Thanks for this day.. May God bless us everyone and everywhere..
Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 31 Januari 2011

one day: two women

Pagi itu Rico tiba di terminal keberangkatan domestik di bandara itu. Meski masih pagi dan udara belum begitu terasa panas, namun suasana di terminal itu sudah sangat ramai penuh sesak dengan calon penumpang ataupun pengantar dan penjemput, dengan barang bawaan masing-masing yang begitu banyak.

Rico berjalan sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat itu dan ternyata tempat duduk di situ sudah tak bersisa lagi buatnya. Lalu ia langsung melangkahkan kakinya menuju tempat biasa ia menunggu jam keberangkatan. Ya, di terminal keberangkatan internasional itu biasanya lebih lega, tak banyak orang bergerombol, karena itu pasti masih banyak menyisakan bangku kosong buatnya.

Akulah Pemerkosa Itu

Kata demi kata aku susun sedemikian rupa
Aku rangkai sedemikian rupa
Membentuk, menjadi, dan menyeretnya 
Hingga panjang dengan henti terukur di sebuah waktu tertentu

Aku jengah... Aku terkejut tak percaya...
Sebab ternyata...
Aku telah menjadi seorang pemerkosa...!!
Pemerkosa kata...!!

Tapi tolong...
Jangan hukum aku...
Karena, aku melakukan itu semua dengan cinta...

Melayang

Diam berada di beranda ini
Ketika gerimis mulai menipis derainya
Perlahan aku hembuskan satu hela nafas panjangku
Ingin kubuang jauh luka itu seiring satu helaanku yang terbuang

Senyumku telah hilang
Tawaku telah layu
Semua seolah luruh dihempas gelombang badai

Tiba-tiba pandanganku gelap
Bayang itu menutupi seluruh tubuhku
Hitam, pekat, namun hangat
Membelai setiap desiran darah di seluruh urat syarafku

Takjubku saat aku utuh melihat sosok bayang itu
Satu pasang sayap yang kini memelukku
Membuatku nyaman dan tak berdaya dibawanya
Melayang ke satu tempat terindah seiring derai tawaku kini

Kaulah Guardian Angelku...
Sayapmu pernah terluka dan kubalut dengan kasihku
Kini kau hadir kembali
Dengan cinta dan sayapmu yang tangguh
Melindungiku kemudian membawaku melayang ke suarga loka, selamanya...


#30harimenulispuisi-Vol.2 - #5 : Sayap

Rabu, 26 Januari 2011

Dibalik Kesunyian

Selintas pesonamu kian lekat
Pada tubir jiwa yang bermahkotakan ketulusan

Senyummu tak lepas dari seri wajahmu
Menyertai keindahan bening matamu nan teduh

Sayang...
Menarilah terus dengan lekuk tubuhmu yang eksotis
Rabalah segenap kerinduanku di setiap relungnya
Tinggallah dalam kemah hatiku nan sederhana ini
Sebab, aku telah menantimu di rongganya kalbumu

Sayang...
Ijinkanlah aku untuk mengabdikan diri seutuhnya padamu
Ijinkanlah aku untuk menyatukan pesona kita
Dalam bait-bait sujud kita padaNya
Karena puncak di dalam seluruh hidupku adalah menyayangimu, menemanimu di sepanjang waktu kita; 
tak ada yang lain dan tak kan pernah tergantikan oleh apapun juga...



#30harimenulispuisi-Vol.2 - #4 : Puncak

Senin, 24 Januari 2011

Semarak Warna

Rembang petang ini seolah ikut melukiskan senyummu
Bertahta di semburatnya senja yang masih tersisa
Menemani malam yang kian merenggutnya

Tampak warnaku dan warnamu, memeluk jarak yang kian menganga
Semaraknya tak kan pernah pudar
Untuk mengikat batin kita

Hingga saat aku harus menatap lekat punggungmu, yang perlahan hilang tertelan kabutnya gelap,
Semarak warna itu tetap menjadi aurora kita


#Rev.Warna

Jumat, 21 Januari 2011

Saat Daun Jatuh

Menekuri jalanan sepi
Aku terhenti sejenak
Menatap daun luruh di dekat kakiku
Menjejak bumi dengan santun

Kusentuh daun itu dan memungutnya
Seiring air mataku yang menitik, aku mengecupnya

Saat daun jatuh, aku teringat kehidupan setelah mati
Dan kepadanya, kutitipkan salam salam hormat,
dengan kerendahan hati pada sang kehidupan kekal...



