Dengarkah kau gemericik air sungai itu...?
Ia bagai menghembuskan kesegaran tiada tara...
Lihatlah...
Senja ini merona merah...
Ia tak kan pernah berubah warna menjadi ungu
Langit di atasmu demikian memikat
Senyum membias di wajah pucat pasi
Akankah langit mengembalikan ceria dan asa itu...?
Di sela malam yang merangkak perlahan...
Keindahan senyum itu
Kejujuran mata itu
Tak kan menghentikan sesuatu yang telah hampir usai
Tak ada jeda, hanya air mata yang mengubah senyum menjadi kepedihan mendalam
Kehilangan...
Telah membuat semuanya usai...
Yang telah usai, yang telah sepi dan sendiri
Berteman embun pagi, malam pekat, dan suara alam...
Sebuah Puisi di Hari Ibu
17 jam yang lalu
5 komentar:
awalnya begitu tampak ceria, tapi berakhir dengan sebuah kesedihan -_-"
selalu terpukau dengan tulisan mu.
selamat sore
berkunjung....dengan membaca puisi jadi ada inspirasi lagi....tentang banyak hal...^_^
salam mba..
hm. . . Spertinya dlm keadaan dtinggalkan yg disayang. . .
Salam kenal. . .
@inge..yup..kesedihannya sedih dan pedih..krn awal yg indah itu tak selalu berakhir manis..:)
@widi..wah..thanks ya..:)
@aryadevi..terima kasih kl bs kasi inspirasi di sini..hehe..salam..:)
@zian..salam kenal jg..:) thanks bwt kunjungannya..
@easy speak..thanks..:d
Posting Komentar