Miris dengan kejadian yang menimpa dunia pendidikan di Indonesia. Sejak di Sekolah Dasar pun, ternyata sudah diperkenalkan satu hal instan yang melegalkan pencontekan. Terlepas dari benar atau tidaknya jawaban yang diberikan AL kepada teman-temannya. Namun indikasi seperti ini jelas akan sangat merugikan generasi muda kita. Bukankah sebuah keterpurukan dan keberhasilan sebuah bangsa, bermula dari hal-hal kecil?
Kejujuran di negeri ini rupanya telah lama dimakamkan. Adalah seorang Ibu Siami yang mencoba untuk jujur, hendak membuka sebuah peristiwa apa adanya, malah mendapatkan sanksi sosial yang amat tragis. Bukan menjadikannya sebagai bahan introspeksi untuk pembelajaran diri, untuk menjadikan pendidikan sebagai sebuah proses yang teramat penting di dalam setiap fase kehidupan seseorang.
Sepertinya harus ada pembenahan di dalam sistem pendidikan di Indonesia, agar kreativitas dan pertumbuhan yang sesunguhnya dari anak-anak dapat terwujud sempurna, sehingga tidak melulu berfokus terhadap sebuah kelulusan yang bisa didapat dengan cara apa pun.
*Jika di antara teman-teman ada yang tergerak untuk mendukung, silakan klik Gerakan Moral #IndonesiaJujur.
4 komentar:
kemarin,un wawancaranya dengan metro tv....bener2 tuh pendidik..:(
yang salut,..ternyata latar belakang pendidikan ga bisa diindikasikan dengan kejujuran. Kalo emangmoralnya bagus ya bagus aja,..kalo payah ya udah,..goodbye deh..
Miris membayangkan 20-30 tahun kedepan tentang keadaan bangsa ini yang bakal dipimpin oleh generasi bangsa yang terdidik dengan dasar "nyontek massal"...hikkss
Benar banget mbak. Miris rasanya melihat pendidikan di Indonesia. Harga kejujuran ternyata sangat mahal. Sang pelapor malah dikucilkan dan diteror. Jadi, dengan cara apalagi membuat pendidikan itu menjadi lebih baik?
hidup kejujuran!!!
Posting Komentar