Sayang...
Apa yang kau gusarkan tentang Tuhan?
Lihatlah sekumpulan awan yang berarak itu, kemudian dia mampu basahi bumi yang tandus dan gersang dari tempat yang sangat jauh dan tinggi dengan butiran-butiran lembutnya yang luruh penuh kesantunan. Dapatkah kau bayangkan seberapa jauhnya dan mampukah kau mengukurnya?
Sayang...
Apa yang kau ragukan tentang Tuhan?
Lihatlah burung-burung di angkasa, cermatilah sarangnya...
Siapakah yang membuatnya, selain naluri yang telah Tuhan berikan pada mereka?
Mereka mampu bertahan hidup dalam segala musim, dengan makanan yang telah disediakanNya, dengan baju hangat yang telah dibuatNya.
Lihatlah bunga-bunga yang cantik dan penuh pesona itu.
Siapakah yang mendandaninya dengan warna-warni eloknya?
Siapakah yang memberinya parfum, sehingga bunga-bunga itu jika bermekaran sanggup mempersembahkan wewangian terindahnya dengan tulus?
Bahkan wanginya wangi itu sanggup kita hirup dengan atau tanpa angin yang membawa keharumannya
Bahkan wanginya wangi itu sanggup kita hirup dengan atau tanpa angin yang membawa keharumannya
Sayang...
Apa yang kau sangsikan tentang Tuhan?
Lihatlah lautan yang berombak itu...
Siapakah yang membendung air-airnya hingga ia tidak tumpah ke daratan?
Berapa meter kubikkah air yang terkumpul di sana?
Sanggupkah kau untuk memberi rasa asin di seluruh airnya?
Sanggupkah kau untuk memberi rasa asin di seluruh airnya?
Sanggupkah kau menyelami luasnya?
Menyelamlah hingga ke dasar samuderanya...!
Hitunglah pula pasir-pasirnya...!
Siapakah yang menanam ikan-ikan dengan berjenis-jenis dalam keindahannya tersendiri?
Sayang...
Apa yang kau kesalkan tentang Tuhan?
Lihatlah bintang-bintang yang gemerlap di malam hari.
Layaknya pasir-pasir putih di pantai itu...
Sanggupkah kau menghitungnya?
Sanggupkah kau membentuk rasi bintang sesuai kehendakmu?
Sanggupkah kau membentuk rasi bintang sesuai kehendakmu?
Sanggupkah kau meretas ikatan rasi yang ada di langit luas itu?
Siapakah yang mengatur bulan agar bercahaya, meski dia kadang sabit, sepotong, dan saat dia utuh?
Siapakah yang mengatur waktu, sehingga bulan itu berganti dengan bola api raksasa yang siap menyinari hari-harimu dari atas sana untuk setiap pagi yang menjelang?
Sayang...
Apa yang kau keluhkan tentang Tuhan?
Lihatlah gunung-gunung tinggi menjulang, dengan hutan-hutannya yang asri menyegarkan, buah-buah ranum pada setiap musimnya, sungai yang mengalirkan air-airnya ke lautan
Sanggupkah kau menelusuri sungai-sungainya?
Sayang...
Apa yang kau gelisahkan tentang Tuhan?
Rasakanlah angin sepoi ini dengan tebaran keikhlasanNya...
Sanggupkah kau melihatnya, selain kau pasrahkan dirimu pada kuasa seluruh inderamu, pada yang menciptakanMu?
Biarkanlah DIA dengan kekuasaanNya, membingkai dirimu dan hidupmu dengan seutuhnya, menyeka air matamu yang tak henti berderai, menggendong dirimu saat kau terjatuh, dan bahkan susah untuk bangkit kembali
Sayang...
Apa yang kau gelisahkan tentang Tuhan?
Rasakanlah angin sepoi ini dengan tebaran keikhlasanNya...
Sanggupkah kau melihatnya, selain kau pasrahkan dirimu pada kuasa seluruh inderamu, pada yang menciptakanMu?
Biarkanlah DIA dengan kekuasaanNya, membingkai dirimu dan hidupmu dengan seutuhnya, menyeka air matamu yang tak henti berderai, menggendong dirimu saat kau terjatuh, dan bahkan susah untuk bangkit kembali
Biarkanlah pula DIA hadir pada saat-saat bahagia kita...
Sayang...
Resapilah Tuhan... DIA selalu tak henti membuat keindahan dan berbagai keajaiban bagimu. Bahkan, saat sehelai daun jatuh dan mengenai kepalamu sekalipun...
Sayang...
Resapilah Tuhan... DIA selalu ada untukmu, DIA ada di setiap deraian nafasmu. DIA tak pernah jauh darimu, kecuali jika kau tak menyadari kehadiranNya.
DIA hadir lewat hal yang paling sederhana...
DIA hadir lewat hal yang paling sederhana...
DIA ada lewat senyum termanis dan terbaik, serta ketulusan dari sesamamu; siapapun dia, orang-orang sekitarmu yang mencintaimu dengan apa adanya, karena bagaimanapun adanya dirimu, kaupun terlahir dalam nama cinta....
12 komentar:
Hati...
Betapa indahnya jika hati dan rasa mampu merasakan keberadaan-Nya di setiap hela nafas, mampu menyelami anugerah-Nya yang tak berbatas dan sadar bahwa Ia selalu melihat apa yang kita tidak bisa lihat...
Hati...
Jemdela utama utk mengenal-Nya...
terkadang kita lalai, meninggalkanNya.. namun Dia tak pernah sekalipun benar - benar meninggalkan kita. Maka nikmat yang manakah yg kita dustakan? karna tanpa kasih dan sayangNya,, kita tidak akan pernah merasakan indahnya hidup dan anugerah cinta dariNya.. bersyukur atas segala sesuatu, meresapiNya dalam hidup dan percaya karna Ia selalu ada"
Bener2 mesti diresapi nie.....Yupz setuju sama DEasy.. biarpun kadangh kita ngrasa Dia nnggalin kita tapi Dia ya gak pernah ninggalin kita......
NIce.. :)
Buat hamba, keheningan emang membawa ingatan tertuju penuh padaNYa, nikmat yang telah Ia berikan dan kemudahan serta kesehatan. Semakin kita mendekat, tentu lingkaran cintaNya makin merangkul hati kita, cieee...,
waahh....gambarnya indah,,
kunjungan pertama :)
jangan kesal, keluh akan-Nya
hanya bala yg akan mendatangi
bagi org2 yg melakukan hal tsb
puisi....hehhehehe......baguslah.....besok bikin deklamasi ya jeng..:p...kaburrr tar di kentutin...
kunjungan saja mba, semoga tetap sehat ^_^
daLam meresapi di kesunyian maLam, terkadang tidak terasa sudah terurai beningnya embun.
entah apakah ini arti sebenarnya dari mencitai-Mu dan menyayangi-Mu, tetapi kasih sayang-Mu seLaLu dapat aku rasakan setiap detak jantungku.
Waah.. ini mbak yang punya blog tentang kuliner bandung yaa.. Btw, puisinya baguus..
Tuhan hanya tersenyum, saat hamba-Nya menyangsikan ke Maha Segalaan-Nya.
puisinya bagus mbak, inspiratif...
salam :)
Karna puisimu aku bergetar
Karna puisimu egoku terbakar
Karna puisimu aku sadar
Ternyata Tuhan juga ada di sini,
Disana, di mana-mana
Dan di dalam diri ini....
Posting Komentar