Thanks for this day.. May God bless us everyone and everywhere..
Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 30 September 2010

Test Keperawanan

Haha... Aku baru tahu (telat kali yeeee *halah*) kalo anggota DPRD Jambi meluncurkan idenya mengenai test keperawanan bagi calon pelajar SMU dan Perguruan Tinggi.

Mmhhh..kalo buat aku pribadi ni, kayanya wacana di atas ga adil deh.

Ga adilnya yang pertama... Masa cuma kaum cewek aja yang ditest, yang diperiksa...?
Terus, apa kabar dengan kaum cowok?

Ga adilnya yang kedua...
Kalo ternyata banyak kaum cewek yang udah ga perawan lagi, masa ga boleh sekolah...?
Apa kabar dengan UU yang mengatur hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak bagi warga negara Indonesia.
Apa kabar dengan perjuangan RA. Kartini yang menggaungkan emansipasi wanita dalam karyanya Habis Gelap Terbitlah Terang...?

Kebayang, kebodohan lantas menjadi sebuah trend mark buat negeri ini.
Udah gitu, pasti sekolah-sekolah ga laku. Terus tar guru-guru, dosen-dosen, dan para pegawai tata usahanya pada nganggur... Sementara ni, ga bisa dipungkiri lagi bahwa kaum cewek lebih dominan daripada kaum cowok. Apa ga nambah rumit lagi tuh, kalo makin banyak pengangguran...?

Ga adilnya yang ketiga...
Faktor hilangnya keperawanan itu beraneka macam. Ga melulu karena faktor suka sama suka. Gimana kalo hilangnya keperawanan itu disebabkan oleh kecelakaan, karena olah raga, dan disebabkan oleh pemerkosaan...?
Apakah ga bakal jadi beban psikis buat mereka...?

Meski baru wacana, tetapi keliatannya wacana ini sudah menimbulkan kontra.

Lagi-lagi, peran orang tua yang harus mempertanggungjawabkan setiap kondisi anak-anaknya. Ga peduli anaknya cewek atau cowok. Hajaran pendidikan tentang agama dan moral yang bermula dari keluarga sebagai basis mungil ini, memang harus kuat, harus tangguh, harus perkasa, harus menjadi pedoman yang sangat berpengaruh bagi alam sadar maupun alam bawah sadar mereka.



* Adik-adikku sayang, tetep keep fight ya buat masa depan kalian sendiri...
Kalian mungkin udah bisa menilai kinerja dari generasi sekarang yang jadi pemimpin. Masa kalian nanti akan ga lebih baik daripada mereka...?

Rabu, 29 September 2010

Gengster : Anak Bandung, Banggakah Menjadi Gengster?

Jika aku mendengar selintas informasi mengenai gengster yang ada di Bandung, aku kadang suka heran sendiri. Ada sejumlah nama geng yang eksis di Bandung ini. Adalah XTC, BRIGEZ, MOONRAKER, dan entah apa lagi (tapi ketiga itulah yang sedang booming alias selalu bikin masalah-red). Aku ga tau dalam penulisan nama geng itu bener atau salah. Tapi satu yang pasti, yang aku tahu, mereka itu suka sekali melakukan vandalisme. Menuliskan nama gengnya, sebagai tanda atau ciri bahwa itulah daerah kekuasaannya. Sejumlah tugu-tugu kecil berbentuk segitiga,  yang sekaligus sebagai taman aspal ini, kebanyakan dicoret-coret. Bahkan aku pernah menemukan coretan mereka ada di bagian MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT. Mmmhh, apa ga memprihatinkan tuh... Sebagai generasi muda, bikin ga bisa, mbok ya ikut ngejaga... Aku pikir itu bukan sebuah kegiatan yang berat koq...

Belum lagi aksi mereka di jalanan, yang disebut geng motor.. Sangat meresahkan. Kemarin aja ni, mereka ditangkap. Ada sekitar 244 personil ditangkap karena ulah mereka yang ugal-ugalan di Subang.

Jujur, aku miris banget. Sebagai warga Kota Bandung, aku sebenernya ga rela liat dan denger ini semua.
Aku jadi berpikir... Kenapa mereka membuat perkumpulan keras seperti itu. Bukan hanya aksi vandalisme saja yang mereka lakukan selain meresahkan masyarakat, namun mereka sering pula berantem, dan tak jarang nyawa sebagai taruhannya. Apa ga konyol tuh..???

