Thanks for this day.. May God bless us everyone and everywhere..
Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 30 November 2010

LAUT

Pernahkah terpikirkan, mengapa air laut itu asin...?

Mengapa air laut itu bening, meskipun ia adalah sebuah muara perpaduan dari berbagai air yang kotor bahkan berbau...?

Aahh, sungguh Tuhan sudah mengaturnya sedemikian rupa...!

Bagaikan tata surya kita yang bergerak teratur tak saling bertabrakan...

Garam...
Identik dengan air laut. Dialah yang membuat air laut menjadi asin.

"Janganlah khawatir, selama air laut asin, ia akan tetap memberi keindahan," begitulah kalimat yang selalu kudengar dari sahabat laut jika aku sedang berada di pantai.

Memang, apa sih kekuatan garam itu?
Garam adalah sebagai penertalisir dari air. Dialah yang bisa membuat bening air laut.
Karena endapan garamlah yang sanggup menjadikan air laut berwarna biru itu jernih; atau hijau jernih, dengan beraneka fauna cantik dan terumbu-terumbu karang indah yang hidup di kedalaman air laut.

Garam sebagai filter dari air-air sungai yang keruh dan berbau, yang akhirnya bermuara ke laut.

Tak kan pernah ada air laut yang coklat, seperti saat sungai meluap membawa lumpur-lumpur jika tengah banjir.

Air laut, tetaplah air laut, yang memiliki karakternya sendiri. Yakni sanggup menjadikan airnya jernih, bening, dan indah.



* Sanggupkah kita menjadi filter bagi sesama, bagai garam di lautan luas...?

Senin, 29 November 2010

cinta tak berbalas

Menatap di sebuah ketinggian ini

Daun-daun jatuh berguguran, tanpa ampun

Melayang tak tentu arah tertiup angin yang mengajaknya bercanda; sesaat sebelum dia benar-benar jatuh

Dia bagai helai-helai perak karena tertimpa sinar bulan saat itu

Luruh ke bumi diiringi riuh rendahnya suasana yang seperti berdebam

Di ketinggian ini pula, aku sanggup melihat bayanganku

Terbentuk karena rembulan yang teduh

Menekuri keadaan sendiri; hanya sendiri dengan desahan nafas yang memburu diiringi degup jantung yang kian tak beraturan

Sinar rembulan itu bagai menyayat hati dan perasaanku; jantung dan nadi-nadiku

Aku tuliskan sesuatu di tanah dengan jariku

Ingin aku kubur seluruh air mata ini ke dalamnya segenap rongga bumi yang kupijak kini

Syahdu dan teduh malam ini tak terasakan indah; semua terasa pilu

Meski nyanyian malam berikut kidung kemuliaan alam bersenandung

Meski bintang gemintang itu berkedip indah

Seolah memanggilku untuk pergi ke singgasananya...

Namun kali ini mereka tak sanggup menghiburku

Penat, pening, dan dingin...
Seolah ingin menyiksaku

Adakah aku layak bagai daun-daun yang berguguran itu, jika merasakan cinta tak berbalas...?

Jatuh, sakit, tersungkur, dan tak dianggap...!

Yang Telah Usai

Dengarkah kau gemericik air sungai itu...?
Ia bagai menghembuskan kesegaran tiada tara...

Lihatlah...
Senja ini merona merah...
Ia tak kan pernah berubah warna menjadi ungu

Langit di atasmu demikian memikat
Senyum membias di wajah pucat pasi

Akankah langit mengembalikan ceria dan asa itu...?
Di sela malam yang merangkak perlahan...

Keindahan senyum itu
Kejujuran mata itu

Tak kan menghentikan sesuatu yang telah hampir usai
Tak ada jeda, hanya air mata yang mengubah senyum menjadi kepedihan mendalam

Kehilangan...
Telah membuat semuanya usai...

Yang telah usai, yang telah sepi dan sendiri
Berteman embun pagi, malam pekat, dan suara alam...

Setia Pada Janji

Inilah perkataanmu padaku, bahwa kau akan memberikan apapun yang merupakan hakku.

Hakku menjadi ada, karena engkau berkenan menciptakannya.

Sesungguhnya, kau dengan mudah bisa melakukannya sendirian, tanpa membukakan hak bagiku.

Namun, dengan kerendahan hati kau lakukan untukku; kau bagikan untukku.

Betapa terharu saat aku menyadarinya...

Bahkan saat satu, bahkan bebrapa suasana yang tidak ramah berpihak padamu, kau masih saja mau berbagi untukku.

"Tak ada hubungannya," begitu katamu...

Dengan tak berdaya, akhirnya aku menerima apa yang menjadi hakku...

Kau setia pada janji...
Setia pada perkataanmu sendiri...
Menghormati tutur katamu sendiri
Menjaga harga dirimu

Salutku, angkat topiku hanya ada buatmu...
Terima kasih...
Tuhan memberkatimu dengan kesehatan dan rahmat yang berlimpah... Amin...!

Minggu, 28 November 2010

Selamat Pagi, Cinta...

Selamat pagi, cinta sejatiku...
Selamat menghirup kembali udara yang diberikanNya...
Selamat membentuk kembali sel-sel yang telah tua dan mati...
Selamat menikmati awal hari ini di antara embun pagi yang mengurungmu dengan kebeningan dan keindahannya

Selamat pagi cinta indahku...
Berikanlah seutuhnya dirimu untuk kebahagiaan orang lain dan diriku; untuk menjaga keindahan alam ini; menjaga keseimbangan yang telah diberikanNya
Persembahkanlah dirimu tanpa pamrih; hanya ada ketulusan, keikhlasan, dan apa adanya

Aku tahu, kau sangat sederhana
Tapi karena sederhanamu itulah keindahan dan kekuatanmu yang selalu dapat kuambil dan kujadikan nafas bagi seluruh inderaku

Selamat pagi cintaku...
Aku tahu, karena kesabaranmu yang tanpa batas, kau selalu sakit, kecewa, dan terluka
Kau bangun dirimu di atas bara api, hingga kau luluh lantak bagai setitik debu yang tak berarti bagi siapapun...
Kau seperti kehilangan sejatinya dirimu sebagai keindahan tanpa mahkota

Kau tak pernah menyesali apapun juga; meski sejauh perjalananmu itu benar-benar membuatmu menderita, disesah oleh keadaan dan ketidak adilan
Kau tetap mencintai apapun yang ingin kau cintai
Kau berkuasa atas apapun juga, namun kau tetap teguh pada kerendahan hatimu

Itulah dirimu, cintaku...
Kaukah yang bersemayam di seluruh rongga-rongganya jiwa dan batinku...?

Ingin kukecup mesra luka-lukamu sebagai bentuk bahwa akupun ingin mengikuti alur arus kehendakmu, ingin menjiwai dan menyelami sejauh di kedalamanmu seutuhnya...



* Selamat pagi, cintaku...
Berserilah kau selalu di dadaku, menyemangatiku dengan kerendahan hatimu dalam suka dan duka hidupku

Sabtu, 27 November 2010

pertama kali...

Pertama kali aku mendapatkan berkat ini

Satu berkat melimpah yang sangat wajar untuk aku syukuri

Aku akan sematkan berkat ini sebagai peringatan pertama kalinya aku mendapatkannya

Sebuah senyum tulus terpapar saat aku menerimanya

Pertama kali dan tak kan pernah kulupakan dalam setiap helaan nafasku di sepanjang perjalanan hidupku

Semoga, ini bukan merupakan berkat yang pertama kali sekaligus yang terakhir bagiku...

serpihan surga

Serpihan surga bagiku adalah saat aku dapat menatap senyummu dengan segenap keindahannya...

