Sayang, dengarkanlah...
Aku tak setiap saat selalu ada di sisimu
Namun, bawalah sebentuk cinta ini saat kau pergi
Untuk selalu menjadi penghiburanmu di saat kau merasa sepi dan sendiri
Bawalah senyum terindahku
Untuk selalu menjadi pengobat rindumu, pun di saat kau sakit; ia kan memberikan kesembuhan bagimu
Dengarkanlah dengan telinga hatimu...
Bencana akan selalu datang dengan tiba-tiba
Bawalah barisan doa manis ini, sebagai perisai tubuh dan jiwamu
Agar kau senantiasa terlindungi dari marabahaya
Dia bukanlah mantera-mantera, tetapi kalimat-kalimat yang kan selalu membantumu untuk menghubungkanmu dengan Tuhan yang menciptakan segenap alam ini
Berdoalah penuh hormat dengan kerendahan hati yang padat penuh kasih
Pasrahkanlah seluruh jiwa dan tubuhmu dalam pelukanNya, saat kau mendaraskan doamu...
Tersenyumlah kepada alam yang menaungimu di manapun kau jumpai pepohonan dan ilalang
Bunga-bunga dan pohon-pohon buah
Basuhlah wajahmu di sungai bening itu
Hiruplah udaranya dengan tanpa ragu
Saat kau temukan satu pohon kecil itu rebah, bangkitkanlah dia seraya kau katakan bahwa kau mencintainya dengan setulusnya jiwamu
Saat kau lihat ada berjuta sampah yang mengenainya, bersihkanlah tempat itu dengan santun, seraya kau katakan bahwa kau amat menyayangi tempat itu...
Hendaknya, kuburkanlah sampah-sampah itu, dan jangan kau tabur di jalanan
Saat kau melihat hewan yang terjepit oleh kayu tumbang, tolonglah dia dengan kasih sayangmu, seraya kau katakan bahwa kau akan selalu merindukannya...
Sayang, dengarkanlah
Saat kau jumpai tanah baru bagimu
Bersimpuhlah dan kecuplah ia
Sebagai tanda bahwa kau menginjaknya dengan penuh cinta dan rendah hati
Sebagai tanda syukur atas perlindunganNya hingga kau tiba di tempat itu
Titipkanlah dirimu seutuhnya pada alam barumu
Sebagai pengingat bahwa kau akan mengenangnya di sepanjang hidupmu
Menitipkan dirimu, bukan dengan menjadi seorang penjilat...!!!
Menarilah jika mereka sedang menari, setidaknya kau menikmati setiap gerak dan irama mereka dengan suka cita sewajarnya
Berdukalah jika mereka sedang berduka karena apapun juga, namun jangan sampai kau keluarkan air matamu...
Cukuplah wajahmu yang bicara bahwa kau ikut berduka
Jagalah setiap perkataanmu, karena ia yang akan menyelamatkanmu
Karena perkataanmu merupakan isi dari pikiran dan niatmu
Camkanlah semua itu sayang,
Aku tak pernah sekalipun mengajarimu hal-hal yang membuat dirimu sombong dan tak punya sikap
Jadikanlah alam dan orang-orang yang kau jumpai di sana mencintaimu dengan tulus, karena kau telah melakukannya terlebih dahulu; yakni mencintai dan menyayangi mereka dengan segenap hatimu, dengan segenap kejujuran yang kau punya
Di sanalah, Tuhan akan tersenyum mesra kepadamu, karena kau telah mengindahkan kehendakNya...
Dan...
Jika telah usai apa yang harus kau lakukan
Kembalilah kau dalam pelukanku...
Aku akan mengecup wajahmu dengan penuh kerinduan
Setelah sekian waktu jarak berhasil membuat kita hanya saling berangan
* tertawalah dengan ikhlas saat domba-domba itu memakan pakaianmu; jangan kau usik mereka...
janganlah pula kau bersungut-sungut karena peristiwa itu, karena kau telah menjadi berkat buatnya