Mending aja, mereka itu menjadi perkumpulan-perkumpulan yang ramah lingkungan. Biarlah nama mereka tetep keren-keren, namun mereka selalu siap untuk menjaga lingkungan kota. Misal ni.. Bersihin Sungai Cikapundung, ngebantuin Pak Walikota nanem pohon sama nerbangin burung-burung. Daripada mereka berbuat yang bener-bener konyol dan tak bertanggung jawab. Atau bantuin Pasukan Orange yang berkarya ngebersihin jalan-jalan kota secara periodik. Asik kan...? Sambil sekalian membuat hati para orang tuanya ga khawatir...

Apa bangganya jadi anak gengster...???

Bener kata Bapak Dede Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Barat... Mereka yang kebanyakan masih berstatus sebagai pelajar SMU ini harus dan wajib menjadi anggota pramuka... Biar mereka bisa lebih asik lagi dalam berekspresi dan dalam pembentukan karakternya sebagai generasi bangsa...


* Hatur nuhun Pak Dede, abdi mah satuju pisan, upami murangkalih-murangkalih eta dilebetkeun kana organisasi kepramukaan mah. Punten jewer weh cepilna upami bararaong wae mah....

Coz, I luv you so much, Bandung...:)

Selasa, 28 September 2010

pedih




Ketika hati tertaut lembut di antara gamang dan miris
Oleh sebuah kelam yang indah menandingi cerahnya langit biru
Menandingi indahnya laut biru dengan deburan ombaknya

Ketika hati tertaut oleh masa yang belum pernah dikenalnya
Tiba-tiba...
Kepedihan begitu nyata melampaui senyum yang tengah merebak
Kepedihan begitu nyata menampakkan dirinya
Tersenyum sinis dan membayangi pelupuk mataku
Mengembun, dan akhirnya jatuh ke bumi...

Pedih...
Bolehkah, kutitipkan hatiku padamu...?
Kan kusiram kau setiap pagi dan sore
Dengan air mata yang kan kujatuhkan buatmu...

Pedih...
Bolehkah, kujenguk selalu asaku yang telah kau bawa pergi...?
Kan kubawakan kau makanan dan minuman yang paling lezat untukmu
Sebagai bukti, bahwa aku mencintai kepedihan ini...
Di setiap hela nafasku...

Satu Juta Empat Ratus Ribu Rupiah

Tuhan...
Itulah angka fantastis yang telah Kau berikan selama rentang waktu tiga puluh hari aku menghirup udara yang Kau berikan
Dengan cuma-cuma Kau persembahkan bagiku dengan penuh kasih sayang dan pemeliharaan

Tuhan...
Kau telah mengajarkan segalanya bagiku; bahwa di balik kesukaan harus tetap mengingat yang lemah, dan di balik kedukaan terdapat hikmah yang demikian cemerlang

Tuhan...
Tak terbilang berkat yang telah Kau berikan...
Hitungan kasar itu hanya sepersejuta dari sekian banyak hal yang telah Kau berikan

Jikapun aku harus menjalani duka, kecewa, dan terluka
Itu semua tak berbanding dengan pemberianMu

Aku... 
Ingin tetap bersyukur dalam setiap helai nafasku
Ingin tetap bersyukur dalam setiap denyut nadiku

Sebab...
Di dalam setiap kejadian, Engkau tetap memberikan yang terbaik
Sesakit apapun itu...

Kuatkanlah aku dalam melihat bentuk kasihMu yang terselubung, yang tersembunyi...
Agar aku selalu sanggup mengingat kehadiranMu dalam kedukaan dan kesukaanku...


Doaku...

Senin, 27 September 2010

BANDUNG EVERLASTING BEAUTY



Kota Bandung di dalam memperingati hari jadinya yang ke 200, ditandai dengan logo Bandung Everlasting Beauty yang merupakan karya Achmad Sutarjono, sebagai pemenang lomba logo Hari Ulang Tahun Kota Bandung ke 200 yang jatuh pada tanggal 25 September 2010.

Peringatan HJKB yang ke dua ratus ini dimeriahkan pula dengan kegiatan Bandung Air Show di Lapangan Hussein Sastranegara. Namun sayang, dalam atraksi tersebut ada pesawat jatuh, yang dipiloti oleh Ir. Kapten Ir. Alexander Supeli.


