Rangkaian cerita di batinku, setelah aku mendengar bisikan embun pagiku...
Mengawali di setiap hari baruku, dengan senyuman termanis penuh syukur dan berjuta kedamaian yang berkenan menghampiriku, penuh rendah hati. Tak peduli mataku yang baru saja terpejam, sesaat setelah bermain-main dengan embun pagiku...mesra, penuh tawa, dengan pelukan kesejukannya yang seakan enggan kulepaskan, karena kau akan melebur bersama degup jantungku dan mengalir hingga ke otakku, tulang sumsumku, dan ke dalam sanubariku yang paling dalam.
Sejenak, sesaat setelah aku dengar bisikan embun pagiku, aku terpesona dengan kata-kata indahnya, dan tak terasa air mataku mengalir perlahan menyusuri di setiap lekuk wajahku hingga ke dalam putihnya hatiku. Mendebarkan seluruh jaringan sel-sel darah di tubuhku, mengguncangkannya dengan sangat lembut sehingga membuat lidahku kelu, tak bisa berkata apapun.....yang ada, aku hanya bisa menikmati setiap getaran yang tercipta dengan alami sebagai salah satu wujud anugerah dari Yang Maha Mengerti.
Sejenak sesaat aku dengar bisikan embun pagiku...setelah airnya sanggup membuat dua sungai mungil, diiringi bau rumput yang memukau...
Rasanya ingin aku memelukmu dengan tubuh yang melunglai. Mendekapmu dengan erat dan menumpahkan segala air mataku di sana, hingga aku melebur di dadamu yang luas. Menikmati kesejukan yang berangsur menjadi kehangatan yang samar, tapi sanggup membuatku nyaman.
Rasanya ingin aku menghambur ke arahmu dengan segala dayaku dan menyentuh setiap jengkal keindahanmu dengan tanganku yang membelai lembut. Menyentuh wajahmu, dan menempelkannya ke wajahku, di antara senyum dan tangis haru...
Menikmatinya dengan unsur-unsur alam lainnya. Bersama bulan yang sebentar lagi pamit... Bersama suara kokok ayam jantan yang membelah kesunyian pagi yang masih pekat.
Apakah aku hadir di hatimu, bermain-main dalam otakmu, menemani di jalan pikiranmu, dan berayun-ayun di setiap detak jantungmu yang mengalirkanku di dalam darahmu yang sanggup membuatmu semangat dalam menyambut aktifitasmu di sepanjang hari-harimu, kemarin, hari ini, dan esok?
Aku tak peduli....! Tetapi satu yang pasti, aku akan selalu menikmatimu dalam setiap helaan nafasku, di sepanjang waktuku.
Bandungku, aku sedang menikmati indahnya kemurnian, dengan segenap kesederhanaanku...
Mengawali di setiap hari baruku, dengan senyuman termanis penuh syukur dan berjuta kedamaian yang berkenan menghampiriku, penuh rendah hati. Tak peduli mataku yang baru saja terpejam, sesaat setelah bermain-main dengan embun pagiku...mesra, penuh tawa, dengan pelukan kesejukannya yang seakan enggan kulepaskan, karena kau akan melebur bersama degup jantungku dan mengalir hingga ke otakku, tulang sumsumku, dan ke dalam sanubariku yang paling dalam.
Sejenak, sesaat setelah aku dengar bisikan embun pagiku, aku terpesona dengan kata-kata indahnya, dan tak terasa air mataku mengalir perlahan menyusuri di setiap lekuk wajahku hingga ke dalam putihnya hatiku. Mendebarkan seluruh jaringan sel-sel darah di tubuhku, mengguncangkannya dengan sangat lembut sehingga membuat lidahku kelu, tak bisa berkata apapun.....yang ada, aku hanya bisa menikmati setiap getaran yang tercipta dengan alami sebagai salah satu wujud anugerah dari Yang Maha Mengerti.
Sejenak sesaat aku dengar bisikan embun pagiku...setelah airnya sanggup membuat dua sungai mungil, diiringi bau rumput yang memukau...
Rasanya ingin aku memelukmu dengan tubuh yang melunglai. Mendekapmu dengan erat dan menumpahkan segala air mataku di sana, hingga aku melebur di dadamu yang luas. Menikmati kesejukan yang berangsur menjadi kehangatan yang samar, tapi sanggup membuatku nyaman.
Rasanya ingin aku menghambur ke arahmu dengan segala dayaku dan menyentuh setiap jengkal keindahanmu dengan tanganku yang membelai lembut. Menyentuh wajahmu, dan menempelkannya ke wajahku, di antara senyum dan tangis haru...
Menikmatinya dengan unsur-unsur alam lainnya. Bersama bulan yang sebentar lagi pamit... Bersama suara kokok ayam jantan yang membelah kesunyian pagi yang masih pekat.
Apakah aku hadir di hatimu, bermain-main dalam otakmu, menemani di jalan pikiranmu, dan berayun-ayun di setiap detak jantungmu yang mengalirkanku di dalam darahmu yang sanggup membuatmu semangat dalam menyambut aktifitasmu di sepanjang hari-harimu, kemarin, hari ini, dan esok?
Aku tak peduli....! Tetapi satu yang pasti, aku akan selalu menikmatimu dalam setiap helaan nafasku, di sepanjang waktuku.
Bandungku, aku sedang menikmati indahnya kemurnian, dengan segenap kesederhanaanku...
0 komentar:
Posting Komentar