Selamat malam, cintaku...
Kau yang senantiasa bersemayam di hati
Menorehkan jejak kenangan yang paling cantik dalam setiap kulum senyumku
Lihatlah...
Hari telah mulai pekat
Kabut malampun telah datang diiringi suara malam lainnya
Membuatku terpukau atas ketulusan dan kesabaranmu di sepanjang hari ini
Lihatlah...
Rinai hujan mulai membasahi tapak-tapak ini
Mulai meneteskan satu demi satu rindu yang tak kan pernah berujung
Kuharap, kau akan kuat bertahan menanggungkannya, demi seutuh-utuhnya jiwamu
Mentari telah lama mengaso
Di balik daun nyiur itu, di antara daun-daun pakis, daun-daun pinus, dan daun-daun cemara ini
Sinarnya telah benar-benar luruh meninggalkan pekat yang kian kelam
Di batasnya air laut, yang sebentar lagi pasang
Sinarnya memerintahkan burung-burung itu untuk kembali ke sarangnya memenuhi instingnya untuk kembali bertemu dengan yang kerkasih...
Perlahan larutlah keremangan ini bersama hitamnya gelap
Hanya ada dian dan teplok di sudut ruang ini; juga di sudut kamar ini
Sinar obor yang mobat mabit tertiup angin di beranda hati
Selalu mencoba untuk mempertahankan apinya sekedar menerangi dan menemani malam hingga pagi merebak
Akankah rembulan teduh menyulutkan sinarnya yang biru?
Setidaknya bersinar malam ini, setelah rinai hujan itu mereda...
Akankah pelangi menyembulkan bias-bias warnanya ke atas langitnya malam ini...?
Mungkinkah...?
Sedang, mentari tengah terlena dalam mimpinya saat ini
Selamat malam, cintaku...
Cukup sudah perjalananmu untuk satu hari ini berikut kesulitan-kesulitannya...
Pejamkanlah matamu sejenak
Untuk menikmati letihmu; menikmati segala penatmu dalam bersusah payah
Biarkanlah esok dengan kesulitannya sendiri
Tak usahlah kau hiraukan apakah akan datang pelangi, atau bintang timur itu, atau jingganya ungu di senja ini
Karena, kaulah awal mula dari segalanya
Dari semangat demi semangat yang terukir indah di kalbu
Membentuk karya tercantik apapun juga dan diperuntukkan bagi siapapun
Ciptakanlah sel-sel baru bagi jiwa dan tubuhmu
Agar kau selalu berseri menemani hatiku
Senantiasa berbinar tatap mata bagi sesama
Untuk hari ini, hari esok, dan hari-hari selanjutnya...
* Selamat malam, cintaku...
Berpendarlah terus bagai bintang kejora, agar kau dapat senantiasa memelukku dalam seluruh suka duka hidupku sekelam apapun itu...agar sanggup berkarya bagi Tuhan dan sesama di setulusnya jiwa...
Sebuah Puisi di Hari Ibu
16 jam yang lalu
5 komentar:
selamat malam jeng Diana...ihik..
selamat malam mba' Diana ^^
have a nice dream, and tomorrow hope to be a better day and always happy every day ^^
salam berkunjung, tetap dalam berpuisi...
met pagi mba^^
ehehee
puisi2 yang mba buat sejuk banget :D
saya ini kalo ke sini pasti deh senyum-senyum
kata-katanya puitis..... banget
Posting Komentar