saat senja : ketika kenikmatan satu persatu hilang...

Di dalam sejarah manusia yang sempat aku mengerti...

Bahwa manusia diciptakan karena cinta...

Tak ada yang bisa menandingi indahnya keajaiban cinta...

Karena dialah salah satu suasana dan saat-saat istimewa yang diciptakanNya

Karena....Cinta itulah DIA....!!

Sesuai citraNya, kita lahir ke dunia fana ini

Dengan kelebihan dan kekurangannya

Dengan keaneka ragaman yang lagi-lagi Tuhan sediakan bagi kita umatNya

Tak ada yang bisa merencanakan, bahwa kita ingin dilahirkan dari rahim seorang ibu yang kaya raya

Tak ada yang bisa merencanakan, bahwa kita ingin dilahirkan sebagai Orang Sunda, Orang Jawa, Orang Minahasa, Orang Batak, Orang Bali, bahkan menjadi Orang Mexico atau Italia...

Atau apapun sesuai keinginan kita... Sekali lagi kita tidak bisa memilih...

Kita terlahir dalam keadaan suci tak bernoda...

Kita dirawat dan dibesarkan oleh orang tua kita...

Kita tumbuh dengan bimbingan orang-orang yang menyayangi kita...

Hingga kita beranjak dewasa...

Semua kenikmatan dunia telah hampir direguk

Suka duka, pahit perih, bahagia senang...

Semua datang silih berganti...

Sesuai kodratnya, manusia tak kan bisa terus dalam keadaan muda

Ia akan bergumul dengan usianya

Saat senja yang kian menapakinya..

Ketika kenikmatan satu persatu hilang...

Saat telinga tak bisa lagi mendengar dengan jelas...

Saat mata tak bisa lagi melihat dengan cermat...

Saat gigi tak lagi perkasa memotong makanan kesukaannya...

Saat kaki tak segagah dulu lagi ketika melangkah

Saat lidah tak selancar dulu lagi ketika berbicara

Apakah artinya semua ini....?

Gambaran bahwa telinga kita sudah saatnya beristirahat untuk mendengar hal-hal yang tak pantas didengar...

Mata tak boleh melihat sekenanya saja...semua harus teratur dan bermakna bagi dirinya sendiri dan sesamanya...

Gigi yang tak bisa membantu kita mengecap makanan kesukaan kita...bahwa makanan yang kita makan seyogyanya bukanlah sekedar makanan fisik semata yang diperbanyak, melainkan makanan rohanilah yang saatnya diolah dan diperbanyak lagi...

Kedua kaki yang telah lelah melangkah dalam mengarungi kehidupan ini...bahwa sudah saatnya kedua kaki itu mengaso, dan hanya melangkah demi bentuk kasih kita kepadaNya...

Lidah yang dulunya sering dipergunakan untuk bergunjing...kini saatnya berhenti, hanya untuk memuji dan memuliakan Tuhan... Berdzikir... Mengaji... Mengkaji rasa mengkaji diri...