Thanks for this day.. May God bless us everyone and everywhere..
Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 07 Oktober 2011

Sebuah Keluarga

Di sebuah tikungan jalan yang setiap harinya kulewati saat menuju ke kantor. Kudapati seorang wanita yang sedang mengandung. Mungkin itu anak keduanya, sebab aku melihat pula seorang anak perempuan berumur sekitar 4 tahun, selalu ada di dekatnya. Aku juga terkadang melihat seorang lelaki yang aku duga sebagai suami dari wanita yang hamil dan ayah dari anak itu. Setiap pagi mereka berkumpul sekeluarga di depan rumah mereka yang tak layak disebut rumah. Jangankan disebut rumah, sebutan gubuk pun tak layak diberikan untuk rumahnya itu. Rumah mereka bersebelahan dengan sebuah kios yang menjual rokok dan minuman, serta kebutuhan kecil lainnya. Aku perhatikan sepertinya rumah mereka berada di dalam sebuah got yang ditutupi plastik kusam, tempat berteduh mereka jika tidur. Masya Allah.... aku tertegun, dan selalu memperhatikan tempat yang disebut rumah bagi mereka pada setiap pagi, saat aku melintas di tikungan jalan itu. 

Beberapa bulan kemudian, aku melihat ibu itu menggendong bayi mungil. Anaknya sudah lahir rupanya. Hari-hari berikutnya, aku melihat mereka berkumpul berempat, menikmati sinar surya yang baru saja bangun dari tidurnya. Bapaknya asyik membereskan tumpukan botol bekas air minum mineral, ibunya sibuk membedaki anak paling kecilnya sambil mengajaknya tersenyum, dan si sulung sibuk memperhatikan adiknya. Tak ada sarapan roti atau nasi goreng bagi mereka. Tak ada segelas susu. Tak ada secangkir kopi yang mengepul asapnya bagi sang pencari nafkah. Tak ada boneka buat si sulung yang masih kecil itu. Hanya ada dingin dan embun setiap paginya, namun mereka terlihat bahagia. Mereka begitu tulus apa adanya menghadapi kehidupan mereka. Ingin rasanya aku mengabadikan keluarga kecil bahagia ini. Namun, aku tak kuasa untuk melakukannya. Aku hanya bisa melihat mereka dari kejauhan sambil melewatinya meski hanya selintas saja. Mereka ga tau aja kalo ada seorang dark admiror yang selalu memperhatikannya. 

Waktu terus berjalan. Kini aku tak bisa melihat mereka lagi, setelah tempat berteduh mereka direnovasi oleh pemilik bangunan besar itu. Kini tak kulihat lagi plastik tebal kusam yang menutupi got itu, karena got itu telah ditutup semen. Hanya ada kios itu. Kios bercat putih yang tidak saban hari buka. Tak kulihat lagi keluarga bahagia itu berjemur di halaman rumahnya yang sekaligus trotoar jalanan itu menyatu dengan harmoninya alam di pagi hari. Aku tak tahu dimana mereka sekarang. Dimana, dimana, kemana...? Lah koq malah nyanyi... :D 

Terlepas dari siapa dan bagaimana mereka. Aku merasa tersentuh melihat kehidupan mereka. Sejujurnya, aku ga bisa ngebayangin pola kehidupan yang mereka jalani. Waktu yang teramat singkat, melalui pengelihatanku yang hanya selayang pandang itu, namun cukup sanggup menggugah hatiku, tentang ketulusan menghadapi hidup, tentang arti sebuah ucapan syukur. Terima kasih, Tuhan.... 


Bingkisan dari Kami




*Tulisan ini diikutsertakan dalam acara Bingkisan Dari Kami yang diselenggarakan oleh Mba Ketty.

8 komentar:

Senja Di Batas Cakrawala mengatakan... [Reply Comment]

benar mbak, bila kita mau bercermin.... begitu besar kasih sayang Dia pada kita, dan diluaran sana masih byk yg memerlukan uluran, perhatian jg kasih sayang.

salam

ketty husnia mengatakan... [Reply Comment]

perjalanan hidup manusia memang tidak serupa ya mbak,..ada yg bersyukur dengan kepapaannya, namun justruu banyak yang sebaliknya..
terimakasih atas partisipasinya ya Mbak,..:)

saidialhady mengatakan... [Reply Comment]

kebahagiaan sebuah keluarga bukan dari materi emang yah mbak.. tapi dari kasih sayang..

Unknown mengatakan... [Reply Comment]

Semoga semakin banyak lagi secret admirer yang memperhatikan "gubuk" itu. Setidaknya nurani sosial akan bangkit dengan keadaan begini...sukses untuk acara "bingkisan dari kami"-nya...happy blogging!

belitung mengatakan... [Reply Comment]

pendatang baru,salam kenal ya !!

Bang Pendi mengatakan... [Reply Comment]

kalau saya yang melihat keluarga seperti kadang terpikir dibenak, ternyata masih banyak orang yg hidupnya lebih susah dari saya. mudah2an hal itu membuat sy lebih bersyukur atas karunia yg saya dapat selama ini...

Harum mengatakan... [Reply Comment]

Bener,, kita harus bersyukur karena masih banyak orang yang hidup yang susah..

Nia Angga mengatakan... [Reply Comment]

padahal banyak yang lebih tidak beruntung dari kita ya mbak, tapi karena kita keseringan lihat ke atas, jadi kita kurang pandai bersyukur :(
nice story mbak

Posting Komentar

[[ Form mobile comments ]]