Serpihan surga bagiku adalah saat aku dapat menikmati hening senja di bawah bayangan jingga yang menyemburatkan rindu kehadiranmu

Serpihan surga bagiku adalah saat aku dapat melihat embun pagi yang memercik manja, mesra, dan indah dengan kebeningannya yang alami dan abadi dari waktu ke waktu

Serpihan surga bagiku adalah saat aku dapat meresapkan air-air cintamu dengan butiran-butirannya di tubuhku, menjadi suatu energi yang berharga bagi setiap waktuku

Serpihan surga bagiku adalah saat aku sanggup menikmati udara yang bersih dan segar. Indah bersama kupu-kupu di rerumputan, beterbangan lucu bersama sekelompok capung-capung itu

Serpihan surga bagiku adalah saat aku menikmati hidangan yang tersedia bagiku apa adanya untuk kumakan dan kuminum; sesuatu yang sangat sederhana namun dialah ternyata bagian dari sumber daya bagiku

Serpihan surga bagiku adalah saat aku sanggup tersenyum di dalam setiap kedukaanku; sanggup tersenyum di dalam setiap deritaku; dan sanggup tetap setia di setiap godaan yang menderaku

Serpihan surga bagiku adalah saat aku sanggup menggunakan benang-benang yang telah diubah menjadi pakaian favoritku dalam setiap suasana.

Dan..........
Serpihan surga bagiku adalah saat pertama aku bertemu denganmu dan menyadari artimu bagiku, dan sebaliknya

Dialah awal dari segala rasa yang membuatku sanggup merasakan serpihan surga berikut kedamaian yang ditawarkannya...

Selamanya...




* Embunku, aku mencintaimu selalu... Maafkan aku bila aku selalu membuatmu susah...
Terima kasih untuk segala atensimu padaku...

POSESIF

Posesif...
Benarkah dia merupakan satu kata yang menunjukkan bahwa kita memang benar-benar mencintai pasangan kita?

Sifat yang dimiliki oleh seorang posesif, mungkin bisa dilihat bagaimana cara dia memperlakukan kita.

Bahkan, bisa dipastikan, dia selalu mengatur pasangannya untuk tidak bergaul dengan lawan jenis.

Kayanya ribet juga ya, kalo pasangan kita memiliki sifat posesif.
Dia beranggapan bahwa kita hanya miliknya, dan harus selalu menuruti setiap perkataannya.

Sepertinya tidak ada kepercayaan yang diberikan oleh sang posesif bagi pasangannya.

Pergaulan juga sangat-sangat dibatasi. Pokoknya over protected lah :P

Diharapkan yang mempunyai pasangan yg posesif ataupun dirinya sendiri yang posesif : Bisakah menyesuaikan diri pada situasi yang dipersembahkan oleh si posesif, sebagai konsekuensi logis dari relationship yang dijalani.

Jumat, 26 November 2010

Chatting

Baca informasi tadi pagi bahwa di salah satu jalan raya di Bandung, kota tersayang ini amblas.

Informasinya menyebutkan jalan yang amblas itu yakni di Jl. Pajajaran, arah Istana Plaza. Wah bakal macet ni batinku.

Sampailah aku di Jl. Pajajaran ketika aku hendak ganti naik angkot. Mmhh, belum ada penumpangnya. Cuma baru aku seorang saja. Aku langsung naik, dan terpikir untuk "chatting" dengan sopir angkot, menanyakan kondisi jalan yang amblas itu, karena aku tahu, kalo angkot ini telah melewatinya.

Aku : "Pak, leres jalan anu di payuneun IP amblas...?"
(Pak, benarkah jalan yang di depan IP amblas?-red)

Pak Sopir : "Muhun, di Jl. Baladewa, Teh..."
(Iya, di Jl. Baladewa-red)

Yah, begitulah hasil chattingku dengan pak sopir yang lumayan informatif, meski tak banyak kata yang terucap.
*chattingnya ga rame ya..hihih*

Cukup tahu saja bahwa ternyata dengan kejadian itu tak mengakibatkan kemacetan untuk ke arah Jl. Pajajaran menuju ke Jl. Cipto.

Terkadang informasi yang kita dapatkan sepertinya merupakan sesuatu yang besar. Namun pada kenyataannya, apa yang diberitakan itu belum tentu separah yang kita lihat, jika kita kebetulan berada di TKP.




* Berharap dinas yang berwenang segera memperbaiki fasilitas umum yang rusak ini dengan baik. Terima kasih...:)

baik

Kamu pernah bilang, bahwa aku baik...
Benarkah aku baik...?
Atas dasar apa kamu menyimpulkan bahwa aku baik...?

Kamu pernah bilang, bahwa aku ceria...
Benarkah aku ceria...?
Atas dasar apa kamu menganalisaku bahwa aku ceria...?

Kamu pernah bilang bahwa aku pemurah...
Benarkah aku pemurah...?
Atas dasar apa kamu berkata bahwa aku pemurah...?

Semua kebaikanku adalah semu...
Karena kebaikan hanya milik Tuhan
Tuhanlah yang baik, bukan aku...

Semua ceriaku juga semu...
Tahukah kau hal yang sebenarnya terjadi di lubuk hatiku..?
Ceria hanyalah milik alam dan matahari yang bersinar dengan sempurnanya...

Aku juga sebenarnya bukan seorang yang pemurah...
Karena apa yang kulakukan hanya karena empati
Tuhanlah yang Maha Pemurah...
Karena Dia selalu memberi dan memberi pada semua umatNya; siapapun itu; tak memandang kasta, penjahat atau bukan...

Kamis, 25 November 2010

Tentang Musuh


Musuh jangan dicari, tetapi jika ada jangan lari...!

Rabu, 24 November 2010

PERGI

Duh...
Entah mengapa, rasa dan perasaanku teramat sedih
Kedua mataku yang mulai memerah
Hendak memuntahkan air-air matanya

PERGI
Mungkin satu kata yang teramat indah untuk saat ini
Tapi aku tak tahu hendak pergi kemana
Rasanya aku ingin pergi ke tempat yang teramat asing dan jauh
Jauh tak terjangkau oleh kakiku sebelumnya

TERIAK...!!
Aku sudah berkali-kali berteriak
Di tempat itu, di sudut taman dari lapangan hijau
Namun tak jua sirna segala rasa ini

Pergi dan pergi yang ada di benakku
Pergi jauh, jauh, dan jauh...
Entah kemana...
Ingin aku menjadi pelipur bagi laraku

Hah... Lara?
Larakah aku...?

sebuah malam

ada jerit tangis pilu
meretas malam dan sunyi
goyahkah rasa itu..?
menjadi sebuah asa, atau apatis, atau.....?
aahhh... tak penting apakah rasa itu goyah atau tidak

namun sebuah malam ini
kan selalu menjadi saksi
bahwa tidak ada sesuatu yang tak bisa diraih
meski harus dibayar dengan mahal
yakni dengan pengorbanan, perjuangan, keringat, darah, dan air mata...!!!

Selasa, 23 November 2010

Saat Kehilangan Itu Harus Terjadi

Tak seorangpun yang ingin kehilangan. Apapun itu, termasuk di dalamnya kehilangan berupa materi, atau bagian tubuh kita yang harus diamputasi, atau orang-orang yang kita cintai.

Apa yang telah kita miliki, patutlah disyukuri dengan segenap hati kita, sekaligus sebagai bentuk penghargaan atas segala hasil jerih payah kita.

Sangat bisa dibayangkan, jika satu benda *dalam hal ini hp* yang kita sayangi (karena dia merupakan hasil dari upah keringat dan pemikiran kita), tiba-tiba hilang karena dicuri oleh seseorang.

Pastilah hati menjadi geram, gondok, kepala menjadi panas bagai terbakar api karena emosi yang tiba-tiba melonjak naik. Amarah yang amat tinggi. Panik, karena hp itu bukan hanya sekedar hp saja. Tetapi banyak data yang tersimpan di sana. Belum lagi harus mengurus nomor ke gerai provider kita untuk mencegah penyalahgunaan dari nomor yang tertanam di handset yang telah hilang itu.

Maka, sangatlah wajar jika perasaan itu kemudian muncul. Sangat manusiawi dan tak menyalahi peraturan manapun. Mungkin kalo ketemu sama pencurinya, bakal langsung dihajar habis-habisan sampai babak belur.

