Kembang rumput liar berwarna kuning
Itulah aku...!
Saat aku merasa tak dianggap
Saat itu pula aku akan semakin kuat
Sayangnya, kembang kuning rumput liar ini tak selamanya kuat
Kadang aku harus tertunduk dan kalah...
Saat aku tak kuat lagi untuk menahankan lukaku
Saat itu pula air mataku akan mengalir
Memenuhi bejana terbesar dalam jiwaku
Yang akan menjadi obat penawar lukaku di kemudian hari
Dan...
Saat aku rapuh, tak kuasa untuk tidak menangis di depanmu
Satu hal yang kuanggap tabu adalah menangis di depanmu
Saat itulah kau akan mengerti betapa terlukanya aku karenamu
Isak tangis yang harus meluncur di sela tutur kataku
Kan menyadarkan dirimu bahwa aku telah merasa sedih dan kecewa yang teramat sangat dalamnya
Kuingin menyadarkanmu bahwa kau telah berlaku tidak adil dan telah melewati ambang batasku
Kini
Setelah kau menyadarinya dengan kepekaan yang kau miliki
Kau seakan merangkulku kembali
Kau balut segala lukanya dengan segenap pengertianmu
Hingga kau berhasil membuatku tersenyum kembali
Terima kasih, kau telah membuatku tersenyum kembali
Seirama dengan senyummu di senja itu
Kumaafkan dirimu, atas nama kasih sayang sesama makhlukNya
Tak ada lagi beban di hati, dan kembali menatap satu objek yang sama dalam satu fokus; fokus positif kita...
Serta
Di atas segalanya, kembang kuning rumput liar ini kembali berseri-seri di kesehariannya
Menebarkan keharumannya yang cantik
Menari di tiup angin, lincah memukau siapapun yang memandangnya...!
Sebuah Puisi di Hari Ibu
16 jam yang lalu
5 komentar:
Kembali kasih jeng....syukurlah dah tersenyum walau sendirian dan tak senyum di pasar..:p....
lamaa bangett gak berkunjungg..
makin keren ! :D
@belantara indonesia..ahaha..ya sendiri senyum berani koq hihi..:p
@athifah..wah, ada tamu agung rupanya..kemana aja mba..? Pa kabar..?
Thx ya..bwt kerennya ehehe..
wah, sudah tersenyum kembali? berarti dunia kembali terbuka.. :D
Tersenyumlah, cuz it's all I wanna see from you...
Posting Komentar