Bandungku, Kaulah Kota Tersayang Bagiku

Bandung, kini kau telah banyak berubah...
Dengan dua koma empat juta jiwa, engkau kini padat...
Berbagai program telah dijalani...
Lingkungan, kesehatan, infrastruktur, olah raga, pendidikan, agama, kesejahteraan, serta seni dan budaya...

Aku berharap, engkau akan hijau kembali, semarak penuh bunga...
Dengan penanaman sejuta pohon dan sejuta bunga..
Aku berharap...
Cikapundung kembali berseri, dengan upaya-upaya yang telah dilakukan secara bertahap...
Aku ingin...
Resapan airmu jangan menghilang selama-lamanya...

Jalan-jalan di kotamu semuanya akan diperbaiki...
Akan dibeton semuanya...
Agar tetap kuat dan kokoh...

Bandungku tersayang...
Meski peringatanmu saat ini telah memakan korban
Namun aku yakin akan kesetiaanmu...
Bahwa dalam kesejukan dan kesegaranmu yang tak lekang oleh waktu...
Kau, akan tetap mengenangnya sebagai pahlawan yang gugur di bumi Parahyangan

Biarlah, semua menjadi saksi
Akan kebangkitan keempatmu...
Setelah Proklamasi Kemerdekaan...
Setelah Bandung Lautan Api...
Dan... Setelah Konferensi Asia Afrika...

Bandungku, semoga kau semakin sejahtera di dalam iman dan martabat yang tinggi

Dirgahayu Bandungku tercinta.... (1810 - 2010)

Minggu, 26 September 2010

satu detik saja

Dalam hening suasana kini..
Di kedalaman bayangan rembulan yang semakin membias...
Saat orong-orong mulai memperdengarkan nyanyiannya...
Saat serangga malam melagukan choir alaminya...

Aku bertelut, di singgasana awan-awanku...
Yang kian berarak tak tentu arah...
Yang kian bergerak sekehendak hatinya...
Sepotong hati yang tertinggal jauh di sana...
Memekik penuh kegelisahan di antara tangisan yang menyayat...

Aku...
Ingin memandangmu meski hanya satu detik saja...
Mengurai sebentuk senyum terindahku...

Aku...
Ingin menyentuh wajahmu meski hanya satu detik saja...
Memaparkan kelembutan jemariku...

Aku...
Ingin memeluk tubuhmu meski hanya satu detik saja...
Menghangatkan tubuh dan jiwaku dalam naungan dadamu kuberlindung...

Aku...
Ingin menciummu meski hanya satu detik saja...
Satu kecupan manis saat setengah detik berlalu menembus ke setengah detik berikutnya, namun penuh kesan selama tiga ratus enam puluh lima hari...bahkan lebih...!!!

Sabtu, 25 September 2010

saat hujan reda

Ketika kembali pulang
Dalam senja berbalut rinai hujan
Tak berapa lama hujan itu reda
Hilang...musnah, seiring kehadiranmu

Siapakah kau...?
Yang selalu memberi kedamaian jiwa
Yang selalu membuatku tersenyum
Mengembang, indah, dan tulus dalam detik-detikku...

Ingin kunanti lagi
Saat hujan reda
Agar aku kembali menemukanmu
Dari balik tirai air yang tercurah dari langit luas ini...

SUMPAH SERAPAH

Di dalam kehidupan ini, berikut hiruk pikuk, kesibukan, pernak pernik, dan ambisi-ambisinya...

Terkadang kita lupa akan satu hal; tentang tutur kata. Tutur kata yang kita ucapkan merupakan suatu bentuk pengalihan dari apa yang kita pikirkan, dari apa yang kita inginkan dalam menghadapi setiap peristiwa yang mewarnai setiap aktivitas kita, maupun hanya untuk sekedar "say hello" atau istilah kerennya basa basi. Tentunya, basa basi sebagai bentuk kepedulian kita untuk orang lain, dan tidak berlebihan.

Tak ada suatu aktivitas apapun, tanpa berkomunikasi. Tak ada suatu kegiatan satupun yang tak memerlukan komunikasi. Saat kita tidurpun, kita kadang suka bermimpi. Bahkan saat kita berada di dalam keheninganpun, kita selalu memerlukan komunikasi. Dalam doa, maupun berintrospeksi, untuk menemukan jati diri kita yang sesungguhnya. Ya, kita kadang memerlukan sebuah dialog bersama sang hening.

Dari sanalah tutur kata kita diuji. Bagaimana kita bisa menggunakan komunikasi sebagai sesuatu yang indah, menyejukkan, dan dapat membahagiakan orang lain yang kebetulan harus bertemu dengan kita.

