Kuraih akar pohon itu sekenanya
Kulilit-lilit dengan jari jemari tanganku
Aku tak kuat menahan bobot badanku sendiri
Aku benar-benar menggantungkan badanku di sana
Suara itu kembali datang
Berdengung keras sekali
Angin sangat riuh rendah menerbangkanku dalam sudut gelap dan pengap
Aku gigit bibirku sekuat-kuatnya; sekencang-kencangnya
Darah yang mengalir dari bibirku tak aku hiraukan
Malah semakin keras lagi aku menggigitnya
Asin darahku telah kutelan kembali berikut gumpalan-gumpalan debu ini
Mataku terpejam merasakan satu siksa yang baru aku jumpai
Otakku semakin berputar seiring kepalaku yang berputar-putar juga
Gelap sudah tak kuanggap kehadirannya
Dia malah telah berhasil menjadi sahabat kentalku; bagai kopi dengan gula
Tak nikmat jika gula ini tak bersatu dengan kopi
"Akulah kesombongan itu; akulah ego itu; akulah sang kegelapan dari sebuah gelapnya gelap"
Satu teriakan lantang tiba-tiba menyembul memekakkan telingaku di antara dengung yang tak berkesudahan
Senyumku menyambut teriakan itu...di antara darah yang masih mengalir deras dari bibirku
Satu senyum yang kupersembahkan bagi kenikmatan sebuah gelap...
Lirih aku berbisik, "Selamat datang pekatnya dunia kegelapan..."
Sebuah Puisi di Hari Ibu
17 jam yang lalu
13 komentar:
ku tak mau kegelapan.
Tak mau.
Aku harus meringkuk.
tak ada temani
Bagai makhluk kecil di tengah belantara sepi.
tak mau.
tak mau
habis dari blognya o Rame, disuruh tancap gas gegas ke sini.
Eh, benar diambut lagi dg puisi penuh kosa kata yg wajib saya rampok.....
^____^
disambut atau tidak memang ada disekeliling kita, tapi kita sendiri punya lentera untuk menerangi jalan.
aku sulit mencerna maknanya mba... :(
aku hanya manusia biasa...yg tak mengerti kosa kata indah...gubrak!...hehhe, sumpah teh aku ga 'nutut' alias ga selevel dlm hal perkosakataan, apalg kosa kata yg indah skle kayak puisi teteh di atas...sukses sll u windflowers...
hmm, bahkan di malam yg penuh kegelapan pun ada bintang yg bercahaya..
Peteng tansoyo rino tansoyo peteng..senajan suminaring diyan tansah ono ing pandelengan....nanging, diyan tansah ra migunani yen ora kabedan dening panjering suryo ing kaloko....( Bingung..)..hehehhehehe
wah bener seperti kata om rame, bahasanya luar biasa. pertama kali mampir mbak, salam kenal dari saya.
salam kenal,
ica puspita
kenapa menyambut datangnya pekat kegelapan.. semoga kami para narablog menjani sinar-sinar yang menelusup dalam pekatnya kegelapan melalui celah-celah harap" Gelap bukan berarti tidak ada cahaya bukan?
@bumi al fattah...tp kegelapan itu nyata ada dan jelas...mengikuti setiap langkah
@common cyber..wah..makasi atuh ehehe..silakan bawa kosa katanya sebanyak2nya..
@aryadevi..iya mas..sementara kegelapan hadir dan menemani setiap langkah..tp tetep hrs dijalani dng keyakinan bhw lentera akan selalu ada..
@mba narti..baca aja mba..gpp..:)
@mba tiwi..wah..emang aku manusia apaan mba? Ahaha..aku jg manusia biasa koq, bahkan biasaaa bangeettt..
@rian punya blog...namun bintang2 itu masih bersembunyi..
@belantara indonesia..halah..hrs kernyit dahi ni..wah, km bs nulis jg mas..keren..:)
@ica puspita..duh, terima kasih ca..ehhe..makasi jg udah mau berkunjung..salam kenal kembali..:)
@deasy-world...cahaya itu memang ada..tetapi belum menampakkan sinarnya sepenuhnya...amin..semoga kita dpt menjadi cahaya selalu...:) thx
menggigit banget puisinya^^
@chikarei...puisinya udah ngegigit apanya kamu chik? hihi..
Posting Komentar