Sesaat, sunyi mulai merebak di bumi Parahyangan... Desau anginpun tak terdengar
Hanya ada tetesan air di daun, yang terasa pilu merobek nurani
Genderang di langit pekat silih berganti, seolah ingin membelah langit... Perkasa, sekaligus congkak...!!
Mataku yang enggan terpejam memaksaku menikmati nuansa ini sendiri, ya... Hanya sendiri...
Menjadi saksi alam yang semakin pucat pasi, dingin membeku seolah tak peduli dengan jiwaku yang hadir di situ
Dibiarkan kosong, hampa tak berujung, membawaku dalam nada-nada yang kian terasa sumbang dan pedih...
Kemanakah hendak kupijak, sedang rembulanpun enggan menerangi langkahku...??
Aku semakin jengah, menatap lurus ke depan, yang tersisa hanya bayang semu...
Adakah bayang semu itu memang ada untukku??
Atau dia kan menjelma menjadi sebuah siluet di sepanjang hidupku??
Biarlah, tanya ini menjadi pandu untuk terus berjalan menembus segala musim
Dan...dengan ketidakberdayaan ini, aku hanya mampu berserah tanpa ada koma dan tanya lagi...
Hanya ada tetesan air di daun, yang terasa pilu merobek nurani
Genderang di langit pekat silih berganti, seolah ingin membelah langit... Perkasa, sekaligus congkak...!!
Mataku yang enggan terpejam memaksaku menikmati nuansa ini sendiri, ya... Hanya sendiri...
Menjadi saksi alam yang semakin pucat pasi, dingin membeku seolah tak peduli dengan jiwaku yang hadir di situ
Dibiarkan kosong, hampa tak berujung, membawaku dalam nada-nada yang kian terasa sumbang dan pedih...
Kemanakah hendak kupijak, sedang rembulanpun enggan menerangi langkahku...??
Aku semakin jengah, menatap lurus ke depan, yang tersisa hanya bayang semu...
Adakah bayang semu itu memang ada untukku??
Atau dia kan menjelma menjadi sebuah siluet di sepanjang hidupku??
Biarlah, tanya ini menjadi pandu untuk terus berjalan menembus segala musim
Dan...dengan ketidakberdayaan ini, aku hanya mampu berserah tanpa ada koma dan tanya lagi...
1 komentar:
Posting Komentar