Tak jarang, apa yang kita ungkapkan dapat menimbulkan sumpah serapah bagi orang lain, menimbulkan kekecewaan bagi orang lain karena apa yang kita katakan itu menyakitkan baginya.

Sumpah serapah yang orang lain ucapkan pada kita, lambat laun seperti sebuah doa mujarab bagi kita. Orang yang sakit hati saking kelewat, bisa memuntahkan perkataan apapun bagi yang menyakitinya, tanpa kontrol, tanpa filter lagi.

Sedapat mungkin, dengan rendah hati yang kita miliki ini, jangan biarkan orang lain memuntahkan perkataan yang sungguh sangat tak pantas dari mulutnya bagi pendengaran kita. Bukan berarti kita tidak tegas dalam menyikapi sesuatu yang mungkin kurang berkenan bagi kita. Tapi komunikasi yang baiklah yang diharapkan. Semua, pasti ada caranya. Memberi yang terbaik dan terindah meski hati kita serasa terbakar oleh emosi kita. Seperti aku bilang tadi, bahwa di sinilah komunikasi kita diuji.

"Ngomong elek lan ngomong apik podo le mangap. Kuwi sebabe, ngomongo kanggo hal sing apik-apik wae..." Itulah motto yang kuperoleh dari kakekku yang intinya bahwa ngomong apapun, toh mulut kita sama aja harus membuka, mangap. Jadi, ngomonglah untuk hal-hal yang baik saja. Kalo di Priangan, ada peribahasa "Hade goreng ku basa" yang berarti "Bagus dan jelek itu karena bahasa". Dan ada ungkapan pula, "Perkataanmu adalah pedangmu"

Karena....
Kita jangan sampai membuat orang lain berdosa, yang disebabkan oleh ucapan kita...

Bahwa dengan membuat orang lain kecewa sampai-sampai dia mengeluarkan sumpah serapahnya itu, kita sudah membuat orang lain berdosa.

Percayalah, masih banyak cara untuk menyelesaikan setiap konflik, setiap masalah, setiap perselisihan dengan cara yang anggun, santun, dan elegan, tanpa mengurangi ketegasan kita, tanpa menurunkan harga diri kita.

Hanya dengan tutur katalah semua dapat dikemas.
Tutur kata yang cantik bukan untuk menipu. Tutur kata yang manis bukan untuk menghipnotis orang lain. Tutur kata yang santun bukan untuk menonjolkan ego kita.
Semua itu bukan seharusnya untuk menguntungkan diri sendiri (seperti dalam dunia politik yang memeperebutkan kekuasaan).

Tetapi semua itu ada untuk sesuatu niat yang mulia. Semua itu ada untuk membuat kita lebih bijak dan berpandangan luas.
Semua itu ada untuk membuat kita semakin cerdas.
Semua itu ada untuk menuntun kita pada keadaan yang lebih baik lagi.

Last but not least... Serahkan semua pada Sang Maha Gaib... Daripada kita bersungut-sungut dan saling mengeluarkan sumpah serapah kita; dengan membuat orang lain mendaratkan sumpah serapahnya ataupun kita sendiri yang mendaratkan sumpah serapah itu...
Lebih baik kita curhat padaNya, dengan bahasa yang cantik pula... Buatlah DIA tersenyum, bahkan buatlah ngakak jika perlu, karena DIA punya selera humor yang tinggi pula...

Jumat, 24 September 2010

Jemputlah Aku Di Padang Ilalang


 

Letihku...
Rasaku...
Rinduku...
Cintaku...
Asaku...

Kecewaku...
Syukurku...
Dukaku...
Laraku...
Senyumku...

Bahagiaku...
Air mataku...
Jejak-jejak lukaku...
Bilur-bilur deritaku...
Kerendah hatianku...

Ketulusanku...
Egoku...
Kelembutanku...
Kesetiaanku...
Kebijaksanaanku...

Pengertianku...
Kebaikanku...
Keindahanku...
Keramahanku...
Ketegasanku...

Keberanianku...
Kerapuhanku...
Keteguhanku...
Kepasrahanku...
Upaya dan doa-doaku...

