Kumenatap di kedalaman matamu dengan mesra. Di antara jemari yang saling bertaut ditemani cahayanya senja yang sebentar luruh menjadi pekat.
Mata teduhmu kini benar-benar ada di depanku. Kau tatap aku dengan sinar kasih yang mengayomi diri, menendang jantungku hingga dia bergemuruh. Tak sanggup aku untuk terus menatapnya. Kaupun tersenyum penuh keindahan dan rendah hati.
Aaahh aku suka itu...!
Namun, dalam sekedip mata, perhatianmu tak utuh lagi. Kau bagi tatapanmu untuk sebuah getar lain, yang mengusikmu. Dengan sigap, getar itu kau raih dalam genggamanmu, kau baca setiap kata yang tertera di antara cahayanya yang terpantul di matamu.
Simpan saja dulu alat komunikasimu itu. Tidakkah selama ini kita sering menggunakannya, ketika jarak memaksa kita untuk terpisah?
Siapakah di balik barisan kata-kata yang ada di genggaman tanganmu, di antara cahaya yang berpendar itu?
Simpan saja dulu tatap matamu hanya untukku, jangan kau bagi dengan yang lainnya, apapun itu.
Tidakkah kau rindu padaku?
Lantas untuk apa aku ada di sini jika kau masih saja asyik dengan duniamu?
Kumohon... Lepaskanlah dulu dunia kecilmu itu.
Aku tahu, mungkin semua itu sangat berarti bagimu.
Tetapi, bukankah aku lebih berarti lagi daripada duniamu itu, setidaknya untuk saat ini saja...?
Saat aku ingin kau manjakan, dengan mengecup keningku penuh rasa hormat.
Saat aku ingin kaupeluk dan kau genggam tanganku dengan sepenuh hatimu.
Saat aku ingin kau menatapku penuh kasih dan keteduhan seperti tadi...
Toh, aku tahu, kau dan aku tak kan lama di sini...
Sebentar lagi waktu akan kembali mengusir kita dengan kejamnya. Tak peduli dengan rindu yang masih menggumpal keras tak tercairkan hanya dengan beberapa saat saja kita saling menatap.
Tataplah aku, di sedalam-dalamnya mataku.
Tataplah aku, hingga wajahku benar-benar utuh tinggal di matamu.
Tataplah aku, sebelum waktu kita benar-benar beranjak pergi...
12 komentar:
Andai saja dia mengerti apa yang kita inginkan mbak ....
Mengapa " dia " selalu begitu ???
Selamat pagi mbak ku ....
buat puisi dengan judul "smp" dong mba
hehehehe...
special request negh
knp ya si dia juga selalu ng'rasa begitu..... padahal aku juga ga pernah ng'liat yg lain....
ada solusinya gak Sob????
Puisinya bgus mba...
@mpey..met pagi mpey ku..hehehe..tulisan itu terinspirasi dari mana2 mpey hihi.."dia" ku ga gitu koq..:)
@attayaya...oke bang..makasi aku udah dikasi special request ni..heheh..tar kl idenya udah ada ya..pasti aku posting dan aku kabarin ke bang atta...
@ferdinand...solusinya, perhatiin dia dng sepenuh hati...wkwkwk..
@ariefborneo...thanks ya..:)
kau dengan duniamu saja" >>>tataplah aku<<< aq suka puisinya mb"..sarat makna.. trkadang sdikit ego mengalahkan segalanya, manakala rindu blm usai dan waktu yg cepat berlalu
Ehmmm.... yang lagi termemory....
harapanku sama ama Mpey, moga aja dia faham akan warna hatimu. xi xi xi
seandaix dia tau apa yg qt mau, hmmm perhatianx brubah, knp sih tlsan mba sll mnggmbarkan suasana ht aq skrg
ketika kawanku membaca postingan mba, dia berkomentar
"kutatap hatimu melalui hatiku"
tataplah aku, kemudian pelajarilah aku, belum tentu kamu mengerti...hehehe....sulit untuk memahami dalam hati, tetapi untuk tampilan ?.. bisa.
hehehehe... dari hati ke hati aja dulu mbak...., udah manatap.. baru bisa diluap kan.. lam kenal mbak.. jgan lupa mampir ya... ke blog ku..
Posting Komentar