Tapi, aku percaya padamu. Bahwa kau yang sedang tertimpa musibah dari peristiwa kehilangan ini tidak akan menghakimi dan menghajar pencurinya hingga mampus.
Aku yakin, kau akan bertindak elegan, bijaksana, dan smart. Meski senyummu tak bisa tampak karena berbagai rasa yang berkecamuk di dalam batinmu.

Rejeki yang sudah berubah bentuk menjadi hp itu, kini telah hilang.
Saatnya berpasrah dan mengambil inti hikmah pelajaran dari kejadian ini. Luruhlah dalam keheningannya. Mau tak mau, suka tak suka, kita harus berusaha agar tidak mempunyai prasangka buruk. Biarlah Tuhan mengganti yang hilang itu dengan hp yang lebih bagus. Aku yakin itu...:)



*bwt embun pagiku dan teman-teman yang sedang kehilangan krn pencurian..kamu harus janji, kalo akhirnya pencuri itu ketemu, kamu jangan dendam sama dia ya...aku ngerti perasaanmu (cacian dan makian memang pantas didengar sm dia). Tapi jika harus memilih, selesaikan semua dng cerdas. I trust you...!

Nama Yang Tak Pernah Terucap

Dalam suatu putaran waktu, kita bertemu
Angin malam dan angin pagi yang mempertemukannya
Bulan sabit kala itu terlihat sangat indah tersenyum
Bintang-bintangpun seolah memperbincangkan awal dari pertemuan kita

Waktu kembali tertunduk pada takdirnya
Saat pagi merekah, kita kembali bertemu
Dengan senyum di sela aktivitas kita masing-masing
Padahal malam tadi adalah saat-saat kita menebar ucap, merangkai kata hingga larut

Aku bisa merasakan tatapan matamu
Aku bisa merasakan senyummu itu
Aku bisa merasakan bagaimana jari jemarimu dapat membentuk bahasa non verbalmu

Bbbbbrrrrrr...
Semuanya itu sanggup membuat seluruh tubuhku menjadi dingin dan beku, gemetaran dengan jantung yang agak sedikit berdegup
Ya, semuanya sanggup membuatku lunglai, lemah tak berdaya...!!!
Ada apa ini...?

Dari sanalah kemudian senyummu amat lekat di batinku; lekat di mataku
Tatapanmu seperti panah yang menghujam dadaku, namun tetap menghadirkan satu kelembutan dan sensasi luar biasa yang pernah kutemui

Kecupan syahdu dan mesra
Peluk sayang dan cinta
Tutur kata yang halus
Selalu menemani kita
Saat aku harus memberimu motivasi
Saat aku harus berkata bahwa aku menyayangimu
Bahwa kaupun menyayangiku

Saat itu pula kau berkata bahwa semua akan baik-baik saja...
Ya, pastikan semua baik-baik saja dan di tempat seperti biasa kita kan bertemu kembali, begitu katamu

Saat kita harus bersinergi dengan penuh ketulusan dan senyum yang lebar
Saat kau memberiku pengertian tentang apapun itu

Entah sudah berapa kali aku harus mengantarkanmu di balik pintu ini

Entah sudah berapa kali aku harus memandang punggungmu, sesaat setelah kau kecup keningku dan membiarkanmu tenggelam dalam kabut-kabut itu dengan air mata yang mengalir pelan tanpa kau tahu

Kemudian menunggumu di bangku lincak ini, dan memastikan bahwa kau memang baik-baik saja...

Semuanya indah saat ada bersamamu
Kau dengarkan keluhanku dan ajari aku saat kau sedang tak di sampingku
Seakan aku sedang berada dalam pelukanmu, sementara kau tepuk-tepuk pelan pipiku yang merona...Aiiihhhh

Kau telah menghembuskan satu roh ke dalam batinku
Yakni roh cintamu, rohmu sendiri
Sehingga aku sanggup menyatakan pola pikirmu dalam keseharianku yang mempengaruhi setiap keputusanku
Sanggup membuatku tenang, damai dan berseri-seri dalam setiap suasana

Meski, namaku adalah sebuah nama yang tak pernah terucap di bibirmu...

Mmmhhhh ya... Kau tak pernah memanggil namaku; apalagi menyebutku dengan nama panggilan sayang yang dengan istimewa hanya ada tercipta buatku untuk kudengar di telingaku, meski hanya sekedar bisikan saja...

Senin, 22 November 2010

embun pagi : guruku yang paling menyejukkan

Embun pagi...
Kau telah berhasil mendidikku
Dengan logika dan pengertian yang amat lembut

Dengan senyum dan gelak tawa kau mengajariku
Hingga tak bisa kuhitung lagi berapa derai tawa yang telah terdengarkan
Berapa kembang senyum yang kemudian menghilang di udara

Cintamu tulus menghapus dahaga pengetahuanku
Menembus dinding wawasan baru bagiku

Kasihmu bening, jernih siap untuk direguk dengan penuh kerinduan
Paparanmu lugas, hingga aku tahu kesalahanku

Tanpa menyalahkanku, kau bisa menyadarkanku bahwa aku salah
Tanpa kau jawab segunung pertanyaanku, namun kau yakin bahwa aku tahu jawabannya

Kaulah gelora kesejukan saat aku terdiam dalam panasnya kebodohanku
Kaulah percikan kesegaran saat aku terpuruk dalam kenaifanku

Ah, embun...
Aku selalu mengagumimu
Bahkan hingga mentari menyapumu
Membawamu kembali ke awan-awan putih

Lambaian tanganmu selalu dapat kulihat
Di balik kabut yang berseteru hendak melemparkanmu
Wajahmu selalu kukenang sebagai wajah terindah yang pernah aku lihat

Kau bersahabat bersama bintang-bintang, awan-awan di langit biru, angin tanpa musim

Tanpa kecuali dengan bumi, saat kau dengan rendah hati menyapanya, menyapa dedaunan dan rerumputan

Kau tak pernah memusuhi matahari, yang jelas-jelas selalu menguapkanmu...

Aku ingin selalu belajar denganmu, wahai embunku yang terkasih
Kerendahan hatimu akan selalu kukenang di sepanjang hidupku
Kesabaranmu mendidikku akan terpatri indah di relung kalbuku
Genggamlah jabat erat jemariku, dan dengarkan bisikanku, "aku menyayangimu; selalu..."

Minggu, 21 November 2010

Saat Mentari Tiba-tiba Redup

Sebuah redup...
Ya, dialah sebuah redup
Yang sepertinya ingin selalu hadir menemani keremangannya
Menciptakan asa yang semakin menjauh

Perginya tak meninggalkan pesan
Hanya jejak yang terekam angin dan hampa udara
Kelam tak serta merta hinggap
Namun redup, telah lama mendarat dengan cantiknya

Akankah cahaya menjelang pagi berganti...?
Akankah ia dengan rendah hati kan menyapaku kembali...?
Seperti saat dulu ia dengan mesra membelai wajahku dengan kehangatannya yang lembut...
Seperti saat dulu ia dengan ceria mendengarkan keluh kesahku...

Wahai mentariku...
Reduplah jika kau hendak meredup...
Tenggelamlah di lautan cintaku, jika itu yang kau mau
Aku tak kan pernah lagi mengharapkanmu kembali

Sinarilah belahan bumi lainnya dengan sinar ceriamu
Seperti saat dulu kau menyinari diriku dengan kelembutan dan kesabaranmu
Bernyanyilah, bahwa esok akan tetap menjadi milikku, meski tak ada lagi terangmu
Dan aku, akan mendengarkan kisah dan nyanyianmu
Memandang dan hanya memandang wajahmu yang membelakangiku
Dari sini... Di bumi yang paling indah; setidaknya bagiku...

Mengantarkan Nyawa

Takdir seseorang tidak bisa diduga. Saat Tuhan, Sang Empunya Kehidupan ini berkenan mengambil kembali apa yang dimilikiNya. Tanpa bisa ditolak, semua yang terjadi akan tetap terjadi pada kita.