Itulah isi dari ragaku
Itulah isi dari segenap bejana di jiwaku

Itulah yang telah melahirkan diriku seutuhnya
Itulah yang menuntunku
untuk mengenalmu dan mencintaimu selalu

Jemputlah aku di padang ilalang ini
Di ambang petang aku kan menunggumu

Jemputlah aku di padang ilalang ini
Yang kian menjadi saksi kepasrahanku

Pilihlah bejana yang kau suka
Peluklah bejana yang kau kehendaki dariku

Apapun yang kau pilih, itulah diriku apa adanya
Ambillah dia, dan bawalah pergi...

Kamis, 23 September 2010

welcome home, honey...

Malam telah larut...
Tinggal suara malam yang sempurna terdengar...
Aku terbangun dari mimpi indahku di atas awan-awan ini
Langit yang terang berbeda dengan terang-terang sebelumnya

Bayanganmu nampak dari jauh
Seluruh inderaku telah sanggup memastikan bahwa kau telah datang
Kuurai senyum termanisku, saat harum wangi tubuhmu menyergapku
Lembut namun kuat...
Indah namun tegas...

Selamat datang kembali, sayang
Di singgasana langit biru kau bertahta
Hanya ada kau dan cintaku di sana, di lingkaran pelangi itu
Bertemankan bintang, bulan, dan angin yang membawa segumpal awan rindu kita selalu

Tunas itu...Jangan Sampai Kenal Cinta Sesat

Kelu bibirku terkatup
Di antara hujan yang mengguyurkan airnya ke bumi
Di antara tangis yang mencekam
Di antara duka yang tak kan pernah sirna

Kelu bibirku menganga 
Di antara ketakyakinanku
Akan sesuatu yang tak pernah kubayangkan akan terjadi
Akan segala yang sanggup menorehkan luka

Tunas itu...
Aku tak ingin biarkan ia mengenal cinta sesat
Tak ingin tunas itu berdarah-darah
Terluka oleh duri-duri cinta yang terbawa

Tunas itu..
Lukamu masih basah...
Oleh air mata dan hujan malam ini
Jangan kau pergi lagi...

Ceritakanlah kedukaanmu pada sang sejati
Bagai hujan yang terjatuh dari awan-awan hitam itu
Ceritakanlah segala beban di hatimu
Bagai matahari yang meluruhkan

Kumohon.......................................
Jangan kau serahkan seluruh raga dan rohmu untuk cinta sesat itu
Yang sekarang kau anggap indah...
Berpalinglah, berbaliklah ke arahmu semula
Engkau akan menjadi sesuatu yang besar kelak
Tak sebaiknya kau buang waktumu untuk cinta sesat itu...

Suatu hari kelak..
Kau akan temukan cinta sejati, yang paling indah, di antara yang terindah..
Pastikan kau akan benar-benar ceria; bukan hanya di bibir saja.....!!!
Aku sayang kamu, Tunas....!!!


* masih buat ochie..

Pancaran Sukacita : Sebuah Renungan Halal Bihalal


Pancaran sukacita... Itulah tema dalam acara silaturahmi di Keluarga Besar Unpar, 22 September 2010 dengan penceramah Bapak Dr. H. Achmad Suherman, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Bandung, dan dihadiri pula oleh Bapak H. Dada Rosada, sebagai Walikota Bandung.

Di dalam sambutannya, Bapak Dada mengemukakan beberapa program yang sedang dilakukan oleh Kota Bandung, diantaranya Program Sejuta Pohon, Program Sejuta Bunga, Program Kali Cikapundung, akan dibuat juga jalan tol yang menghubungkan antara daerah Ujungberung dan Majalaya, dll.
Pak Dada menyebutkan betapa pentingnya peduli lingkungan. Nabi Muhammad sendiri mengajarkan kepada umatnya, "Menanamlah dengan benih pohon di tanganmu, walau esok kiamat" Ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya merawat dan memelihara lingkungan serta mencintainya. Kemudian, jika berperang Nabi tidak menganjurkan untuk merusak pohon.

Walikota juga menambahkan bahwa Kota Bandung adalah Kota Agamis, bukan Kota Islami, karena menyadari akan keberagaman yang ada di Kota Bandung. Di Kota Bandung sendiri, pemeluk yang beragama Islam 89% sedangkan sisanya yang 11% terdiri dari Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu.

Dalam kesempatan ini juga, Pak Walikota menyampaikan bahwa ternyata, silaturahmi ini yang seolah hanya terkesan milik orang muslim saja, namun ternyata di Keluarga Besar Unpar pun, ia dapat menemukannya, dan inilah yang menurutnya adalah sesuatu yang sangat luar biasa, sampai-sampai ia membatalkan acara peresmian mesjid di sebuah daerah.

