Satu tatap dari sepasang mata yang memandangku... Sanggup menggetarkan seluruh gejolak yang telah lama tertidur... Sanggup meluluhlantakkan gelora yang telah lama bersemayam dalam ketidak pantasan... Sanggup membuyarkan kebekuan yang telah lama ada, dalam setiap aliran darahku... Sanggup membuatku lunglai, tak bertenaga, dan rapuh...
Hanya dengan satu tatap saja, dari sepasang mata yang teduh, tak bersalah, tak bernoda...telah sanggup membuat air mataku mengalir dan membuatku bersimpuh di bawah pekatnya malam, yang embunnya tak ada lagi...yang kesejukannya telah sirna...yang ada hanyalah sisa-sisa malam yang masih pekat dan dalam...
Sepasang mata teduh itu...menawarkan hawa baru yang penuh ketulusan dan kesucian, yang membuatku pingsan tak sadarkan diri...
Sepasang mata teduh itu benar-benar lembut, penuh kasih, dan memanjakanku dalam setiap riak gelombang hidupku...
Sepasang mata teduh itu seolah berkata padaku, "mari, ikutlah denganku... Kepadamu, akan kutunjukkan sebuah keindahan yang benar-benar berbeda, sebuah keindahan yang melebihi indahnya dari keindahan itu sendiri..." Ajakannya begitu lirih dan samar... Tak terdengar hanya dengan mendengarkannya saja... Hanya keheningan sajalah yang dapat melihat dan mendengarkan dari pemilik sepasang mata teduh itu... Sepasang mata teduh yang penuh dengan derita, pengorbanan, sesahan, keikhlasan menjalani hidup...
Aku, hanya bisa terdiam dan tertunduk, saat sepasang mata teduh itu menatapku dengan hanya satu tatapan saja...
Satu tatap dari sepasang mata teduh itu, telah menuntunku, bahwa engkau ada...
Selalu menemaniku, meski aku tak pernah tahu...
Lewat satu tatap mata dari sepasang mata teduh itu, aku seolah tersadar bahwa ternyata selama ini, sepasang mata teduh itu selalu menungguku dengan senyum terindahnya...
Bahwa ternyata, telah mengoyakkan kesombonganku, kebodohanku, dan keegoisanku, yang melambangkan kematianku sendiri...
Hanya dengan satu tatap saja, dari sepasang mata yang teduh, tak bersalah, tak bernoda...telah sanggup membuat air mataku mengalir dan membuatku bersimpuh di bawah pekatnya malam, yang embunnya tak ada lagi...yang kesejukannya telah sirna...yang ada hanyalah sisa-sisa malam yang masih pekat dan dalam...
Sepasang mata teduh itu...menawarkan hawa baru yang penuh ketulusan dan kesucian, yang membuatku pingsan tak sadarkan diri...
Sepasang mata teduh itu benar-benar lembut, penuh kasih, dan memanjakanku dalam setiap riak gelombang hidupku...
Sepasang mata teduh itu seolah berkata padaku, "mari, ikutlah denganku... Kepadamu, akan kutunjukkan sebuah keindahan yang benar-benar berbeda, sebuah keindahan yang melebihi indahnya dari keindahan itu sendiri..." Ajakannya begitu lirih dan samar... Tak terdengar hanya dengan mendengarkannya saja... Hanya keheningan sajalah yang dapat melihat dan mendengarkan dari pemilik sepasang mata teduh itu... Sepasang mata teduh yang penuh dengan derita, pengorbanan, sesahan, keikhlasan menjalani hidup...
Aku, hanya bisa terdiam dan tertunduk, saat sepasang mata teduh itu menatapku dengan hanya satu tatapan saja...
Satu tatap dari sepasang mata teduh itu, telah menuntunku, bahwa engkau ada...
Selalu menemaniku, meski aku tak pernah tahu...
Lewat satu tatap mata dari sepasang mata teduh itu, aku seolah tersadar bahwa ternyata selama ini, sepasang mata teduh itu selalu menungguku dengan senyum terindahnya...
Bahwa ternyata, telah mengoyakkan kesombonganku, kebodohanku, dan keegoisanku, yang melambangkan kematianku sendiri...
0 komentar:
Posting Komentar