Seperti kejadian beberapa waktu yang lalu di daerah Cimahi, terjadi pembunuhan di sebuah toko besi. Di toko itu, tinggal suami, isteri, dan satu anak.

Entah mengapa, anak si empunya toko yang sudah menikah dan berlainan rumah itu tiba-tiba ingin menginap di rumah orang tuanya. Diduga, pembunuhan itu terjadi karena balas dendam.

Itulah yang terjadi. Dia masuk dalam daftar orang yang dibantai, setelah si empunya toko dan kemudian anaknya, dan ditambah lagi dengan dirinya. Seandainya saja dia tidak menginap ke rumah orang tuanya, mungkin sampai hari ini masih hidup.

Itulah kehendakNya... Itulah bagian dari kehidupan yang tak bisa dihindari... Jika Tuhan sudah menetapkan akhir hidup kita dengan cara dan jalannya.

Jumat, 19 November 2010

Tak Berdaya

Tuhan, aku tak berkuasa apapun atas lepasnya helai-helai rambutku, apalagi hingga menyakiti diriku sendiri

Aku tak berkuasa atas daun-daun jatuh, apalagi untuk mencerabutinya dan memusnahkannya

Tuhan, aku tak berkuasa atas debu tanah ini, selain karena kasih sayangMu aku boleh hidup dan berpijak di atasnya

Aku tak berkuasa atas hewan-hewan kecil itu, selain membiarkannya tetap hidup saat ia terkapar

Tuhan, aku tak berkuasa atas air-air yang selalu kubutuhkan, selain menggunakannya dengan penuh syukur dan bijak

Pun dengan udara yang kuhirup memenuhi paru-paru hingga ke otakku untuk menyeimbangkan segenap darah di seluruh tubuhku

Dari mana aku mendapatkan pakaian sebagai penutup tubuhku, untuk menjaganya dari debu dan angin, juga matahariMu, dan rasa malu

Semua aku dapatkan berkat kasihMu yang tulus dan tak berkesudahan

Semua karena pemeliharaanMu padaku, hingga aku temukan orang-orang yang sangat aku hormati dan aku cintai yang sebagian telah menghadapMu...

Berkat kasihMu, aku boleh berjumpa dengan teman-teman yang terbaik bagiku; dimanapun mereka berada, tak terkecuali dari dunia maya ini...

Terima kasih Tuhan, selaksa jiwaku memujiMu; sekarang dan selama-lamanya...




Ciloto, 19 November 2010

Kamis, 18 November 2010

abg tua ; siapakah dia sebenarnya??


abg tua: sebuah judul lagu yang dibawakan oleh grup band yang bernama plat. musik yang disuguhkan sangat easy listening dengan lirik yang mudah dicerna. tema dari lagu ini mengangkat fenomena yang ada disekitar kita. bercerita tentang tingkah polah seorang pria yang sudah berumur, mungkin sekitar 50-60 tahun yang mempunyai sifat seperti abg alias anak baru gede.

anak baru gede atau lebih beken di sebut abg adalah remaja awal yang baru meninggalkan usia anak-anak. jika dilihat usia sekolah bisa dibilang anak smp atau sma. abg dikisahkan mempunyai sifat tipikal remaja, hura-hura, suka berkelompok, ingin selalu eksis didalam komunitasnya. sikap inilah yang membentuk karakter abg sebagai "usia kritis" dimana tingkah polahnya cenderung labil, memberontak. maka munculah istilah 'kenakalan remaja'.

dalam lirik lagu ini diceritakan bagaimana seorang pria berusia tua bertingkah polah layaknya anak baru gede. dengan 'kenakalannya' dia mencoba terlibat dalam urusan anak baru gede; percintaan dengan remaja putri, tebar pesona kepada wanita yang ditemui. penampilanpun dijaga betul dengan harapan menarik perhatian kaum wanita.

tokoh usia tua yang disebut abg tua ini digambarkan telah berkeluarga, mempunyai anak dan bini yang ada dirumah. jika dilihat dari lirik tersebut dapat disimpulkan bahwa tokoh ini adalah laki-laki tulen. mempunyai seorang bini yang tentunya perempuan yang melahirkan anaknya. jelas sekali jika kita lihat dalam video klipnya.

lagu yang enak di dengar ini, membuat kita nggak cukup mendengarkan hanya sekali. berulang-kali di dengar, ternyata ada sesuatu yang mengusik. disebutkan bahwa tokoh abg tua ini disebut penjahat wanita.jika kita bandingkan kalimat  penjahat wanita, susunannya akan sama dengan seniman wanita, sutradara  wanita, pelukis  wanita, pembalap wanita, penerjun wanita, pilot wanita, polisi wanita, tentara wanita dsb. disinilah kebingungan mulai muncul, arti dari susunan kata- kata terbut kurang lebih adalah seorang wanita yang melakukan atau terlibat dalam urusan sesuatu. misal polisi wanita, maka artinya dalah polisi yang berjenis kelamin wanita. pilot wanita artinya adalah seorang wanita yang berprofesi sebagai pilot. demikin pula dengan penjahat wanita, artinya adalah wanita yang melakukan suatu tindakan buruk, jahat, melanggar aturan dll.

jika dilihat dari istilah yang digunakan dalam lirik lagu ini, bagimana seorang penjahat wanita selalu berusaha memikat setiap wanita??bagaimana mungkin seorang penjahat wanita mempunyai anak bini dirumah??padahal arti bini adalah seorang istri/wanita/perempuan yang telah diperistri??

bungkus..bungkus... bungkus....
nggak perlu pusing mikir jenis kelaminnya apa yang penting asik aja buat di dengerin sambil ngopi di sore hari.

sukses buat pl4t band, yang udah nemeni perjalanan panjang. nggak terasa udah nyampe kemana- mana .

perjalanan ini

Matahari telah mulai menguak awan kelam

Hari baru telah membuatnya pergi dengan rendah hati

Malam kini bergulir di belahan bumi lainnya

Kulihat, satu daun jatuh di dekat kakiku dengan gemulai

Kupungut daun itu dengan rasa haru

Kuperhatikan dia dan kumaknai daun jatuh ini

Sebagai sebuah akhir dari satu jiwa

Sama seperti perjalanan setiap makhluk di dunia ini

Bahwa semuanya pasti akan berakhir

Kembali pada satu titik dimana kita tercipta

Rabu, 17 November 2010

STIGMA 2

Kuraih akar pohon itu sekenanya

Kulilit-lilit dengan jari jemari tanganku

Aku tak kuat menahan bobot badanku sendiri

Aku benar-benar menggantungkan badanku di sana

Suara itu kembali datang

Berdengung keras sekali

Angin sangat riuh rendah menerbangkanku dalam sudut gelap dan pengap

Aku gigit bibirku sekuat-kuatnya; sekencang-kencangnya

Darah yang mengalir dari bibirku tak aku hiraukan

Malah semakin keras lagi aku menggigitnya

Asin darahku telah kutelan kembali berikut gumpalan-gumpalan debu ini

Mataku terpejam merasakan satu siksa yang baru aku jumpai

Otakku semakin berputar seiring kepalaku yang berputar-putar juga

Gelap sudah tak kuanggap kehadirannya

Dia malah telah berhasil menjadi sahabat kentalku; bagai kopi dengan gula

Tak nikmat jika gula ini tak bersatu dengan kopi

"Akulah kesombongan itu; akulah ego itu; akulah sang kegelapan dari sebuah gelapnya gelap"

Satu teriakan lantang tiba-tiba menyembul memekakkan telingaku di antara dengung yang tak berkesudahan

Senyumku menyambut teriakan itu...di antara darah yang masih mengalir deras dari bibirku

Satu senyum yang kupersembahkan bagi kenikmatan sebuah gelap...

Lirih aku berbisik, "Selamat datang pekatnya dunia kegelapan..."

