Satu pohon rindang
Berdaun lebat
Telah banyak bunga dan buah yang dihasilkannya
Satu-satu daun itu menguning....
Satu lagi daunnya gugur
Belum genap hijau itu berubah kuning
Namun, Sang Tinta telah menuliskan sebuah akhir untuknya
Melayang perlahan, dan tersungkur ke bumi
Seketika awan itu memayungimu
Menyaksikan kau masuk ke perut bumi
Aku terpekur dengan doa-doa terucap lirih
Daun itu, adalah selembar jiwa yang perlahan berjalan menuju ke hadiratNya
*Selamat jalan Pak Ade Hermawan... Tuhan menyambutmu dalam kebahagiaan sejati... Amin....
Sebuah Puisi di Hari Ibu
16 jam yang lalu
6 komentar:
turut berduka cita, semoga amal perbuatannya diterima Tuhan.
OOT mba:
@ windflowers, buletan-buletannya dimasukkan ke wajan berisi minyak dingin, baru kompornya dinyalakan, gunakan api sedang. Kalau sudah matang, angkat, tiriskan. Wajan yang ini, minyaknya dibiarkan dingin dulu.
Lakukan hal sama dengan wajan satunya yang berisi minyak dingin.
Menggorengnya sekali aja mba, 2 buah wajan untuk gonta-ganti.
Kalau bola-bola wijennya digoreng dengan minyak yang udah panas, biasanya akan meletus-letus, dan tentu hasilnya kurang cantik.
Turut melepasnya dengan diiringi do'a keharibaan-Nya...
Aku pun turut berduka Mbak atas kepergian Pak Ade, semoga Tuhan memberikan tempat terbaik disisi-Nya AMIN...
Turut berduka
Selamat jalan Pak Ade Hermawan...
Posting Komentar