#30harimenulispuisi-Vol.2 - #3 : Daun

Kamis, 20 Januari 2011

suguhan hari ini

Suguhan cinta yang kulihat hari ini
Sungguh membuatku meradang...

Tak tahukah kau...?
Bahwa cintamu sungguh teramat dini untuk dikunyah...

Selasa, 18 Januari 2011

Butiran-butiran itu Adalah Manusia

Siapakah yang memberi roh di dalam jasad yang rapuh dan lemah...?
Siapakah yang memberi cinta kasih dalam setiap unsur-unsurnya...?
Siapakah yang memberi arti bagi kehidupan itu sendiri...?
Siapakah yang memberi keindahan dan harkat martabat yang luhur dan mulia...?

Dialah Sang Maha Pencipta, Sang Sejarah Kehidupan
Tak pernah berhenti sedetikpun untuk senantiasa memberi segalanya
Bumi dengan segenap alam semesta yang agung dan melimpah
Sumber segala penghidupan bagi segenap makhluk ciptaanNya

Manusia, hanya butiran-butiran debu di mataNya
Namun sekaligus berharga pula bagiNya
Dengan kerendahan hati, debu-debu pasir ini menjalani kehidupannya
Tak ada hak sedikitpun untuk menjadi pongah, angkuh, dan arogan

Tak pernah berhenti pula Dia membangkitkan debu-debu tanah ini
Agar senantiasa kuat di dalam setiap kelemahannya
Menjalani hidup dengan ibadah yang tulus, dengan sikap saling memuliakan
Agar debu-debu pasir ini kelak mendapat surga indah di sampingNya...



#30harimenulispuisi-Vol.2 - #Day2 : Pasir

Senin, 17 Januari 2011

Beningku

Beningku sewarna rinduku
Yang melayang mengiringi angin yang berhembus di empat penjuru bumi
Menerawangkan segenap senyum tulus di bibirmu
Merebak mengecup dedaunan cintaku, untuk kusapa dalam setiap mimpiku

Beningku sewarna air mataku
Yang mengalir memenuhi bejana kepasrahan dan kepedihanku
Membuyarkan rindu yang sempat terekam di dalamnya
Menggamit sukma dalam cinta sedepa

Langitku...
Benarkah beningku ini adalah warna cintaku...?
Yang menguap dan terbang bersama angin, menghiasi awan-awanmu...
Benarkah beningku ini adalah warna rinduku...?
Yang diturunkan kembali dalam percikan-percikan kesejukan di dedaunan dan rerumputan dalam sebuah pagi penuh seri...

Langitku,
Aku ingin senantiasa mengabadikan keindahan sosoknya dalam rupa yang paling sederhana
Saat dia berbisik mesra sebelum aku terlelap
Saat dia mengecup bibirku penuh kelembutan
Saat dia menebarkan doa-doanya bagiku

Langitku,
Warna beningku ingin kupersembahkan padanya
Sebagai bening cintaku pada keikhlasannya mengasihiku, menyayangiku, dan mendengarkanku
Biarlah rindu dan cintaku ini tak seindah warna pelangi
Namun ia akan tetap cantik seindah kristal bening melingkupi kasihnya padaku
Karena bening itulah tahta dari cintaku dalam jarak yang membelah kau dan aku...






#30harimenulispuisi-Vol.2 - #Day1 : Warna

Sabtu, 15 Januari 2011

ketika Tuhan berkata TIDAK

Saat senja bergulir dan menyerah pada sang malam, beranjak dari hening ke sunyi
Saat doa-doa terucap manis penuh kelembutan dan pengharapan
Larut dalam suasana lengang
Hingga memasuki tabir bakal semburat cahaya

Terpekur menatap ke dalam diri dan jiwa
Terpekur pada doa-doa yang telah terlantunkan
Terbang bersama angin dari segala penjuru
Menengadah, menanti taburan pintaku pada Sang Maha Gaib

Segenap titian waktu berlalu dalam detik-detiknya
Namun, tak kunjung jua taburan itu menyentuhku
Sedih, pedih, kecewa, dan marah padaNya
Larut sesaat dalam gelombang rasa yang kian mencuat

Kembali kontemplasiku berbicara lirih
Bahwa aku tak boleh marah padaNya
Marah pada Sang Sumber Hidup sama dengan mencari mati, meski jantung masih berdegup...!

