Embun pagi...
Kau telah berhasil mendidikku
Dengan logika dan pengertian yang amat lembut
Dengan senyum dan gelak tawa kau mengajariku
Hingga tak bisa kuhitung lagi berapa derai tawa yang telah terdengarkan
Berapa kembang senyum yang kemudian menghilang di udara
Cintamu tulus menghapus dahaga pengetahuanku
Menembus dinding wawasan baru bagiku
Kasihmu bening, jernih siap untuk direguk dengan penuh kerinduan
Paparanmu lugas, hingga aku tahu kesalahanku
Tanpa menyalahkanku, kau bisa menyadarkanku bahwa aku salah
Tanpa kau jawab segunung pertanyaanku, namun kau yakin bahwa aku tahu jawabannya
Kaulah gelora kesejukan saat aku terdiam dalam panasnya kebodohanku
Kaulah percikan kesegaran saat aku terpuruk dalam kenaifanku
Ah, embun...
Aku selalu mengagumimu
Bahkan hingga mentari menyapumu
Membawamu kembali ke awan-awan putih
Lambaian tanganmu selalu dapat kulihat
Di balik kabut yang berseteru hendak melemparkanmu
Wajahmu selalu kukenang sebagai wajah terindah yang pernah aku lihat
Kau bersahabat bersama bintang-bintang, awan-awan di langit biru, angin tanpa musim
Tanpa kecuali dengan bumi, saat kau dengan rendah hati menyapanya, menyapa dedaunan dan rerumputan
Kau tak pernah memusuhi matahari, yang jelas-jelas selalu menguapkanmu...
Aku ingin selalu belajar denganmu, wahai embunku yang terkasih
Kerendahan hatimu akan selalu kukenang di sepanjang hidupku
Kesabaranmu mendidikku akan terpatri indah di relung kalbuku
Genggamlah jabat erat jemariku, dan dengarkan bisikanku, "aku menyayangimu; selalu..."
8 komentar:
personafikasi dari seseorang ya mba....
aihhh bagus banget puisi2nya mba diana, jadi pengen ikutan bikin deh... hehehe dulu aku juga hobby buat puisi, tapi sejak SMA dah ngga lagi, ndak tau deh kenapa... kiss kiss dari shishil tante... ^^
salam sobat
puisi yang bermakna jasa Guru yang luhur demi mengajarkan ilmu pada kita semua muridnya.
saya juga ingin terus belajar mba.
guru pahlawan tanpa jasa yang tak bisa kita bayar dengan apapun kesuksesan yang dimiliki berkat jasa guru,.
kebetulan aku dididik di keluarga guru, dua kakak akhirnya juga pendidik plus kakak ipar jadi dosen. :) Setelah orang tua, guru memang pembimbing hidup. Bahkan di lingkungan sekolah, merekalah orang tua kita :) btw titip buat guru: maafkan kenakalanku dulu :)
mansteb, sambil ngebayangin ketika dulu aku sempat 5 tahun ngajar di salah satu SMA di PTK. ehm sangat tersanjung jika itu ditujukkan pada seseorang. sebubuah penghargaan yang tulus
dalam bening kasih dan kesejukkan yang menyegarkan, tak pernah murung walau kadang diperlakukan tidak seharusnya.. hmm... banyak belajar dari keteduhan, kesejukan, dan beningnya titik lembut di pagu hari.. :)
Kakak punya embun pagi....dan aku memiliki Bianglala Senja....
*Tapi ga tau dimana :))*
Posting Komentar