Berburuk sangka kepada seseorang, seringkali membuat hati menjadi curiga, kecewa, dan menimbulkan dendam yang berkepanjangan yang akhirnya nyawa menjadi taruhannya.
Seperti yang dilakukan Jaka saat ia menaruh kecurigaan yang berlebihan kepada sopir keluarganya. Ia mengira bahwa sopirnya telah mencelakakan kedua orang tuanya hingga mereka meninggal dunia pada sebuah tragedi kecelakaan lalu lintas. Ia mempertanyakan, mengapa kedua orang tuanya meninggal dunia, sementara sang sopir tetap sehat wal'afiat. Jaka menyangka, pastilah kedua orang tuanya itu telah diguna-gunai oleh sopirnya ini.
Tanpa sepengetahuan adiknya, Jaka meminta tolong pada dukun santet untuk membunuh sopirnya. Sopirnyapun akhirnya meninggal dunia dengan cara mendadak, muntah darah.
Sontak keluarga sopirnya mempertanyakan kepada Jaka atas kematian sopirnya ini. Jaka berdalih bahwa ia tidak menyantet sopirnya. Sampai keluarga dari sopirnya ini menantang Jaka agar mau melakukan sumpah pocong, jika memang ia tak melakukannya.
Jaka pun menyanggupinya. Maka pada hari yang telah ditentukan, ia melakukan sumpah pocong di rumah keluarga sopirnya, katakanlah Pak Edi. Bersama adiknya, ia mengendarai mobilnya. Disambut dengan wajah-wajah kecut, akhirnya upacara sumpah pocong itu dilaksanakan yang dipimpin oleh seorang kyai di kampung itu.
Setelah upacara sumpah pocong itu dilaksanakan, pulanglah ia bersama adiknya di malam itu. Namun di tengah jalan Jaka tiba-tiba mengerang kesakitan dan langsung meninggal dunia. Kagetlah sang adik. Ia dengan terpaksa mengendarai mobil itu hingga ke rumahnya sambil membawa jasad kakaknya yang sudah tak bernyawa itu.
Seminggu berlalu semenjak kejadian itu. Adiknya yang kala itu beres-beres kamar kakaknya, ia menemukan sebuah kotak kecil yang tersimpan di sebuah lemari pakaian. Dibukanya kotak kecil itu, dan betapa terkejutnya ia setelah melihat isi dari kotak kecil itu. Di sana ia temukan foto almarhum Pak Edi yang berdarah-darah, tanah (mungkin tanah kuburan), sehelai rambut, dan ...duh, apa ya... Hihi.. Sori aku lupa lagi...ahaha...soalnya ceritanya udah lumayan lama ni...*nyodorin kepala bwt dijitak rame-rame*
Adiknya kini mempercayai seribu persen, bahwa kakaknya yang telah membunuh Pak Edi. Meski ia telah kehilangan kakaknya setelah Jaka melakukan sumpah pocong, namun sejujurnya ia masih meragukannya. Dengan bukti yang benar-benar membuatnya terbelalak kaget, akhirnya mau tidak mau ia harus mengakui hal yang sesungguhnya telah terjadi.
---
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kejadian yang menyeramkan ini. Bahwa menjaga hati, pikiran, dan perkataan sangatlah penting agar kita bisa menerima setiap kejadian yang terburuk sekalipun.
Juga berbesar hati untuk memaafkan dan meminta maaf.
Ingat terus bahwa Tuhan tak akan pernah terlena. DIA akan selalu ada bagi kita. Menyebut namaNya selalu agar terhindar dari segala pengaruh negatif, pengaruh iblis yang senantiasa hendak mencelakakan kita dengan segala tipu muslihatnya.
* Diambil dari kisah Nightmare Side-nya Ardan FM.
Sebuah Puisi di Hari Ibu
12 jam yang lalu
12 komentar:
Yang utama jeng, apapun bentuk sumpah, mau pocong atau tuyul, hehhehe..bila menyeetakan nama Tuhan dan berjanji padaNya..ya bahahhahahhhahaya bagi diri....yg ga manjur kali aja kata : Sumpeee loe?....kkkwkwkwkw
Ehm.. setia banget nie dengerin Ardan FM hhe... itu di jakarta ada siaranya gak sih?
tapi aku serem juga ng'denger ceritanya, intinya sih jangan asal Men-Jusge orang gitu aja, apalagi sampe segala Nyantet, soalnya belum tentu juga pemikiran kita bener... mending terima dengan ikhlas semua kejadian yg kita alami..... Tuhan juga gak buta koQ sampe mesti ng'biarin kita yang membalas hhe...
Semangat n Happy sunday :P
sumpah pocong itu ada beneran toh mba...(aduh kuper tenan aku)
semoga jadi pelajaran buat kita, makasih ceritanya mba.
meminta maaf belum tentu kita yang salah, tapi ketika kita salah harus berani meminta maaf.
renungan malam mba...bikin merinding.
semoga kita selalu dalam lindungan-Nya...amin...
bagian dari tradisi....
MAsyaAllah
serem banget...
berawal dari prasangka dan dendam yang gx jelas ya mba...
yupp. kita harus jaga pikiran kita dari hasutan2 syetan..
semoga kita selalu dilindungi Allah
wah, menyeramkan sekali ya....
untung bacanya pas siang mba'... >.<
koq serem banget yah... tapi ada pelajaran yang bisa diambil dari semua itu ^^
BEneran bisa gitu tuh.. Kalo gitu para koruptor kita sumpah pocong aja ya
@belantara indonesia..yup..bener banget mas..ga boleh sembarangan bersumpah..
@ferdinand..hehe..iya ni..aku dengerin ardan ya pas ada acara itu doang..ahaha..siarannya ga bs didengerin di jakarta fer..kl km mo dengerin, km tiap kamis malem ke bandung...hihi..:P
@mba narti..iya mba ada benerannya..
@sda..ya kl kita ga salah, ngapain minta maaf..tp kadang kita hrs ngalah sm keadaan ya mba...hehe..itu semua tergantung sm keikhlasan hati..
@aryadevi..tradisi..?
@chikarei..iya chik..makanya sebisa mungkin kita ga blh dendam..:)
@choirul..iya..serem..
@inge..haha..iya non..aku aja pas posting ini sekitar magrib, agak merinding..pdhl pas waktu magrib, tulisannya udah mo kelar, tinggal paragraf terakhir..
@fb..aku setuju banget sm usulmu..tp sapa yg mo nyelenggarain sumpah pocongnya..?hehe..krn kebanyakan udah 'kebagi' semuanya kali...:P
duuuh
sebaiknya gak usah pake begituan ya Mbak...
santet menyantet...
sampai harus sumpah pocong
serahkanlah semuanya pada Allah sajalah
gak usah pake begituan....
ngeri ya
@elsa..itulah mba..mending buang prasangka buruk dan dendam..biar ga kaya gitu..ngeri banget mba kl udah kaya gitu..
Posting Komentar