Dalam sembab kelopak mata ini
Aku berkaca dalam cerminnya hening
Kurasa, malam ini adalah malam yang tak ramah
Namun ia telah memberiku sebuah kejujuran
Separuh nafasku tersengal
Demi menyapamu
Menuliskan beberapa bait penggalan hati di atas awan
Menafsirkan mimpi-mimpi yang sebentar pergi
Kecewa, pilu, dan teriris perih
Menikam dinding hatiku dengan sempurna
Sayatannya murni dan bening
Menyeruakkan getah rindu yang kosong; terpaksa ruangnya kukosongkan
Berlapis-lapis senyum pembungkus parasku
Perlahan tersingkap lembar demi lembarnya
Semakin lama semakin pucat pasi
Lemah dalam daya yang kian sekarat
Aku, ingin taat pada kepasrahanku
Serupa dedaunan yang harus luruh meski dihempas angin sepoi saja
Kepasrahan dalam tempurung ketegaran
Yang di dalamnya terdapat pula mata air kasih yang tak berbatas
Semoga!
Ada Flash Fiction dari Nuel Lubis di Liburan Nataru
18 jam yang lalu
2 komentar:
sekali lg terkesima dgn tulisan mu mbak...
Pkbr, lama tak kelihatan.
salam sobat
puisi indah bermakna syukur ,
diakhir puisi "terdapat mata air kasih yg tak terbatas"
Posting Komentar