Aku luruh, bertelut meminta ampunan padaNya
Kuurai air mata untuk mengejawantahkannya
Biarlah Tuhan tak menaburi segala pintaku
Karena kini aku telah mengerti, jika Tuhan telah berkata TIDAK untukku dan memberi yang terbaik menurut versiNya...





* Tuhan selalu mendengarkan seluruh doa-doa kita dan menjawabnya, meski dengan kata TIDAK...
Semoga Tuhan berkenan membantu kita untuk memahamiNya, selalu dan selamanya... Amin

Kamis, 13 Januari 2011

Gerimis Pagiku dan Fatamorgana yang Tak Bertepi

Pagi yang menyembul di antara gerimisnya
Membawa dingin dan fatamorgana di sebelah kanannya
Aku tercekat memandangnya
Terkesima melihat keindahanmu yang terekam di bulir-bulir air yang menyertaimu

Gerimis pagiku kali ini membawa fatamorgana dan kilat-kilatnya yang cantik
Penuh pesona dan unik...?
Benarkah kau hanya fatamorgana yang tak bertepi...?
Tidak...! Bukan...!
Kau bukan fatamorgana...!

Sesaat kau terdiam
Beku dengan jubah birumu
Bermahkotakan gerimis pagiku
Di antara pilar-pilarnya kau berlindung

Sejenak kuayun langkahku ke arahmu
Menembus jutaan pilar gerimis pagiku
Ingin kupeluk tubuhmu di sana
Di antara rinai-rinai gerimis pagiku yang menghujam tubuhku

Perih bagai jutaan duri yang melukaiku
Tubuhku berdarah...
Gerimis pagiku memerah
Mengalirkannya ke arahmu

Namun kau tetap tak bergeming
Dingin menambah sayatan di sekujur tubuhku
Entah mengapa aku tetap ingin berlindung di tegapnya dirimu
Berlindung di dadamu yang bidang dan teduh untuk sejenak menghindari terpaan dari hujaman gerimis pagiku

Tinggal satu langkah lagi saat aku hendak menggapaimu
Aku kembali tercekat
Tertegun mendapati kau tak ada di sana
Aku menangis sambil menengadahkan wajahku
Biar duri-duri itu menerpa wajahku
Biar wajahku berdarah pula dengan kepalanya

Luruh...
Adalah kata terindah yang paling indah
Letih tubuhku kan kusandarkan pada bumi dan air yang mengantarkan ribuan cc darahku
Dan tetap membiarkanku terbaring di sana
Dengan fatamorgana yang sepi dan akhirnya menghilang
Seiring berlalunya gerimis pagiku kali ini...

Rabu, 12 Januari 2011

ketika embun cemerlang berkenan jatuh di hidungku

Embunku,
Waktu telah beranjak petang
Namun kau masih singgah menyegarkanku di sepanjang hari ini
Pesonamu masih demikian lekat di setiap lintasan pikiranku dan helai nafasku

Embunku,
Malam telah berada di puncaknya ketika cemerlangmu menyentuh hidungku
Berdebar nyaman jantungku memompa aliran darahku
Memadukan senyummu dan senyumku yang paling manis ke setiap pandanganku

Embunku,
Aku ingin rebah dalam kesejukanmu
Meredakan segala letih dan lelahku
Kecuplah hidungku dan apapun yang kau mau
Dengan butiran-butiran cemerlangmu agar segarlah batinku

Embunku,
Siramilah aku dengan percikanmu
Agar bisa menyamarkan tangisanku, menenggelamkan segala kepedihan, kegundahan dan lukaku yang pernah ada
Buatlah aku untuk selalu tersenyum dalam hari-hariku
Karena kasih tak kan pernah mengenal masa...






* Embun pagiku, ijinkan aku untuk selalu merindukanmu dalam segala suasanamu dan suasanaku...
Ingatlah padaku, saat kau dengar senandung itu...:)

Selasa, 11 Januari 2011

Aku Sayang Pada Simpul-simpul Tercantik Ini

Wahai jiwaku terkasih...
Kumohon, peliharalah ketulusan yang telah mulai tumbuh di selaksamu
Jadikanlah dia sebagai teman yang paling dekat dengan segala kejujuranmu

Wahai jiwaku terkasih...
Kumohon, jagalah selalu kerendahan hati yang telah berkembang indah mewarnai hari-hari yang harus dilalui
Jadikanlah dia sebagai tunas yang tumbuh seiring asa yang kian terbaharui dalam setiap detiknya