Walikota Bandung




Di akhir sambutannya Pak Dada menghimbau agar setiap warga mau menanam pohon barang satu pohonpun. Meski di Bandung ini banyak terdapat suku-suku lain yang ada di Indonesia ini, namun hendaknya mencintai juga Bandung, sebagai tempatnya berusaha dan tinggal.

Bapak Achmad, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Bandung


Di dalam renungannya Bapak Achmad, menyampaikan beberapa hal yang baru aku dengar. Gaya dakwahnya lucu, bikin segar, dengan banyolan-banyolannya yang khas. Dia menyampaikan bahwa arti sebenarnya shaum sama dengan puasa. Puasa diambil dari Bahasa Jawa : Ngeposake Rasa (baca : ngeposake roso). Dan di dalam Alquran sama dengan puasa berbicara. Dalam renungannya juga beliau memaparkan bahwa ada kesamaan antara Alquran dan Injil. Salah satunya tentang hari kiamat. Bahwa tak seorangpun yang tahu kapan itu terjadi. Baik Nabi Isa atau Nabi Muhammad, atau para malaikatpun. Jadi yang mengetahui akan hari kiamat itu hanyalah Tuhan semata.

Adapun filosofi ketupat. Kenapa ketupat tidak dibuat dari daun pisang, tapi daun kelapa. Karena secara keseluruhan pohon kelapa sangat berguna bagi manusia. Dibuat dari janur, yang saling mengikat dan menguatkan. Di dalamnya ada beras sebagai lambang kemakmuran. Pada masanya, ketupat juga dipercaya sebagai penolak bala.
Ceritanya waktu jaman wali, bahwa ada satu wali yang bikin ketupat, dan wali yang diberi ketupat itu kemudian memberi lagi ketupat pada wali yang telah memberi ketupat, disajikan dengan santan yang diartikan sebagai pangapunten. Jadi ketupat dan santan itu diintisarikan sebagai saling memohon maaf atas segala kalepatan, nyuhunkeun pangapunten (baca : meminta maaf).

Dalam ceramahnya juga, Pak Achmad merasa heran dengan tradisi mudik. Mengapa setiap lebaran harus mudik, sementara kita mencari nafkah di Bandung, tinggal di Bandung. Tapi kenapa pada saat lebaran malah merayakan di kampung halaman, dan membayar jakat juga di lembur? (lembur : kampung, desa).

Lagi, soal lingkungan menjadi titik utama dalam ceramahnya. Bahwa di dalam kehidupan ini ada dua hubungan yang harus dilestarikan, dan memaparkan hadits Nabi yang sempat disinggung oleh Pak Walikota. 
Adalah Habluminallah dan Habluminnanas. Hubungan manusia dengan Tuhan, dan hubungan dengan makhlukNya. Di dalam hubungan yang kedua ini, terbagi lagi menjadi dua, yaitu hubungan antara biotik dan abiotik. Bahwa selain kita berhubungan dengan sesama kita,  juga hewan, tumbuhan, dst (biotik),  kita juga berhubungan dengan abiotik, seperti udara, air. 

Tentang udara......
Berapa banyakkah kita menghirup udara dari kita lahir sampai sekarang. Hehehe..beliau juga menghitung 'subsidi' yang diberikan oleh Tuhan dalam satu bulan. Ternyata, Tuhan telah memberi 'subsidi' sebanyak 11.400.000 perak...!! Itu kalo oksigen dihitung pertabungnya 40.000 perak... (Sebenernya beliau ngasih perinciannya sih... Tapi ga keburu dicatet, keasyikan ngedengerin hehehe...)

Tentang air......
Ada penelitian di Jepang tentang air, ternyata air itu bisa mendengar dan memiliki perasaan. Saat kita menghaturkan terima kasih padanya, kemudian secara mencengangkan kristal-kristal air itu membentuk dirinya menjadi sesuatu yang indah. Dan jika diperdengarkan musik Mozart, ia pun bisa membentuk dirinya menjadi seperti bunga.  Berbeda saat air mendengar musik yang keras, brang breng brong...hihi.. Air akan membentuk kristal yang ga bagus. hehe.. air aja udah kaya gitu, apalagi orang ya...hihi...Eh, tapi orang mah malah ada yang bisa menikmati itu...hihihi.. Ah..Betapa Tuhan itu selalu memberi keajaiban bagi umatNya...

