Aku hanyalah seekor burung yang lemah dengan sayap-sayap yang rapuh. Aku bukan rajawali; aku hanya mempunyai mata dan hati rajawali. Walaupun jangkauanku terbatas, aku memberanikan diri untuk menatap Matahari Ilahi, Matahari Cinta, dan hatiku mengatakan YA, jangan berhenti. Seekor burung ingin terbang menuju kilauan matahari yang mempesonakan matanya. Apa yang terjadi dengan dia? Mati karena malu melihat dirinya tak berdaya?
Oh..No!
Burung itu bahkan tidak mau kecewa. Dengan penuh keyakinan dia ingin terus menatap dengan seksama Matahari Cintanya. Tak ada yang mampu membuatnya mundur, tidak angin, tak juga hujan. Dan jika kegelapan awan datang dan menyembunyikan Matahari Cintanya, burung itu tidak beranjak dari tempatnya; sebab dia tahu bahwa di atas awan yang gelap itu Matahari Ilahinya tetap bersinar, kecemerlangannya tidak akan pernah pudar sekejap pun.
Bandungku, ajari aku untuk bijaksana dalam menerima diri, namun tetap berkeyakinan penuh akan hal-hal yang baik
Oh..No!
Burung itu bahkan tidak mau kecewa. Dengan penuh keyakinan dia ingin terus menatap dengan seksama Matahari Cintanya. Tak ada yang mampu membuatnya mundur, tidak angin, tak juga hujan. Dan jika kegelapan awan datang dan menyembunyikan Matahari Cintanya, burung itu tidak beranjak dari tempatnya; sebab dia tahu bahwa di atas awan yang gelap itu Matahari Ilahinya tetap bersinar, kecemerlangannya tidak akan pernah pudar sekejap pun.
Bandungku, ajari aku untuk bijaksana dalam menerima diri, namun tetap berkeyakinan penuh akan hal-hal yang baik
0 komentar:
Posting Komentar