Menekuri jalanan sepi
Aku terhenti sejenak
Menatap daun luruh di dekat kakiku
Menjejak bumi dengan santun
Kusentuh daun itu dan memungutnya
Seiring air mataku yang menitik, aku mengecupnya
Saat daun jatuh, aku teringat kehidupan setelah mati
Dan kepadanya, kutitipkan salam salam hormat,
dengan kerendahan hati pada sang kehidupan kekal...
#30harimenulispuisi-Vol.2 - #3 : Daun
Sebuah Puisi di Hari Ibu
16 jam yang lalu
8 komentar:
Yupz...siapapun di dunia ini tak dapat mengingkari kehendakNYA, kita akan mati...entah hari ini, entah besok...entah nanti...
puisi sederhana yang mengingatkan tentang kehidupan ^^
wah daku nggak ikutan yg volume 2.. takut tertelan kesibukan di UGD kak
kk yang semangat ya
semoga bisa jadi yg terbaik n masuk buku ^^
selamat PR dah 2 jeng..hueheueheue
Terimakasih telah mengingatkan.
Jadi mikir, punya bekal apa saya, saat nanti dipertanyakan pada masanya.
Salam.. .
jadi ingat puisi kala itu......seperti daun kering...satu satu jatuh....berserakan...
(ditulis saat lagi putus asa, sekitar tahun 1980-an)...singkat..padat ..bermakna..
30 hari menulis puisi, flower?
kaya judul film...hehehehe...
kamu selalu bersedih atas sebuah kehilangan...
stelah tangkai-tangkai itu melepasnya,lalu kemna angin kan membawanya?
Posting Komentar