Wajahmukah itu?
Yang mengendap di sela-sela daun jambu air cingcalo di seberang kamar ini?
Wajahmukah itu?
Yang semakin lama nampak semakin pucat pasi kadang menunduk, kadang tengadah penuh kepedihan...
Wajahmukah itu?
Yang semakin detik nampak semakin putih bagai kapas, mengisyaratkan kegelisahan yang teramat sangat...
Wajahmukah itu?
Yang masih pucat pasi dengan rambut tergerai, seolah hendak mengucapkan selamat malam pada anakmu?
Tersenyumlah...meski sesaat...
Pergilah menuju sekat hidupmu saat ini...
Anakmu kan damai di sini, jangan kuatirkan ia...
Ia akan menjadi pelipur lara bagimu, bagiku, dan bagi siapapun juga...
* aneh...koq ada ide nulis dengan rangkaian kata seperti ini ya? Hehehe..merinding juga..
...ada apa dengan imajinasiku..............
Sebuah Puisi di Hari Ibu
1 hari yang lalu
6 komentar:
kematian masih menjadi momok yang menakutkan ya?...apalagi bayangan kematian lewat sosok yang ga jelas....yaitu imajinasi...tentang gambaran kekosongan hati...
yang bacapun ikutan merinding sambiL tengak-tengok nih, soaLnya baca di tengah maLam.
bener banget om... takut nih....
yang TE"KUN" YA mba...
hehehe
seram...
ya memang
ini wajahku
ya memang
aku masih sinting
TAPI:
aku kan tetap tersenyum,
walau dunia kan menikamku....
@ mas anas..ya..tersenyumlah selagi bisa tersenyum heheh..nikmati apa adanya tikaman2 yg diberikan oleh dunia itu..
Posting Komentar