Kaitannya dengan udara dan air... Bagaimana kita memperlakukan mereka dengan sebaik-baiknya. Menanam pohon dan menghemat air... Menggunakan mereka dengan bijak dan penuh cinta. Agar alampun menyayangi kita pula. Tak seperti di Brasil, bahwa angin tornado pun, yang biasanya berupa angin, kini sudah berubah bentuk menjadi angin tornado yang membawa api, yang jika ditelisik lagi, ternyata pohon-pohon sudah tak ada lagi di sana. Itulah kekuasaan Tuhan, selain memperlihatkan matahari yang menjadi empat di China, pasir yang menyembul terus menerus di Saudi Arabia, dan fenomena-fenomena lainnya.

Akhirnya... aku bisa menyimpulkan, bahwa di atas segalanya... Kebersamaan itu indah.  Kerukunan itu cantik, dan perbedaan itu bagai pelangi yang memancarkan keindahannya tersendiri, unik, dan mengagumkan. Silaturahmi itu mulia dan menyenangkan. Dan... kapan lagi aku bisa bersalaman dengan Bapak Dada Rosada heheheh...


* mohon maaf jika terdapat kesalahan, mohon koreksinya yaaa...:)

Rabu, 22 September 2010

-----------------------------------------------------------------

Aku sedih melihat judul di atas...
Apakah artinya garis yang segaris itu...?
Akupun tak pernah mengerti apa itu artinya...

Apakah itu pertanda sebuah detak jantung yang sudah tidak berdegup lagi...???
Atau...
Apakah itu pertanda patah hati...?
Atau...
Apakah itu pertanda bahwa sudah mati rasa...???

Ahh... entahlah..
Aku hanya ingin kau bercerita...
Tentang segala kegundahan di hatimu...


* Ochie sayang... mungkin kamu butuh waktu bwt cerita sama kami...tapi...tolong jangan bikin state yang bikin kami khawatir tentang keadaanmu...apa arti garis itu, Chie...??
Kamu jangan melakukan hal yang ga wajar ya... please....:((

Selasa, 21 September 2010

hilang : terpendam isakan tangis misteri

Seseorang yang tampak cerah, ceria, dan tanpa beban...

Ternyata ia rapuh...!!!

Dalam sebuah tabir yang kian gemerlap membungkusnya tak serta merta membuat ia nyaman dan merasa dihargai...

Gelak tawanya tenggelam melebur dalam derai angin dan hujan yang riuh rendah

Dalam tujuh puluh dua jam ia menghilang di balik kabut tebal itu...
Ya, genap tujuh puluh dua jam; tak lebih dan tak kurang...!!!

Sesak dan resah menyemai beberapa orang dada yang mencintainya

Tiga kelam dan tiga terang yang terlampaui tanpanya membuat doa-doa kian terlantun indah...

Kabut tebal yang membawanya pergi, kini telah membawanya kembali pulang...

Misteri yang membawanya pergi, kini misteri itu pulalah yang membawanya kembali pulang...

Cukuplah ia datang dan tersenyum lepas, meski misteri masih menyelubungi dirinya hingga rapat...



* ochie sayang..kamu jangan bikin bingung lagi ya...kalo kamu ada masalah, bilang dong jangan dipendem sendiri...kalo kamu gi patah hati, please bilang juga...kami semua menyayangimu, kesian ibu sama ayahmu...dan aku berjanji, akan menjadi pendengar baikmu sampai kapanpun....tapi kamu jangan pergi lagi....aku dan temen2mu lainnya sayang sm kamu...we love you always...:)

Kesan dan Pesan dari Mimpi

Setiap manusia yang terlahir di bumi ini, pasti pernah merasakan yang namanya bermimpi. Bahkan sejak jaman para nabi kita, tak jarang Tuhan memberikan petunjukNya lewat mimpi yang merupakan sebuah media komunikasi antara Dia dan makhlukNya.

Pada saat sekarang, mungkin hanya orang-orang pilihanNya sajalah yang masih dikasih mimpi, misalnya orang-orang yang diberi karunia oleh Tuhan indera keenam yang tajam, yang bisa menganalisa mimpi itu menjadi sebuah petunjuk yang akan terjadi kelak.
Aku, bukan salah satu yang termasuk di antaranya. Namun hingga kini, mimpi yang entah dari mana datangnya itu, ternyata ada yang bisa dimaknai dan tidak. Artinya, mimpi bisa merupakan petunjuk, dan mimpi bisa juga hanya sebagai bunga tidur saja.

