Sebuah redup...
Ya, dialah sebuah redup
Yang sepertinya ingin selalu hadir menemani keremangannya
Menciptakan asa yang semakin menjauh
Perginya tak meninggalkan pesan
Hanya jejak yang terekam angin dan hampa udara
Kelam tak serta merta hinggap
Namun redup, telah lama mendarat dengan cantiknya
Akankah cahaya menjelang pagi berganti...?
Akankah ia dengan rendah hati kan menyapaku kembali...?
Seperti saat dulu ia dengan mesra membelai wajahku dengan kehangatannya yang lembut...
Seperti saat dulu ia dengan ceria mendengarkan keluh kesahku...
Wahai mentariku...
Reduplah jika kau hendak meredup...
Tenggelamlah di lautan cintaku, jika itu yang kau mau
Aku tak kan pernah lagi mengharapkanmu kembali
Sinarilah belahan bumi lainnya dengan sinar ceriamu
Seperti saat dulu kau menyinari diriku dengan kelembutan dan kesabaranmu
Bernyanyilah, bahwa esok akan tetap menjadi milikku, meski tak ada lagi terangmu
Dan aku, akan mendengarkan kisah dan nyanyianmu
Memandang dan hanya memandang wajahmu yang membelakangiku
Dari sini... Di bumi yang paling indah; setidaknya bagiku...
Sebuah Puisi di Hari Ibu
16 jam yang lalu
15 komentar:
lain kali mungkin ada baiknya di kasih tau
agar tidak selalu membelakangi kita supaya
bisa kita liat terus wajahnya :)
@masjid kita...hehe..iya, udah disuruh sih, tp dianya bandel...jd aja membelakangi terus hihi...:p
Like father like SUN...( eh sun opo son?...)..xixixixixiixi
Ada cinta kasih dalam redupnya mentari, ada cahaya yang tersimpan untuk esok... saat kita selesai menikmati malam, mentari kan hadir membawa senyum dan kehangatannya.. :)
berkunjung
aduh aku bingung memahaminya kawand.
kesimpulannya apa nich
sukses selalu ya
nikmati saja redupmu suatu saat nanti terang benderang akan menggantikan redupmu
Mentari itu enggak pernah redup.. Hanya saja kadang cahayanya tertutupi sehingga tampak redup..
well, saat mentari redup dan malam datang dgn tidak kalah indahnya
indah bagi saya juga mba...saat mentari dimanapun...
@belantara indonesia..wew..gek arep disambungke nangdi kuwi..?:p
@mas sukadi..cinta kasih akan selalu ada..hny keadaan yg membuatnya seperti sirna...:)
@mas tomo..hehe..makasi udah mo berkunjung...:) ga usah dicari maknanya..jk berkenan, baca aja dan nikmati rangkaian kalimatnya perlahan..:d
@TriZ..menikmati redup dan teduh..mungkin akan lebih bermakna daripada membenci keadaan itu..
@lilis..mentari yg garang saja sering mengalah karena situasi...:d
@meutia..semoga malamnya memang menjadi indah...:)
@aryadevi..indah dan indah yg ada..selamat menikmati keindahan itu...:)
kalo senja, matahari boleh redup
besok pagi kudu bersinar lagi
kalo ngga
berarti bumi akan berakhir
Mentari yang redup akan kembali terang dan memberikan sinarnya kepada sekelilingnya yg membutuhkan:D Nice Mb"
hmmmm ini tentang berpindahnya hati ke yang lain ya mba
menerangi hati yg lain, meredupkan hati yang ini.
sesekali ia memang membelakangi kita, mbak, tapi yakinlah ia kan selalu kembali. Nice poem
salam silaturahim ... kunanti kedatanganmu di rumahku, sahabat.
@dwina..hehe..ga ada yg bs ngejamin, kl besok pagi matahari bs dateng dng cahanyanya...
@dee..ya, matahari ga akan memungkiri dirinya..tp krn keadaanlah yg membuat dia tak bs maksimal dlm memberikan cahayanya..
@bang atta..wow..mantap ni bang atta..bs menjadikan tulisan ini banyak arti...:)
@annie..kembali menyinari dng sinarnya yg hangat..:)
salam kembali, terima kasih udah mampir ya mba...:)
Posting Komentar