Tarawih semalam adalah merupakan tarawih terakhir di bulan ramadhan tahun ini.
Kejadian ini berawal dari seorang ustadz yang menyelipkan sedikit pesan-pesan untuk menyambut hari nan fitri esok.
Karena ibu-ibu yang duduk di bagian belakang kaum pria, dan merasa tidak bisa mendengar perkataan sang ustadz, maka dengan spontan di tengah heningnya suasana, salah satu dari mereka nyeletuk, "Teu kadenge...."
Kemudian secara spontan juga, seorang bapak yang duduk di barisan kedua itu balik nyeletuk, "Torek..."
*Torek artinya budeg...
Tak ayal lagi, para hadirin di mesjid itu dengan serempak tertawa terutama di barisan bapak-bapak dan bahkan ada yang sampai terpingkal-pingkal, sambil berbaring ia tertawa cekikikan, hingga mukanya merah.
Sementara itu, sang ustadz yang telah sepuh itupun tersenyum bijak sambil melihat ke arah bapak itu.
Bapak itu nyeletuk balik karena ia merasa bahwa bahasa yang digunakan oleh ibu itu kasar. Ia ingin bahwa kata yang digunakan itu "teu kadangu" yang artinya sama dengan tidak terdengar, tapi dia masuk ke dalam bahasa sunda yang halus.
Akhirnya, di tengah hujannya kota ini, suasana ceria yang tiba-tiba datang itu, menyambut mereka untuk Sholat Tarawih. Sesuatu yang baru sekarang ini terjadi...
Sebuah Puisi di Hari Ibu
1 hari yang lalu
3 komentar:
*seperti diceritakan oleh seorang pemuda karang taruna di lingkunganku...:)
sori ya, flower...gw mungkin org filsafat liberal...so, gw menganggap gak jamanx lagi perempuan di belakang...wah urang sunda, gw sll tertarik sm urang sunda...pengen belajar bahasax coz sering main2 ka bogor te...
@anto...hehe..aku ga tau juga sih..hihi..itu mungkin udah aturannya kaya gitu :)
mmhh gimana yaa hihihi...sunda itu emang indah sih hahaha *ge er mode on*...km mo blajar bahasa sunda...? wah..bgs jg tuh keinginanmu hehe..
Posting Komentar