Wahai jiwaku terkasih...
Kumohon, bawalah selalu bijaksanamu di setiap derai nafasmu
Jadikanlah dia penguat nadimu dengan segala keteguhan yang kau punya, agar setiap langkah dapat menjadi berkat bagi orang lain dan makhluk ciptaan Tuhan lainnya

Wahai jiwaku terkasih...
Kumohon, jadikanlah cinta kasih yang telah tertanam karena kepekaan ini dapat tertabur dengan cantik bagi siapapun juga
Jadikanlah dia sebagai api yang tak kan pernah terpadamkan, seiring segenap kesabaran dan pengertian yang selalu ada

Wahai jiwaku terkasih...
Kumohon, rawatlah koneksimu denganNya agar tak pernah terputus
Jadikanlah dia sebagai media untuk selalu lebih mengenalNya, hingga rasa takut padaNya kian mendalam; indah dan syahdu bagai terang rembulan yang utuh
Jadikanlah dia sebagai bentuk kepasrahanmu dan kesalehanmu

Wahai jiwaku terkasih...
Itulah simpul-simpul tercantik yang sangat aku sayangi
Tak ada hal yang lebih indah selain membuat simpul-simpul cantik itu terkait lebih erat satu sama lain di jiwa, menguatkan hati yang lemah; saling bergantung dan membuat hidup lebih berarti dan berharga bagi setiap makhluk Tuhan, Sang Khalik, Sang Ilahi...
Hanya kepadaNyalah kita bersujud dan menyembah...

kenangkanlah aku

Aku mengerti, kau tak lagi bisa menikmati ketidak berdayaanmu
Aku mengerti, kau tak lagi bisa memandang wajahmu yang penuh tanya tentang kehadiranku di hidupmu
Aku mengerti, kau tak lagi bisa menghitung waktu yang selalu setia bergulir dan bercengkrama memenuhi pikiranmu
Aku mengerti, kau tak lagi bisa menahan diri untuk selalu mengagumiku

Namun di balik segenap pengertianku........

Aku tak mengerti mengapa kau hanya terdiam membisu saat tutur kataku tertuju padamu
Aku tak mengerti mengapa kau tiba-tiba tak mempedulikan aku
Aku tak mengerti mengapa kau tiba-tiba mengemas apapun yang ada di hadapanmu hingga akhirnya menghilang dari hadapanku
Meski tanpa kata, sikapmu telah membuatku terjerembab jauh ke dalam kegalauan

Sejak saat ini...
Aku kan membuatmu semakin mengerti apa artiku bagimu
Sejak saat ini pula...
Aku kan membuatmu menemukan arti kebahagiaan yang sesungguhnya

Pergilah sesukamu...!
Berlalulah sekehendakmu...!
Kenangkanlah aku, saat kau terluka
Dan jangan pernah sesali jika saat kau kembali nanti, aku tidak ada lagi buatmu...!

Senin, 10 Januari 2011

satu dalam satu

Kisahmu dan kisahku tercatat di langit luas itu
Jejak-jejaknya terekam bumi hingga di lapisan terdalam
Suara-suara kita terekam oleh nuansa udara yang kita reguk
Dan ikatan batin kita ini tak kan pernah terlepas simpul-simpulnya oleh angin yang selalu berhembus kencang

Aku adalah kamu, dan kamu adalah aku
Senyum membuat kita menjadi satu bayangan kokoh
Tangis membuat kita menjadi sesuatu yang indah dan kuat
Derai tawa kita kan selalu menghias dunia untuk memenuhi selera humor kita

Cantik, saat kita satu; satu dalam satu
Berpacu dalam asa dan pesona yang sama
Ya, satu dan sama...
Karena kau dan aku adalah satu...!



* Langit, terima kasih... Kau telah kembalikan lagi asaku...
Aku, telah melihat pendarnya di sana; di ufuk timur...

** Terinspirasi dari lagu di bawah ini... Cekidot, please...:D


Minggu, 09 Januari 2011

cuaca ekstrim

Kenapa juga harus ada cuaca ekstrim...?
Kenapa juga cuaca sekarang teramat berbeda dengan cuaca saat aku kecil...?

Benarkah semua ini karena global warming, sehingga musim sudah tidak cocok lagi dengan masanya...?
Benarkah karena alam sudah tidak ingin bersahabat lagi dengan penghuni bumi ini...?