Selasa, 16 November 2010

Cintaku Pada Biru Malam

Malam...
Tak bisakah kau tepiskan sekejap saja segala beban derita yang demikian menggantung ini...?
Tak bisakah kau ubahkan senyum pahitku menjadi sebuah senyum yang manis dan ceria...?
Masih haruskah aku terus berlari mengejar lalu lalangnya duniawi...?

Malam...
Mungkin aku hanya mencintaimu saat ini
Dengan segala bentuk kedukaan yang merambah hingga sudut kalbu
Aku jatuh cinta untuk satu senyum pada biru malam ini

Malam...
Cintaku pada biru malam akan terekam bumi
Cintaku pada sang sunyi, sang hening
Yang senantiasa setia mengantarkanku ke hadirat penciptamu, juga penciptaku, pencipta alam semesta dan seisinya...

Maka...
Tersenyumlah bersama satu senyum itu
Akan kusematkan senyummu pada setiap helai hari-hariku
Untuk kujadikan lentera bagi jalanku...



* malam, tolong jaga embun pagiku ya...biar dia tetap mencurahkan kesejukannya untukku dan bagi sesamanya, pagi ini, esok, dan selamanya...:)

Hari Raya Idul Adha dan Kemeriahannya

Saat menjelang Hari Raya Idul Adha, di pinggir jalan dan di trotoar, telah banyak yang menjual kambing dan domba. Kemeriahan yang mendadak ini memang menjadi hal yang lumrah terjadi. Aku suka ngeliatnya. Dalam benakku, pasti diantara domba-domba, kambing-kambing, dan sapi-sapi itu berlomba-lomba ingin dibeli, untuk dijadikan hewan kurban di Hari Raya Idul Adha nanti. *so tau ya..hehe*

Ada satu pemandangan menarik perhatianku, saat tadi pagi aku melihat satu orang pengendara motor membawa dua ekor kambing. Dia meletakannya di dua sisi menggunakan keranjang yang biasa tukang koran bawa. Kebayang kan...? Sayang, ga bisa aku abadikan karena ponselku jauh di dalam tas sehingga ga keburu buat motret yang menurutku ini merupakan kejadian langka.

Makna yang bisa aku ambil di hari raya ini, aku sebagai seorang non muslim, bisa memaknainya sebagai sebuah moment yang penuh kebersamaan. Sebuah suasana berbagi tak memandang kondisi seseorang; kaya atau miskin, termasuk pada keyakinan yang berbeda. Sebuah keindahan yang terasa indah dan agung... Di balik kemeriahannya, moment ini bisa meningkatkan rasa saling percaya dan harmoni keindahan yang tulus. Itulah Hari Raya Idul Adha di mataku. Entah bagi orang lain, memaknainya seperti apa. Mungkin aku salah memaknai, tolong dikoreksi ya...hehehe...

Dengan segenap ketulusan hatiku, ijinkan aku mengucapkan SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA. Semoga semangat kebersamaan ini semakin terjalin indah, dimanapun kita berada. Terima kasih, karena sebagai kaum minoritas, aku merasa nyaman dan tenteram.


* Bandung, aku ingin menyapamu...karena udah lama banget aku ga nyapa kamu...Semoga kamu semakin sejuk dan segar, seperti saat aku sedang berada di Ciloto kini...

BEHAVE

Orang-orang bijak mengatakan bahwa manusia adalah tempatnya salah. Di dalam kehidupan ini, tidak ada satu manusiapun yang tidak berdosa.

Kita sering lupa untuk bersikap. Bukan untuk mengagungkan dan menyombongkan diri sendiri, tetapi lebih pada menghormati dan memelihara apa yang telah diberikan oleh Tuhan.

Dalam keseharian hidupku, aku tengah dan masih terus  BELAJAR mengambil hikmah yang tersembunyi di balik peristiwa apapun juga. Aku berhak bersikap jika ada temanku yang dirasa pemikiran dan sikapnya sudah tidak relevan lagi denganku. Bukan mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Aku TIDAK berhak menghakiminya; karena aku bukan hakim. Aku juga tidak membencinya. Karena pribadi seseorang hanya milik Tuhan, sehingga hanya Tuhanlah yang paling mengetahui pribadi seseorang tadi, mengapa ia mempunyai pemikiran seperti itu dan sehingga ia pun bersikap seperti itu, yang notabene sudah tidak sejalan lagi denganku. Sekali lagi aku TIDAK BERHAK untuk menghakiminya.

Sikapku jika aku sudah merasa tidak cocok lagi dengan temanku, aku menjauhi dia, tapi tidak meninggalkan dia. Masih ada say hello yang wajar dan bukan berarti aku sudah tidak mempedulikannya lagi. Daripada aku berdebat menyoalkan sikapnya yang sudah tak cocok lagi denganku...? Jawabannya adalah Capek Deeeehhh...!

Suami isteri aja bisa cerai, dengan alasan sudah tidak ada kecocokan lagi di antara keduanya. Apalagi hanya sekedar temen... Biarkan dia eksis dengan kesukaannya yang telah dibangunnya dengan susah payah. Jika pandangan kita sudah tidak bisa diterima dengan baik oleh dia, ya sudah. Toh di dalam kehidupan ini tak selamanya niat baik bisa diterima baik pula oleh orang lain. Karena perbedaan pemikiran yang menyebabkan itu ada. Sadar akan perbedaan itu, dan sadar akan langkah-langkah yang telah dipilihnya.

Aku ingin menanggapi apapun juga dengan netral. Meski demikian, aku berhak juga mengemukakan pendapatku yang akhirnya menjadi sikapku. Hidup ini pilihan, dan pilihan hidup tidak selalu sama dengan yang diharapkan. Itu sudah menjadi hukum alam yang mau tidak mau harus kita jalani.




* Bwt temen2ku yg masih dalam masa transisi, jangan takut bwt bersikap...yuk kita hargai saja masing-masing pilihan hidup yang telah dipilih, dan lihat apa yang terjadi nanti hihihi...:P

Padang Harapan Terindah

Berhari-hari aku temui diri dalam balutan kerinduan
Sepi yang melonjak-lonjak bagai angin yang mempermainkan rambutku
Teduh, bahkan lembab terasa mengoyak rasa
Penat telah lebih pada satu putaran masa

Tuhan...
Di manakah letak padang harapan terindah itu?
Di manakah letak keindahannya?
Bolehkah aku berpijak di tempat itu...?

Tuhan...
Jika boleh aku bertutur
Ijinkan aku hanya bertutur tentang keindahannya saja
Biarlah aku mengubur jejak-jejak dusta yang dulu pernah ada

Tuhan...
Ijinkan aku hanya menyembahMu saja...
Tak ada berhala yang menghalangiku untuk selalu mengingatMu
Karena berhala apapun itu, pasti akan lenyap dan musnah

Tuhan...
Ijinkan aku untuk semakin menyadari dan memahami
Ijinkan aku untuk semakin mencintai caraMu membentuk aku
Bahwa dunia ini boleh hancur
Namun kasihku kepadaMu, tak boleh hancur
Seperti kasihMu yang senantiasa hadir dalam setiap hela nafasku
Hingga detik ini dan akhir nanti...

Terima kasih Tuhan...

Senin, 15 November 2010

Om Rame : Blog Rame, Rasa Nano-Nano

Sesuai namanya : RAME. Sejauh yang aku lihat dan aku rasakan, blogger yang satu ini emang rame, bahkan boleh dibilang super rame. Darinya aku mengenal gaya blogging tampar menampar dengan berbagai ragam gaya pula seperti beberapa gaya di dalam berenang. Ada saja istilah untuk menganalogikan dunia perbloggingan, dengan berjuta ide dari isi kepalanya. *heran aku juga, dapet dari mana dia, koq bisa ngambil ide sebanyak itu dalam sehari*

Tak jarang pula, kehadirannya bisa membuat tawa yang meledak-ledak saat aku membaca setiap kontennya, juga pada saat dia hadir untuk memberikan komentar di beberapa blog sahabatnya, termasuk saat berkunjung ke blogku. Ah, sering banget aku senyum-senyum sendiri, bahkan sampai cekikikan dan akhirnya ngakak...!

