Pada alur titian kehidupan yang semakin renta dan serba penuh racun ini
Di antara hiruk pikuknya jaman yang semakin tak tentu arah ini
Bahkan pada selembar daun jatuh saja aku tak berkuasa di atasnya
Pada riak-riak air sungai kecil yang tak dapat kuterjang arusnya
Mencoba memahami artiku bagi sekelilingku
Adakah mereka tersenyum dan tertawa karenaku?
Adakah mereka merasa sepi yang berkepanjangan jika tanpaku?
Adakah mereka mencintaiku atau akulah yang mencintai mereka?
Mencoba mengemas hari dengan kesetiaanku yang berlembar-lembar tebalnya
Mengisi setiap helai kepercayaanku dengan satu tekad yang utuh dan penuh
Bahwa inilah jalanku, inilah jalan setapak bagiku, inilah kerangka batinku yang penuh liku, inilah jiwa yang penuh luka itu karena mencoba menerjang segala badai yang pernah ada
Kembali terhempas, tersungkur, dan rebah memeluk bumi
Segala asa sepertinya lari menjauh
Luruh...sepi...dingin...gelap...pengap...lembab...
Mencoba memahami sepotong jiwa yang kaku merasakan semua ini
Di tengah hatiku yang tersirami air hujan di senja ini
Haruskah kuberlari sejauh mungkin?
Haruskah kuhindari apa yang terjadi kini dengan berteriak sekeras mungkin?
Lantas, adakah yang akan mendengar teriakanku?
Di pantai yang maha luas ini bilur-bilur penyesalanku akan berkoloni
Tanpa satu sentuhan senyum sedikitpun!
Ah...kembali jengah menyapaku bahkan merajai segala yang ada di diriku
Tak mungkin aku menyentuh bintang-bintang itu
Tak mungkin aku membelainya dengan penuh keajaiban...sedangkan cahayanya saja tak bisa kutelusuri
Mencoba memahami, dan terus mencoba bertahan
Tidak mudah bagiku memahami apa yang terjadi antara batin dan kerangkanya
Benarkah keadaan ini telah menjadikannya sungguh-sungguh soulmate?
1 komentar:
berhenti sejenak...
dan mencoba memahami...
susah... tapi pasti bisa...
Posting Komentar