EGOIS

Ya, semua ini karena sifat egois para penghuni bumi ini, utamanya adalah manusia...
Kedengarannya sangat simpel : egois
Tapi dampaknya tak bisa dibilang simpel...
Kompleks dan rumit yang pastinya sangat merugikan manusia itu sendiri...!

Dapatkah kita mengembalikan hak sang alam yang sudah kita rampas...?
Butuh waktu bertahun-tahun untuk membangunnya...
Namun butuh waktu satu detik untuk menghancurkannya...!
Semoga upaya kita dapat menghibur dan membuat alam tersenyum kembali kepada kita...Dan kita mampu berkata dengan tulus sekaligus lantang, "Selamat tinggal, egois..."

Jumat, 07 Januari 2011

Pelita Untuk Ruang Hatimu

Kasih,
Baru saja aku memejamkan mataku
Saat itu pula senyummu hadir memenuhi layar di mataku

Kasih,
Baru saja aku menikmati renyah suaramu
Saat itu pula kau seolah selalu berbisik di telingaku

Kasih,
Baru saja aku membaca rangkaian kata darimu
Saat itu pula telah menjadi sebuah kisah yang tak terlupakan

Aku...
Tak berdaya menepis segalanya...
Saat kau tak ada, maka hampalah hatiku
Seakan hari demi hari enggan beranjak
Bayang semu dirimupun semakin membayang kuat, lekat, dan hebat

Rinai debar jantungku semakin kacau, tak beraturan

Kasih,
Kini ku hanya ingin membawa pelita ini agar tenanglah hatiku
Sebuah lentera dengan cukup minyak dan sumbunya
Saat aku hendak memasuki tiap ruangan di likunya rongga-rongga kalbumu

Biar kujelajahi sanubarimu dengan pelita yang kubawa ini
Agar saat kau jauh dariku, aku bisa membaca keinginanmu, melihat setiap langkahmu; apakah kau baik-baik saja, atau tengah jenuh, terluka, sedih, dan kecewa...atau kau sedang bersenang-senang dan merasakan cinta kembali...

Pelita ini akan selalu aku nyalakan saat ingin memasuki ruang hatimu, saat aku ingin menyelami jiwamu
Saat aku ingin leluasa bermain-main di serambinya batinmu, di pelatarannya jiwamu
Maka seutuhnya diriku kan mengerti keadaanmu; apapun itu...
Kelak di suatu saat, tanpa pelita ini...

Kamis, 06 Januari 2011

soreku di saat itu : tatap mataku dan sampah itu

Perjalananku di sebuah sore di tanggal lima januari dua ribu sebelas... Saat itu angkot yang kutumpangi ga berapa banyak penumpangnya. Aku memilih duduk di ujung pada bangku pendek. Bahasa angkotnya itu di sebelah kiri, sedangkan bangku panjang itu disebut sebelah kanan, dan jika ada bangku satu biji yang saling bertolak belakang dengan area sopir, itu disebut bangku artis, karena yang duduk di situ bagai artis yang dilihat para penonton dari bangku di kedua sisinya. Ah..ada-ada saja..:))

Tepat di depanku, ada tiga orang penumpang. Masih sangat belia, perkiraan usianya baru belasan tahun - kayaknya mereka masih duduk di kelas dua Menengah Pertama. Dua cewek dan satu cowok. sedangkan di sebelah cowok muda itu ada beberapa lagi penumpang lainnya, juga di sebelah kiriku. Mereka asik dengan teknologi yang digenggamnya, kecuali mereka bertiga yang tak hentinya mengumbar tawa dan mengobrol.

Dari sikap para muda mudi itu, terlihat sebuah jalinan yang sudah sangat dekat satu sama lainnya. Jujur, menurutku mereka norak. Dengan sikap yang diperlihatkan pada khalayak umum se-angkot raya yang kutumpangi... HALAH... Bukan karena tawa dan obrolannya lho.
Tapi ya sudahlah, aku memilih autis dengan hapeku... Tadinya aku mau ngeblog dan langsung posting apa yang kulihat ini di blogku saat itu. Tapi, sepertinya batere hapeku ga memungkinkan buat melakukannya.