Tampar menampar menurut versi Om Rame adalah adanya sebuah interaksi yang saling balas membalas. Jadi, pada saat kita mengomentari sebuah postingan, diharapkan akan berlanjut terus sampai semuanya puas untuk saling menampar. Tidak hanya sekali komentar, lalu menghilang begitu saja.

Memang, jujur aku akui bahwa dari sanalah awal dari sebuah komitmen, yang sedikit demi sedikit terbangun dengan sendirinya, dan secara tidak disadari telah menjadi satu kebudayaan dalam rangka memperindah silaturahmi dengan saling support di antara blog satu dengan yang lainnya.

Indahnya kebersamaan, dan indahnya saling support jelas terasa sekali berkat kehadirannya. Aku tak berlebihan, karena aku memang merasakannya seperti itu.

Satu hal lagi yang membuat aku salut adalah, dia sekarang telah menyukai PUISI. Di mana, saat awal aku kenal dengannya, dia mengaku tidak suka dengan tulisan jenis ini. Dia lebih suka membaca postingan yang panjang kali lebar, daripada harus membaca puisi yang hanya dua bait saja. Karena menurutnya, membaca puisi itu memerlukan pemahaman yang sulit dicerna buatnya. Suka nge-blank katanya, kalo baca puisi.

Mmmh... Tapi itu dulu. Tidak untuk sekarang. Karena sekarang, dia juga sudah mulai banyak menulis puisi di blognya...! Keren kan...? Katanya sih, virus puisi ini akhirnya hinggap dan diderita olehnya sejak suka maen ke blogku dan nilla...hihih...*jadi bangga deh aku...bisa PDOD pula*

Yup, itulah seorang blogger yang bernama Om Rame.
Kontennya yang rame bagai rasa dari nano-nano...
Semua jadi satu, tapi tetap memberikan satu ciri khas, dan tak menyebabkan kehilangan pribadinya, meski sisipan puisi telah hadir di sana.

Minggu, 14 November 2010

Sebuah Daya Bagiku

Kau bagai malaikat dengan kedua sayap yang selalu siap melindungiku kapanpun dan dimanapun

Tubuhmu wangi bagai alam yang memiliki wewangian yang eksotis dan elegan

Kecupanmu sanggup memberi daya bagi sebagian amphere tubuhku

Senyumanmu sanggup menyalurkan daya bagi sebagiannya lagi di setiap kumparan di tubuhku

Suaramu telah mengalirkan dayanya pula bagi elemen-elemennya jiwaku

Lengkap melengkapi setiap getar-getarnya relung jiwa

Pelukanmu bagai terapi relaxasi bagi jiwaku yang penat

Belaianmu bagai satu sentuhan rasa bagi ragaku yang letih

Semua telah berhasil mengantarkan sejuta atmosfer baru bagiku dengan percikan-percikannya di jantungku

Indah dan selalu indah...

Lagi-lagi cinta telah membuatku kembali tenggelam dalam pelukanmu




*Terima kasih atas sebuah daya yang telah kau berikan kepadaku dengan tulus

Sabtu, 13 November 2010

STIGMA

Dadaku tiba-tiba bergemuruh

Jantungku sepertinya sakit bagai dicengkeram oleh tangan yang kuat dan keras

Aku menggelepar bagai ikan yang memang tak betah hidup di darat

Mataku meremang

Telingaku berdengung; semua terasa asing dan aneh

Kepalaku panas bagai diterjang kepulan asap panas

Bumi yang kupijak bagai tak mau lagi tersentuh oleh kakiku

Semua serasa berputar dan bergoyang tak tentu arah

Bumipun serasa berguncang keras berpadu dengan detak jantungku yang semakin tak beraturan

Dia seolah tak mau lagi menopang beratnya seluruh beban di atasnya...

Hiruk pikuk, jerit tangis orang-orang, angin membawa sampah dan debu pekat, entah dari mana angin membawa semua itu...

Aku benar-benar limbung, dan akhirnya jatuh tersungkur di bebatuan cadas

Aku mengerang, menjerit sambil kujambak rambutku

Putih pucat wajahku, pasi bagai rembulan yang masih mencoba menerangi siang

Keringatpun membanjiri sekujur tubuhku, perih bagai luka yang tersiram air asin

Kering sudah kerongkonganku, tercekat dan pedih...

Telah putuskah urat nadiku karenanya...?

kirana : ketika pendarnya semakin menghilang

Kemana kaki harus melangkah...?
Sedang raga ini terlalu letih untuk kembali melakukan perjalanan ini...

Kemana aku harus mencari geriapmu...?
Sedang langit begitu gelap...

Gelap yang sadis dan kejam
Gelap yang sepertinya selalu memayungi di setiap langkah...

Maka..
Aku akan diam di sini, di atas batu di dekat kuil ini

Sejenak...
Menantikan sinar kirana yang tersembunyikan di balik awan
Sebagai pandu bagi langkah kaki yang sempat terhenti...

Jumat, 12 November 2010

Sayang, Dengarkanlah

Sayang, dengarkanlah...

Aku tak setiap saat selalu ada di sisimu
Namun, bawalah sebentuk cinta ini saat kau pergi
Untuk selalu menjadi penghiburanmu di saat kau merasa sepi dan sendiri

Bawalah senyum terindahku
Untuk selalu menjadi pengobat rindumu, pun di saat kau sakit; ia kan memberikan kesembuhan bagimu

Dengarkanlah dengan telinga hatimu...
Bencana akan selalu datang dengan tiba-tiba
Bawalah barisan doa manis ini, sebagai perisai tubuh dan jiwamu
Agar kau senantiasa terlindungi dari marabahaya

Dia bukanlah mantera-mantera, tetapi kalimat-kalimat yang kan selalu membantumu untuk menghubungkanmu dengan Tuhan yang menciptakan segenap alam ini
Berdoalah penuh hormat dengan kerendahan hati yang padat penuh kasih
Pasrahkanlah seluruh jiwa dan tubuhmu dalam pelukanNya, saat kau mendaraskan doamu...

Tersenyumlah kepada alam yang menaungimu di manapun kau jumpai pepohonan dan ilalang
Bunga-bunga dan pohon-pohon buah
Basuhlah wajahmu di sungai bening itu
Hiruplah udaranya dengan tanpa ragu

Saat kau temukan satu pohon kecil itu rebah, bangkitkanlah dia seraya kau katakan bahwa kau mencintainya dengan setulusnya jiwamu

Saat kau lihat ada berjuta sampah yang mengenainya, bersihkanlah tempat itu dengan santun, seraya kau katakan bahwa kau amat menyayangi tempat itu...

Hendaknya, kuburkanlah sampah-sampah itu, dan jangan kau tabur di jalanan

Saat kau melihat hewan yang terjepit oleh kayu tumbang, tolonglah dia dengan kasih sayangmu, seraya kau katakan bahwa kau akan selalu merindukannya...

 Sayang, dengarkanlah
Saat kau jumpai tanah baru bagimu
Bersimpuhlah dan kecuplah ia
Sebagai tanda bahwa kau menginjaknya dengan penuh cinta dan rendah hati
Sebagai tanda syukur atas perlindunganNya hingga kau tiba di tempat itu

Titipkanlah dirimu seutuhnya pada alam barumu
Sebagai pengingat bahwa kau akan mengenangnya di sepanjang hidupmu
Menitipkan dirimu, bukan dengan menjadi seorang penjilat...!!!

