Menyelami asamu yang kian tak menentu
Menyeberangi jalan pikiranmu yang terlampau licin
Tak membuatku lari meninggalkanmu
Tak membuatku jenuh menghadapimu
Adalah tutur kata yang kian semu...
Adalah sikap jera yang masih jauh membumbung tinggi
Alam semesta berlagu sendu
Air mata mengoyak rasa
Rindu yang kian membiru
Pucat pasi bagai putih rembulan siang
Bungkamlah aku, jika itu bisa membuatmu bahagia
Bungkamlah aku, jika itu bisa memuliakan dirimu
Aku, akan sebisa mungkin berlari dan tak kan melihatmu lagi
Di kegelapan, dalam bungkamnya batin dan rasa; tutur kata dan rinduku...
Lihatlah...!
Pagi kan segera berpendar
Inilah waktuku untuk bahagia; tanpamu...!
#30haripuisi - Day4 : Pucat
5 komentar:
WAduuhh.. . Bungkamlah aku, ngeri banget mba baca puisinya.
Eh, tapi semoga pagi cepat berpendar dan bahagia itu menjadi milikmu.
Salam.. .
semua yang ada
kadang menjadi percuma
saat semua tak terjamah
dan terabaikan karena ketidak tahuan
atau ketidak mau tahuan -_-"
hingga akhirnya,
mungkin dinikmati sendiri.
selalu harus bisa bangkit ketika ditinggal seseorang ya mbak?
kenapa harus bungkam :)
kalo memang tak lagi tanpanya
cukuplah tersenyum
karena garis yang telah ditakdirkan
adalah yang terbaik
@mood..hehe..bahagia akan selalu ada, mengitari hari2 pada tiap2 detiknya..
@inge..menikmati apa adanya tanpa keluh kesah..keadaan apapun menjadi indah jika dinikmati..hehe
@clara..yup..sebisa mungkin bangkit dan berlari..
@chikarei..krn keadaan yg dibawanya yg membuat terbungkam...
Posting Komentar