Sambil mereka berceloteh dengan bahasa daerahnya, sang cewek yang duduknya tepat di sebelah cowok itu makan makanan ringan dan minum soft drink botol. Seusai dia menyisakan sedikit dari makanan ringannya, yang disimpan di tasnya, cewek itu langsung meminum minumannya, dan botol yang hampir tak ada isinya itu diberikan kepada teman cowoknya. Kebetulan jendelanya terbuka lebar, dan sesekali cowok muda itu menikmati angin dari luar.

Sesaat, botol minuman itu dipegangnya dan hendak membuang botol itu ke jalan raya. Mataku mulai tajam menatap ke arahnya. Dalam hatiku berbisik "Jangan kamu buang sampah itu ke jalanan, apapun alasannya...!"

Tak kusangka, dia juga menatapku. Reaksi matanya yang tadinya berbinar, kemudian melemah dan tangannya pun dengan perlahan menghindar dari jendela itu. Rupanya, sang cewek di sebelahnya tanggap dengan keadaan yang dihadapi oleh temannya yang satu ini. Diambilnya botol kosong itu, dan dia buang ke bawah bangku tempat dia duduk.

Batinku berbisik kembali, "Mmhhh...terima kasih, de... Botol itu ga jadi dibuang ke jalan raya, selagi kendaraan ini sedang melaju... Ga apalah kamu taro di bawah bangkumu, minimal tar orang yang ngebersihinnya gampang..."
Aku jadi senyum dalam hati. Mataku yang dulu selalu ditertawakan teman-temanku dalam candaan, karena jika aku tertawa, yang kata mereka mataku ilang ini bisa mengurungkan anak itu membuang sampah sembarangan. Gila aja, buang sampah ke jalan raya...!


* Salutku buat orang-orang yang dengan rendah hati mau membawa sampah yang dihasilkannya di dalam sebuah perjalanan, di manapun itu... Untuk kemudian dibuang di tempat yang seharusnya. Kita tak bisa membantu penyapu jalan itu, tapi setidaknya kita bisa membantu untuk tidak membuang sampah sembarangan. Biarlah para penyapu jalan itu hanya membersihkan daun-daun yang jatuh berguguran, dari pohon itu, dari alam... Bukan dari manusia yang berotak, berhati, dan berakal...!

Rabu, 05 Januari 2011

Tiga Hal

Ada tiga hal yang tidak pernah kembali
Waktu, Kata-kata, Pengalaman

Ada tiga hal yang menghancurkan
Marah, Sombong, Serakah

Ada tiga hal yang tidak boleh hilang
Kasih, Suka cita, Damai Sejahtera

Ada tiga hal yang tidak kekal
Harta, Jabatan, Cinta Kepada Manusia

Ada tiga hal yang membuat kita berharga
Komitmen, Rendah Hati, Jujur

Ada tiga hal yang membuat kita bertahan dalam hidup
Iman, Pengharapan, Kasih

Dan yang paling tinggi adalah : KASIH






* Didapat dari SMS seorang teman...
Terima kasih setulusnya... Semoga quotes ini bisa terus menjadi inspirasi bagiku dan juga bwt temen-temen terkasihku yang telah berkenan membacanya...

Senin, 03 Januari 2011

satu masa

Masa keemasan itu kini telah berlalu

Kenyataan harus benar-benar dipijak, membumi, dan terselami

Bahkan dipaksa harus berada di bawah titik terendah




* bwt seseorang yang merasakan suasana tertolak di dunianya sendiri...
Tak ada pilihan lain...
Selamat berjuang memulihkan dan mengembalikan keadaan wajar...

Kesejukan : I Miss You, You Know

Siang berdebu dengan pancaran terik sang mentari
Sejenak berubah menjadi bersih dan segar, sejak hadirmu di sini
Perjalanan di siang inipun seolah mengisyaratkan titik temu antara kau dan aku
Sebuah perjalanan menakjubkan yang penuh keajaiban terselami dengan indahnya

Saat senyum merebak di bibirmu
Sesaat jantungku seolah berhenti untuk membawaku ke tempat yang paling indah bagiku
Saat rentangan tanganmu siap memelukku
Saat itulah seluruh nadiku berhenti berdenyut untuk membawaku ke tempat penuh warna warni bunga berikut keharumannya yang belum pernah aku temui sebelumnya

Tatap matamu, seakan membawaku berkeliling ke nirwana dengan berjuta keindahannya
Rengkuhanmu yang lembut sekaligus kuat ini, sanggup menghangatkan kembali seluruh kehidupanku
Kecupan dan torehanmu cukup membuatku bergejolak