Menarilah jika mereka sedang menari, setidaknya kau menikmati setiap gerak dan irama mereka dengan suka cita sewajarnya
Berdukalah jika mereka sedang berduka karena apapun juga, namun jangan sampai kau keluarkan air matamu...
Cukuplah wajahmu yang bicara bahwa kau ikut berduka

Jagalah setiap perkataanmu, karena ia yang akan menyelamatkanmu
Karena perkataanmu merupakan isi dari pikiran dan niatmu

Camkanlah semua itu sayang,
Aku tak pernah sekalipun mengajarimu hal-hal yang membuat dirimu sombong dan tak punya sikap

Jadikanlah alam dan orang-orang yang kau jumpai di sana mencintaimu dengan tulus, karena kau telah melakukannya terlebih dahulu; yakni mencintai dan menyayangi mereka dengan segenap hatimu, dengan segenap kejujuran yang kau punya

Di sanalah, Tuhan akan tersenyum mesra kepadamu, karena kau telah mengindahkan kehendakNya...

Dan...
Jika telah usai apa yang harus kau lakukan
Kembalilah kau dalam pelukanku...
Aku akan mengecup wajahmu dengan penuh kerinduan
Setelah sekian waktu jarak berhasil membuat kita hanya saling berangan



* tertawalah dengan ikhlas saat domba-domba itu memakan pakaianmu; jangan kau usik mereka...
janganlah pula kau bersungut-sungut karena peristiwa itu, karena kau telah menjadi berkat buatnya

lorong gelap

Entah berapa lama aku terpekur menatap jalanan itu
Heran aneh sendiri...
Mengapa baru aku lihat lorong gelap itu...?
Sedang, aku setiap hari melewati dan menjejakkan kakiku di jalanan ini

Lorong gelap...
Haruskah aku lewati...?

Tidak...!!
Ah, tapi aku harus melewatinya...

Aku, harus mencari jalan lain!
Masih ada banyak jalan yang bisa aku lewati
Menuju ke tempat tujuan suciku
Menuju ke tempat keindahan sejatiku...

Kamis, 11 November 2010

Mawar Itu




Cinta hadir untuk dinikmati, bagai sekuntum mawar...



*karena, mawar itu ada bukan untuk dipetik, namun untuk dinikmati keindahan dan keharumannya, dan mengagumi sang penciptanya...

Rabu, 10 November 2010

Pahlawan : Aku Akan Selalu Mengenang Semangatmu Hari Ini dan Selamanya




Dari setiap senyumanmu
Dari setiap detak jantungmu
Dari setiap aliran darahmu
Dari setiap denyut nadimu

Mengukir setiap langkahmu
Untuk selalu membangun dan memberi yang terbaik bagi bangsa
Tak peduli peluh membanjir
Tak peduli darah tercecer

Air mata yang mengalir deras saat melepasmu pergi
Berjuang dengan pikiran dan tenaga
Dengan tekad membara
Meninggalkan yang tersayang dan termanis
Sekali lagi... Demi bangsa dan tanah air
Demi harga diri dan kehormatan
Hingga rela kau tebus dengan nyawamu

***

Selayang pandang, selintas rasa
Hari Pahlawan semoga bukan hanya sekedar seremonial peringatannya
Namun semakin menyadari akan arti sebuah perjuangan dan menghargai jasa-jasanya
Yang merupakan sebuah awal; sebuah tonggak yang harus dimaknai kibar semangatnya
Selamanya, di dada...!!!

Selasa, 09 November 2010

Sekrup Kecil Dari Sebuah Entitas Sistemik Besar

Sering aku bertanya : siapa aku sebenarnya...?

Mengapa, dan untuk apa aku ada...?

Lingkunganku, keluargaku, hidupku, pekerjaanku, hal-hal baik dan buruk yang terjadi...

Untuk apa sebenarnya semua itu...?

Konsumsi siapa...?

Komoditas macam apa...?

Jika benar, aku adalah sekrup kecil dari sebuah entitas sistemik besar yang menggerakkan denyut kehidupan jagad ini...

Apakah aku juga bagian dari absurditasnya...?

Jika aku tidak mau lagi menjadi seperti itu, akankah aku mempunyai hak tolak...?

Cukup beranikah aku meneriakannya di depan sebegitu tumpang tindihnya ukuran dan timbangan capaian hidup...?

Benarkah parameter itu melibatkanku dalam kelahiranku...?

Entahlah...

Aku merasa tidak pernah bersetubuh dengan sistem yang melahirkan dadahisme ini...!

Tapi, aku minum air dari sistem itu, dan adalah benar juga bahwa aku makan dari apa yang ia hasilkan...

Bajingan...!

Keparat...!

Bangsat...!

Atau pisuhan apapun yang bisa kuciptakan yang esensi nilai kebusukannya melebihi ekspresi kebencian yang ada di jagad ini...

Akankah mereka bermakna dan membantuku menemukan sebuah jawab dari pertanyaan : aku dijebak atau aku menjebak diriku sendiri...?

Atau...

Jangan-jangan aku memang menyetubuhi kebusukan itu sendiri dengan suka rela dan bahkan penuh nafsu, sampai-sampai aku hamil dan melahirkan jiwa ini...?

Sumarah macam apa lagi yang bisa aku lakukan...?

Semeleh sing kepriye maneh sing kudu tak gujer...?

Ya ampun to Gusti...

Mbok kulo niki nggih direncangi nyambut damel manggihi sejatining karingkihaning gesang...

Mbok Njengandiko niku nggih paring welas asih matemah kawulo Panjenengan niki sageto uwal saking sinthingipun...

Mbok Sampeyan niku ampun sak kepenake dhewe ngoten to Gus... Wong Gusti koq klepyan...
Hanjuk kulo pripun...?

Gusti, kulo kesel
Pun nggih
Kulo tak leren rumiyin
Lha niku, kancane kulo nggih pun pamit bobo

Eh Gusti...
Kulo mbok disangoni to Gus...
Disangoni kawaskitan...
Diparingi kawiyaran...
Diseseli kasagetan...
Dipunjungi kekiyatan...
Kajenge kulo saged ngladosi kersane Njenengan...
Amrih kulo saged ngabekti dhumateng sesami...
Nggih Gus, nggih...
Tenan lho Gus...ampun ngapusi...hehe

<>lewat tengah malam ini...


* Gi belajar bahasa jawa...maaf kalo banyak salah di tulisannya...:P

Senin, 08 November 2010

orang-orang terkasih

Bencana...lagi-lagi bencana...
Entah mengapa, aku saat-saat ini begitu larut memikirkannya...

Aku hanya ingin para korban bencana bisa memaknai semua ini
Termasuk aku, termasuk kita bangsa Indonesia...

Wahai, orang-orang terkasih yang tengah tertimpa bencana...
Aku ingin bilang mohon sabar ya...
Jangan pengen pulang balik ke rumah...
Hanya sekedar memberi makan ternak...
Nyawa kalian semua lebih berharga daripada hewan ternak itu, juga harta benda yang tertinggal...

Kera-kera telah lama turun gunung...
Burung-burung pun telah lama terbang jauh entah kemana...
Sangat disayangkan...jika makhluk yang paling mulia ini tak menghargai nyawanya sendiri dibanding dengan hewan yang hanya diberi insting oleh Tuhan...

Bantulah juga para relawan dan relawati...
Mereka ada untuk kalian...
Dengan tenaga, pikiran, dan waktu yang mereka persembahkan bagi kalian...
Tahukah kalian, bahwa aku menulis ini masih ditemani dengan air mataku yang demikian deras mengalir...?

Empati dan doaku selalu ada...
Saat nulis ini, bandung gelap banget...


*Jika ada yang masih saja menggunakan kesempatan di tengah duka ini
Aku ingin berdoa padaNya, agar yang melakukan itu ga pernah tenang hidupnya...

