Rembang petang ini
Ketika hujan dengan tanpa basa basi mengguyur kota
Mempersembahkan percikan-percikan penuh warna kelabu
Melaju dalam satu lintasan yang kupilih
Aku ingin segera pulang
Hingga aku korbankan magnumku
Demi percikan air hujan ini
Deras... Menciptakan geriap ke bumi...
Punggungku menyambut kehadiranmu
Kubiarkan percikanmu membasahi punggungku
Menimpa di sekujur lurusnya
Pukulan-pukulanmu halus, tapi kadang membuat perih punggungku
Dingin, beku...
Letih aku menyangga setiap derai pukulanmu
Hingga sisa perjalananku ini terasa panjang dan melelahkan
Sabarlah, wahai jiwaku...
Tataplah jalanan kelabu di depanmu
Tetap tersenyumlah seiring langkahmu
Sebentar, pelangi senja kan menaungimu hingga kau terlelap dalam teduhnya...
Sebuah Puisi di Hari Ibu
17 jam yang lalu
5 komentar:
Saling menyandarkan punggung sambil menikmati hujan bersama kekasih juga rasanya syahdu dan indah sekali loh Mbak.
Tetaplah tersenyum
Salam saya.. .
berkunjung mba ^_^....tidak berkomentar tentang puisi mba yang mendalam tetapi hanya berkabar kalau disini lagi gerimis...hehehhe..jadi kalau keluar mesti pake payung...
@mood..oya..? hihi..tar malah pada sakit dong kl ujan2an..hihi
@aryadevi..iya mas..skrg gi musim ujan ga slesai2..
trims bwt kunjungannya..:)
terima kasih punggung...
kadang kita sering melupakan si punggung ya Mbak
@elsa..iya mba..krn punggung ga keliatan..:)
Posting Komentar