Saat senja bergulir dan menyerah pada sang malam, beranjak dari hening ke sunyi
Saat doa-doa terucap manis penuh kelembutan dan pengharapan
Larut dalam suasana lengang
Hingga memasuki tabir bakal semburat cahaya
Terpekur menatap ke dalam diri dan jiwa
Terpekur pada doa-doa yang telah terlantunkan
Terbang bersama angin dari segala penjuru
Menengadah, menanti taburan pintaku pada Sang Maha Gaib
Segenap titian waktu berlalu dalam detik-detiknya
Namun, tak kunjung jua taburan itu menyentuhku
Sedih, pedih, kecewa, dan marah padaNya
Larut sesaat dalam gelombang rasa yang kian mencuat
Kembali kontemplasiku berbicara lirih
Bahwa aku tak boleh marah padaNya
Marah pada Sang Sumber Hidup sama dengan mencari mati, meski jantung masih berdegup...!
Aku luruh, bertelut meminta ampunan padaNya
Kuurai air mata untuk mengejawantahkannya
Biarlah Tuhan tak menaburi segala pintaku
Karena kini aku telah mengerti, jika Tuhan telah berkata TIDAK untukku dan memberi yang terbaik menurut versiNya...
* Tuhan selalu mendengarkan seluruh doa-doa kita dan menjawabnya, meski dengan kata TIDAK...
Semoga Tuhan berkenan membantu kita untuk memahamiNya, selalu dan selamanya... Amin
Sebuah Puisi di Hari Ibu
15 jam yang lalu
3 komentar:
Ada idiom, Ketika kita tak lulus ujian, jangan salahkan pertanyaannya, tapi salahkan jawaban kita...hmmm...sama...jgn salahkan Tuhan dgn hal apapun, karena kita jugalah yang tak mau mengerti aturanNya...amin
Rahasia Tuhan tak bisa kita mengerti, yang terlihat baik belum tentu demikian adanya. Yang terlihat buruk bisa jadi sebaliknya. Adalah kewajiban kita hanya mencari hikmahnya.
Puisi yg inspiratif mbak :)
Ya, Than hanya memberi apa yg kita butuhkan. jd jgn mrh kalo sesekali Tuhan bkata tidak...
Posting Komentar