Minggu, 07 November 2010

bencana ini : sisi lain sebuah fenomena

bencana yang terjadi di indonesia saat ini seperti tiada akan berhenti. terus menerus terjadi dengan berbagai versi. bencana banjir, gempa bumi, tsunami, gunung meletus. semua kejadian alam itu disertai dengan ciri masing-masing. banjir, gempa bumi, dan gunung meletus adalah sebuah peristiwa alam yang terjadi karena sifat material dan struktur planet bumi ini. peristiwa tersebut adalah fenomena alam normal yang akan terjadi dengan siklus tertentu.

bayangkan bahwa tanah yang kita pijak adalah cangkang telur bagian luar yang  keras, yang mengambang di atas cairan yang bergerak terus menerus yang di dalamnya terdapat sebuah inti. kerak bumi tersebut tidak solid utuh, tetapi terdiri dari beberapa pecahan. pecahan-pecahan itu begerak dengan arah kontinyu. karena kecepatan  gerak yang tidak sama, maka terjadi gesekan dan tumbukan. inilah yang menyebabkan gempa.

indonesia berada diatas lempeng asia yang didorong oleh lempeng australia dan ditahan oleh lempeng pasifik/china. gesekan lempeng bumi menimbulkan panas, dan panas ini yang melelehkan lapisan magma terluar dan keluar menjadi lahar pijar dalam peristiwa gunung meletus. tentunya dengan kekuatan dorong yang berbeda-beda antara satu peristiwa letusan dengan letusan yang lain. gunung meletus ada hubungannya dengan peristiwa gempa, sehingga indonesia yang berada dalam garis "fire belt" akan mengalami gempa dan gunung meletus cukup sering. di indonesia sendiri wilayah yang menjadi jalur api ini meliputi  : sumatera, jawa, kepulauan nusa tenggara, dan sebagian sulawesi. kalimantan tidak dilewati garis api ini sehingga cenderung aman  dari peristiwa gempa dan gunung meletus.

peristiwa alam yang normal terjadi ini akan menjadi suatu BENCANA  ketika bersinggungan dengan kehidupan sosial manusia. akibat dari peristiwa alam tersebut membawa dampak yang merugikan bagi manusia. alam rusak bahkan bisa berkibat fatal bagi manusia itu sendiri. di lain sisi, peristiwa alam tersebut juga membawa dampak positif bagi kehidupan manusia, misal peristiwa gunung meletus, selain membawa kerusakan yang dahsyat bahkan merenggut nyawa manusia, letusan itu juga membawa material dari dalam bumi yang bisa menyuburkan alam di sekitarnya, sehingga alam di sekitar gunung berapi menjadi subur dan dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia.

peristiwa meletusnya gunung merapi di jogjakarta, membawa dampak yang luar bisa bagi kehidupan masyarakat sekitar merapi, jogja nasional; bahkan internasional. contoh ditundanya beberapa penerbangan dari luar negeri ke jogja atau sebaliknya, yang tentunya membawa konsekuensi tertentu. selain itu letusan merapi juga telah merenggut ratusan nyawa warga sekitar.

ilmu dan teknologi telah berupaya untuk bisa "membaca" fenomena alam yang terjadi sehingga antisipasi bisa dilakukan guna meminimalkan kerugian.di indonesia telah ada beberapa badan yang menangani secara khusus tentang kegunungapian. bahkan telah ada lembaga khusus yang menangani bencana alam yang dapat terjadi di indonesia. pemerintah juga telah telah membuat program-program yang di harapkan dapat "menyiapkan" masyarakat dalam menghadapi bencana.
namun...mengapa bencana alam yang terjadi masih juga memakan banyak korban???

masyarakat luas telah mengetahui bahwa sumatera adalah daerah dengan intensitas gempa yang cukup sering dengan kekuatan yang besar, simulasi sudah banyak dilakukan, namun kenyataannya ketika terjadi gempa, masih banyak sekali korban yang jatuh, padahal masyarakat sumatera adalah yang paling siap menghadapi gempa itu. korban meletusnya merapi, masih juga bertambah banyak. padahal sejak awal merapi sudah  "dimonitor aktivitasnya".

ada apa dengan merapi? apa ada yang salah? apa ada yang mengamuk? apa merapi sudah tidak mau bersahabat dengan kita?

pertanyaan2 diatas sering kita dengar dan keluar jawaban2 yang khas indonesia. merapi saat ini sedang mengeluarkan amarahnya karena melihat tingkah polah pemimpin negeri ini yang menjadikan rakyat menderita sehingga merapi menghukum kita. merapi mengeluarkan murkanya dengan mengajak seluruh alam di indonesia bersama-sama mengeroyok rakyat ini dengan kejam.
jika boleh bertanya, saya juga akan bertanya, kalo merapi murka, alam ini murka karena melihat pemimpin dan pejabat negeri ini yang menyebalkan, kenapa yang dihukum rakyat??? kenapa yang harus menderita rakyat??? berarti merapi dan konco-konconya telah "salah marah" dan salah menghukum. kenapa letusannya tidak ke rumah para pemimpin durhaka dan para pejabat bejat saja??? berarti merapi dan konco-konconya juga harus dihukum....lalu siap yang kudu menghukum???
jawabannya adalah......capek dech...

di sini saya melihat bahwa masyarakat kita cenderung melihat sesuatu dari sisi melankolik daramatik. (saya tidak bisa melanjutkan bahasan ini karena setelah nyruput serbat anget.....saya tidak tega untuk melanjutkan....pis yo!)

jatuhnya banyak korban tewas meletusnya gunung merapi tidak lepas karena faktor sosial, ekonomi dan kebijakan pemerintah. antisipasi yang seharusnya dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban tidak berhasil. masyarakat masih melihat bahwa fenomena meletusnya gunung berapi adalah peristiwa mistis. keyakinan masyarakat bahwa keluarnya lahar dll adalah batuknya merapi. merapi sedang membersihkan diri. sehingga masyarakat dengan penuh keyakinan tidak melihat bahwa itu adalah peristiwa yang berbahaya yang dapat membawa dampak luar biasa bagi kehidupannya. maka masyarakat enggan dievakuasi ke tempat aman, cenderung memilih berdoa atau mungkin menggelar acara tertentu.
faktor yang kedua adalah ekonomi. masyarakat petani dan peternak disekitar merapi menggantungkan hidupnya dari kegiatan bertani dan beternak. sehingga meraka tidak bisa meninggalkan rumah, sawah dan ternaknya begitu saja. meski di pengungisian, mereka masih memikirkan sawah ladang dan sapinya sehingga meraka nekat kembali ke rumah untuk sekedar menengok kebun atau mencari rumput untuk pakan sapinya. akibatnya, puluhan nyawa melayang bersama sapi mereka.

kebijakan pemerintah dalam melihat fenomena bencana yang terjadi di indonesia LAMBAT dan KAGETAN. seandainya kebijakan yang mereka keluarkan benar-benar berorientasi untuk keselamatan masyarakat, tentunya sudah jauh-jauh hari sebelum merapi benar-benar meletus sudah disiapkan apa yang harus di kerjakan. benar bahwa bangsa ini adalah bangsa yang tanggap bencana. tanggap dalam bahasa jawa adalah mendatangkan, seperti nanggap wayang, nanggap ndangdut, nanggap jaran eblek dll. artinya bahwa bencana yang terjadi menjadi tontonan dan ajang komentar. TALK MORE DO LESS  (pinjem istilah iklan rokok). pemerintah tidak siap dan program-program yang mereka lakukan selama ini tidak ada gunanya bagi masyarakat. bagaimana melakukan evakuasi warga, bagaimana mengorganisir relawan, bagaimana mengelola tempat pengungsian, bagaimana distribusi bantuan, bagaimana menangani korban luka...semua improvisasi seketika. hal ini menambah beban derita warga korban bencana tersebut.

kiranya masih banyak yang perlu kita benahi di kemudian hari agar kita lebih mengerti "kehendak " alam dan kita lebih "siap" menghadapinya. melihat sesuatu dari berbagai sisi, menjadikan kita lebih memahami akan banyak hal. semoga tulisan ini bisa mewarnai hati sahabat-sahabat blogger di manapun berada dalam menginspirasi bangsa ini. koreksi dari sahabat semua selalu saya nantikan dan telah saya siapkan ruang khusus di hati dan pikiran saya. mohon maaf  dengan setulusnya, saya sampaikan untuk tulisan saya yang salah.