Haaaah...?
Keindahan macam apa ini...?
Persembahan macam apa yang kau berikan untukku...?
Batinku berteriak tak mengerti; meronta dan mencari tahu

Diam tak bergeming, batinku melemah dan seluruh sendiku lunglai tak sanggup memberi sebuah jawab
Aku hanya ingin siang ini jangan cepat berlalu
Sebelum sang mentari senja benar-benar membawamu pergi
Aku hanya ingin kesejukan yang kau bawa ini jangan cepat berlalu

Sayang...
Sebelum angin membawamu pergi, sebelum kau melakukannya buatku untuk yang terakhir kalinya...
Maukah kau mendengarkan bisikanku...?
Bahwa "Aku akan selalu merindukanmu, dan kau tahu itu..."

Minggu, 02 Januari 2011

ENTAH

Petir itu menyambar pepohonan tua yang dijangkaunya
Patah berderak tak berdaya dan akhirnya luruh ke bumi yang dengan tulus menopangnya
Sejenak suasana menjadi hening sekaligus gelap

Entah mengapa, aku begitu menyukai kegelapan ini
Kegelapan yang cantik penuh misteri
Aku tak memerlukan cahaya setitikpun
Apalagi cahaya matahari, rembulan, bintang, bahkan pelita sekalipun

Misteri kegelapan yang indah ini tak bisa kulukiskan dengan kata-kata
Aku sungguh sangat mencintainya dalam setiap kontemplasiku
Hanya kunang-kunanglah yang kuperkenankan menghiasi kegelapan indah ini dengan geriap yang dibawanya; tak ada yang lain
Entah sampai kapan aku mencintai kegelapan indah dengan misteri yang menyelubunginya

Satu yang pasti, kegelapan ini telah memberikan sebuah cahaya dari gelap itu sendiri dengan sangat istimewa
Aku tak kan pernah membiarkannya pergi
Bagai malam yang setia menghampiri dalam hidupku
Hingga aku semakin tak mengertinya...







#30haripuisi - #Day30 : Kegelapan

Sabtu, 01 Januari 2011

KASIH ITU BERNAMA CAHAYA

Tak terbayangkan jika dunia ini gelap gulita
Lengang dengan suhu yang teramat dingin
Lembab, kosong, dan sunyi
Diam tak bergerak
Hampa berkepanjangan dalam setiap waktu yang merayap perlahan

Maha Agung Sang Ilahi
Menciptakan dan memberikan seberkas cahaya bagi bumi untuk seluruh makhlukNya
Semua inti dari kehidupan yang bermula dari cahaya
Menerangi dengan kecantikannya yang mengharukan

Tanpa cahaya tak kan pernah ada kata dan bahasa
Tanpa cahaya tak kan pernah lahir alam ini
Tanpa cahaya tak kan pernah ada kehidupan ini
Tanpa cahaya tak kan pernah lahir warna warni dunia berikut keindahannya

Hanya karena kasihNya semua dihadirkan dengan caraNya sendiri
RencanaNya teramat agung untuk diselami
Kasih itu awal mula dari segala yang telah ada
Dan... Kasih itu bernama cahaya...




#30haripuisi - #Day29 : Cahaya

Tirai

Kusibak tirai jendela kaca ini
Kubuka dengan perlahan dalam kesunyian subuh ceria
Sesaat lalu, langit begitu cerahnya
Dengan warna warni kembang api yang semarak diselingi tiupan terompet

Cakrawala di pergantian tahun yang disambut dengan sukacita
Ah, betapa indahnya sukacita di langitnya malam itu...!
Membuat langit penuh bunga dengan suara dentuman yang berbeda-beda desibelnya

Aku menyambut seri awal hari ini dengan segala doa
Agar tirai langit membukakan segenap harapku untuk kujadikan suluh dalam tiap detik yang harus kulampaui
Aku menyambut tautan lembaran ini dengan senyum merebak
Agar tirai karya-karyaku terasa indah dan lebih bermakna

Mungkin masih banyak tirai yang harus kusibakkan
Agar aku lebih dewasa dan bersyukur menjalani hari-hari
Semoga Tuhan senantiasa menyertai dalam setiap kebaikan dan niatku
Dalam setiap sikap dan tutur kataku
Dalam setiap bakti dan cintaku bagi sesama
Menjadi doa tulus paling indah yang menghiasi detik-detikku...