Thanks for this day.. May God bless us everyone and everywhere..
Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 20 Juli 2010

Yudhistira dan Kesabarannya

Apakah benar bahwa kesabaran memiliki batas-batas tertentu?

Jika memang dia memiliki batas, lantas seberapa luaskah sebuah ruang yang harus dimiliki oleh kesabaran itu?

Belajar pada Yudhistira yang terkenal karena kesabarannya, maka Krisna menyuruhnya untuk memperlihatkan dirinya kepada Prabu Salya (seorang prabu dari negeri tetangga yang sakti mandraguna, tak terkalahkan oleh siapapun juga; yang pada waktu itu Perang Bharatayuda salah masuk ke camp-nya Kurawa sehingga dia kemudian harus membela Kurawa daripada membela Pandawa).

Sehingga hanya dengan memperlihatkan sosoknya saja, Yudhistira yang tidak mempunyai kesaktian sedikitpun, akhirnya mampu mengalahkan Prabu Salya, karena segala kesaktian yang dimiliki oleh seorang prabu ini hilang musnah seketika, setelah melihat sosok Yudhistira. Dengan tangan kosong, takdir seorang prabu ini berakhir di depan Yudhistira.

Berkat kesabarannya pula, Yudhistira sanggup mencapai Puncak Gunung Himalaya, dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang tak kuat menghadapi segala rintangan selama perjalanan ke gunung ini, ketika pasca Perang Bharatayuda, Pandawa Lima harus naik gunung, meninggalkan segala tahta dan urusan negaranya, dengan menyepi di atas gunung ini, dan memberikan tahtanya kepada Parikesit (anak Arjuna).

Nakula - Sadewa mati pertama kali karena mereka selalu merasa diri merekalah yang paling pintar.

Arjuna mati menyusul Nakula - Sadewa, karena dia merasa paling tampan, paling sakti, dan paling gagah.

Bima mati menyusul Nakula - Sadewa dan Bima, karena dia merasa paling perkasa dan gagah, dia merasa yang paling bisa mengalahkan siapa saja karena kegagahannya.

Kini dalam perjalanan ini, yang tersisa hanya Yudhistira sendiri. Yudhistira sanggup menghadapi segala rintangan - yang bukan rintangan kecil saja - karena kesabaran yang dimilikinya, sifat selalu mengalah, dan berlangkah laku apa adanya ini, sanggup membawanya ke Puncak Himalaya.
Yudhistira hidup sebagai pertapa dan menghabiskan seluruh waktunya di sana, hingga akhir hayatnya.

Sabar adalah sebuah aksi yang sangat sederhana dan selalu diremehkan orang. Kebanyakan kita menganggap sikap yang satu ini sebagai tindakan yang bodoh. Sehingga kita tidak mampu melakukannya. Kita sendirilah yang menentukan seberapa luas ruang kesabaran berada di hati dan sikap kita.

Kesabaran...
Di balik kesederhanaannya, dia mempunyai berjuta kekuatan untuk menghasilkan segala sesuatu; apapun itu, yang terbaik dari yang paling baik yang pernah ada...

19 komentar:

Aryadevi mengatakan... [Reply Comment]

selain itu, sifat itu juga sebagai salah satu membuka rahasia alam...

terimakasih mba ^_^ nih saya kasih yang manis....niih ^______^

Mpey mengatakan... [Reply Comment]

Hmmmm .... " sabar ", satu kalimat sederhana tapi mengandung makna yang dalam. Kesabaran adalah kekuatan untuk berlaku tenang dalam penantian.

Selamat pagi mbak ... nice posting ... :)

attayaya mengatakan... [Reply Comment]

wah cerita bratayudha ya mba
banyak nilai yg tertanam dalam cerita itu ya

non inge mengatakan... [Reply Comment]

sabar... kata yg remeh tapi memiliki makna dalam...
kita diberi tanpa batas hanya kadang merasa memilikinya berbatas...
semoga kita bisa seperti sabarnya Yudistira ^^

have a nice day ^^

Helmy mengatakan... [Reply Comment]

Salam kenal Sis,
Tertarik buat koment nih artikel..
Memang Sis, kalau dalam dunia sekarang tuh...menerapkan apa yang bisa dilakukan seorang Yudhistira, tapi setidaknya mungkin Ikhlas ya kunci utama agar kita bisa bersabar dalam menghadapi cobaan...
Batas dari sebuah kesabaran adalah keikhlasan...
Benar..ga yah...hehehhehehehehehehe

Nathan mengatakan... [Reply Comment]

Sabar itu chaya,
yg mmpu mngubah airmta
mnjdi hjan yg mnyejukan sahara

Met Siang... *_*

NENSA MOON mengatakan... [Reply Comment]

Sabar adalah sebuah perisai maha sakti yang bahkan mampu menghentikan gulungan ombak setinggi gunung...

Manajemen Emosi mengatakan... [Reply Comment]

pantang menyerah...harus

Zona Indonesia mengatakan... [Reply Comment]

Ceritera yang menarik sekali...
Ceritera Pewayangan sesungguhnya disuguhkan oleh pembuatnya sebagai gambaran kehidupan manusia... sperti best practice.. Cuman belakangan pewayangan banyak dipakai untuk yang lainnya... Peace :)

Zona Indonesia mengatakan... [Reply Comment]

Ceritera yang menarik sekali...
Ceritera Pewayangan sesungguhnya disuguhkan oleh pembuatnya sebagai gambaran kehidupan manusia... sperti best practice.. Cuman belakangan pewayangan banyak dipakai untuk yang lainnya... Peace :)

johan mengatakan... [Reply Comment]

cerpen...berasal dari negara mana..

Winny Widyawati mengatakan... [Reply Comment]

Wah jarang saya nemu kisah pewayangan yg diambil intisarinya. Tulisan yg bagus mbak :)

Nilla Gustian mengatakan... [Reply Comment]

sabar...kesederhanaan yang tak ternilai harganya..

posting yang inspiratif ka.. :)

om rame mengatakan... [Reply Comment]

sabar tidak ada batasnya.
terima kasih atas sharenya, banyak mengandung makna di daLamnya.

Sukadi Brotoadmojo mengatakan... [Reply Comment]

kesabaran tidak ada batasnya. Yudhistira yg katanya berdarah putih, dia adalah figur yg patut diteladani.. ceritanya menarik, senang membacanya... terimakasih

Unknown mengatakan... [Reply Comment]

belajar sabar...

Indahnya Kebersamaan mengatakan... [Reply Comment]

Sabar kan emank nggak ada batas nya cuy. Sabar versi ane pantang menyerah tidak letih dan lesu, semngat terus lah pokonya gan

Belantara Indonesia mengatakan... [Reply Comment]

Yudhistira...mirip aku kali ya?...ga tau juga lho..hehhhehe....

Erianto Anas mengatakan... [Reply Comment]

Eh .. tapat di bwh Belantara Indonesia nih.. Jangan2 nanti kentutnya turun menimpa foto saya..

----------------------------------

Itu sdh tidak bisa dibantah ya mbak. Kesabaran itu bulu lembut yang mampu mencambuk semesta. Tp kita sering kalah sebelum ia berbuah. Dan disaat itulah "batas" menjadi dalih. Yah... kita memang sulit mencapai batas kesabaran yg asli. Sering yg kita anggap batas hanya kata lain dari "kekalahan"

Tapi itu jg sdh hakikat kita,
kita memang "terbatas"

* semoga suka duka blogging jg bisa menggeser batas kesabaran kita lebih jauh...

Posting Komentar

[[ Form mobile comments ]]