggil banget -inggil tingkat dua kali hehe-)* tapi kuberanikan diri dan bertanya "niki pinten?" Aku inget banget, waktu itu aku nanyain harga satu bungkus panjang kerupuk.
Dan ibu pedagang itu dengan ramahnya menjawab, "gangsal atus mbak..." 
Nah loooo!!...aku bingung...hahaha..brapa itu gangsal atus...? jujur, karena takut kurang uangnya, maka aku beli satu bungkus kerupuk. Padahal tadinya aku mau beli dua. Karena aku suka kerupuk itu, dan sekalian mau dimakan bareng sama temen kost. 
Setelah semua barang terkumpul, dan dia menghitungnya... Ternyata gangsal atus itu lima ratus rupiah....halah...hahaha...
Aduh ibu...kalo harganya lima ratus rupiah sih masih ada sisa dari kembaliannya....hihihi....
Pengalaman sederhana; masalah komunikasi...namun sangat indah dan luar biasa bagiku...Aku punya prinsip bahwa yang penting aku sudah mencoba (bukan untuk sok-sokan) untuk menjadi satu; berbaur dan beradaptasi dengan kebiasaan dan budaya di tempat yang baru secepat mungkin, itu sudah merupakan niat yang tulus dan memberi makna tersendiri dalam hidup. Buktinya, hingga hari ini, kejadian itu tak kan pernah bisa aku lupa...:)

* udah mau siap berangkat ni...tapi aku nyempetin bwt posting hehe...maafin aku ya, kl aku ga BW untuk beberapa saat. Meski mungkin aku akan tetep update. Kalo sempet, aku pasti akan kunjungi temen-temen terkasihku dari sana. Dan kalo sempet mungkin hanya bisa blogging via hape...aku mo kasih komen, bwt blog yg ada kotak komentar klasiknya...:)
Thanks for your coming and I love you all...!!!

Rabu, 20 Oktober 2010

20102010 : perhatikan bintang di langit

Kembali angka kembar ada di bulan Oktober 2010, setelah 101010.

Bener-bener unik ya.. Aku baru sadar lho kalo hari ini termasuk tanggal yang unik hehe..

Benarkah benar-benar unik...? Harusnya sih, sama aja... Semua hari itu unik. Meski keliatannya monoton karena hal-hal yang rutin, tapi tetap saja ia memiliki keunikannya sendiri...

Coba deh buktiin, jam 20:10:10 perhatiin bintang-bintang selama 20 menit 10 menit 10 detik, dijamin bakal pegel deh lehernya...‎​:pH̶̲̥̅̊ξ²♒H̶̲̥̅̊ξ²:p♒H̶̲̥̅̊ξ²♒H̶̲̥̅̊ξ²:p...


* inspirasi dari seorang teman yang sedang dalam masa transisi...semangaaattt...!!! :)

Gamang

Dadaku...
Mengapa terasa perih...?

Melihat beban bumi yang semakin berat...

Lihatlah, betapa hujan tak kunjung berhenti...

Hujan...
Aku mencintaimu dengan segenap hatiku

Tapi kumohon...
Hentikanlah cucuran airmu dari langit luas ini sekejap saja

Bumimu sepertinya tak sanggup lagi untuk menahan deraianmu

Hujan...
Layaknya padamu, aku juga mencintai bumi

Lihatlah panen di kebun seluas itu, padi di hamparan itu, tak bisa lagi menampakkan keceriannya bagi kami...

Apakah kau marah pada kami, wahai elemen air...?

TE QUIERO

Dalam penatnya raga ini..
Dalam letihnya sekujur tubuh ini..
Dalam rebah tercengkeram duka cinta..
Dalam sepatutnya jiwa dan batinku untuk selalu bernyanyi..

Dalam senyum berimbas perih
Dalam dada bergelayut sepi
Dalam darah teralirkan senyummu
Dalam detak jantung berirama musafir

Dalam semua yang bergulir di atas bumi ini
Dalam gemerlapnya neon kala malam mulai menyelimuti kota
Dalam geriapnya kunang-kunang di perkampungan sunyi
Dalam gemericik air sungai di beningnya sejuk

Aku hanya ingin berbisik padamu...
"Te Quiero..."

Jenuh

Saat burung-burung pergi ke sarangnya kembali
Dengan harapan masih ada sisa asa untuk esok hari...

Benarkah kau telah jenuh dengan semua ini...?
Dengan sekelilingmu dan senyum manis orang-orang sekitarmu...?

Katakan iya, jika iya...dan katakan tidak jika tidak
Aku akan mempercayainya meski tak ada kata SUMPAH

Apalagikah yang kau punyai, sehingga kau berani mengatakan :
Sumpah demi langit, sumpah demi bumi...?

Jika kau akan pergi untuk selamanya...
Silakan kau pergi, dan jangan tengok lagi ke belakang

Mungkin memang sudah saatnya kau pergi
Menjauh dari segala apapun yang terindah di sini...

Jika kau telah jenuh memikirkan kejenuhanmu...
Lakukanlah apa yang kau suka...

Aku tak kan pernah mencegahmu
Aku tak kan pernah menahanmu

Dalam penjara hati dan pasungan jiwa
Kulepaskan kau dengan segala kejenuhanmu

Terbanglah... Bagai burung rajawali itu...
Carilah yang terbaik di antara yang terbaik

Aku...
Tak kan mati tanpamu...

Selasa, 19 Oktober 2010

bunga kecil

 
Bunga kecil yang tumbuh di tepi jalan
Aku jatuh cinta padamu
Daunmu rerumputan cantik
Angin kencangpun tak kan sanggup melukaimu

Bunga kecil yang tumbuh di tepi jalan
Warnamu sanggup mewarnai jalanan berdebu
Kecantikan raga kuning hijaumu sanggup menyejukkan suasana
Tak peduli siapapun yang melihatmu; kau selalu rendah hati

Kau bunga rumput tegar
Tak lekang oleh beban dan deraan hidupmu
Meski sering kau tampak letih ditempa keadaan
Namun tak sedikitpun bisa mengurangi kecantikanmu



* Gambar diambil di trotoar sepanjang Jalan Pajajaran.
Waktu itu mo ke istana plaza hehe..