Bagiku, jika mimpi itu benar-benar terasa utuh dan membekas hingga kita terbangun pada saat waktu tengah malam hingga sepertiganya malam, itulah tanda bahwa mimpi kita memiliki arti. Namun, jika kita bermimpi di waktu sebelum tengah malam atau sesudah subuh, itulah tandanya bahwa mimpi kita itu sebagai bunga tidur, yang biasanya gampang sekali terlupakan, misalnya saja bermimpi bertemu dengan idola kita. Atau, kita bermimpi saat kita kangen dengan seseorang.

Semasa aku duduk di bangku Sekolah Dasar, guruku pernah menyuruh murid-muridnya untuk mengingat mimpi-mimpinya semalam. Namun, pada waktu itu kami kebanyakan tak pernah berhasil mengingatnya. Dari sekian banyak mimpi, paling hanya sekali, dua kali yang bisa kami ingat.

Belum lama ini, aku pernah bermimpi kedatangan bapak presiden kita beserta isteri berkenan menginap di rumahku yang sederhana dan sempit ini. Mereka tidur di kamarku. Di mimpiku itu, aku sangat bahagia sekali bisa berjumpa dengan beliau. (Meski pada kenyataannya, aku kurang sreg dengan pemerintahannya). Pak Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani juga berkenan melihat-lihat tiap ruangan di rumah yang super mungil, di mana aku tinggal ini sambil tak henti-hentinya berbincang santai sambil tersenyum-senyum. Entah apa yang kami perbincangkan. Sayang, aku sudah lupa di bagian ini hehehe...

Setahuku, ini menurut para orang-orang tua dulu, jika kita bermimpi bertemu dengan orang-orang penting atau pejabat, maka itu bisa berarti bahwa kita akan mendapat sebuah kemuliaan. Kemuliaan di sini bisa berarti kita akan mendapat sesuatu yang tidak disangka-sangka, misalnya memperoleh jabatan, atau kebahagiaan lainnya, bahwa apa yang merupakan cita-cita kita, akan tercapai. Dan itu benar, bahwa ternyata aku juga akan dipromosikan menjadi kepala bagian di kantorku, meskipun jujur, aku tak pernah menginginkannya...

Kiranya,  mimpi yang pernah aku alami ini dapat menjadi sebuah harapan di dunia nyata, agar aku bisa senantiasa memberi yang terbaik bagi lembagaku, lingkunganku, keluargaku, dan bagi diriku sendiri, dengan niat tulus dan suci. Amin...



Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menuliskan Mimpi Terindah atau Terburuk yang Pernah Anda Alami, dalam rangka 1 tahun blog Berpikir Positif.

Senin, 20 September 2010

cintaku di langit biru

Sayang...
Telah ribuan jam aku menunggumu di sini
Dalam bait suci yang hening dan sunyi

Sayang...
Telah jutaan menit aku menunggumu di sini
Dalam temaramnya sinar rembulan yang selalu lekat di hati dan jiwaku

Sayang...
Telah miliaran detik aku menunggumu di sini
Dalam bayang-bayangmu yang kian samar

Dalam rangkulan malam yang terang dan penuh hikmat
Dalam pagutan alam yang kian mencumbu awan-awannya
Dalam kosongnya langit biru terang yang tak kan pernah berarti kosong

Sayang...
Aku semakin tak bisa menandingkanmu
Kau sungguh sangat berbeda....

Sayang...
Tahukah dirimu....
Bahwa aku mencintai dirimu berikut bayang-bayangmu

Angin lembut yang tersapa pada tiap detik yang terlalui
Adalah angin kebahagiaan yang kau tebarkan
Angin yang mengantarkan kesetiaanmu...

Berikut wangi-wangi bunga, dan wangi ragamu
Kan kusambut dirimu kembali
Di langit biru itu...cintaku berada....
Di atas awan-awan putih itu, ragaku berada...
Dan di atas semburatnya senja, senyumku mengembang
Hanya buatmu...


* embun pagiku... yo te extrano...

Tradisi Satu Abad

Tradisi satu abad merupakan sebuah tradisi Syawalan yang diselenggarakan oleh para nelayan di Jepara, Jawa Tengah.

Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur yang diungkapkan oleh para nelayan, atas hasil menangkap ikan di sepanjang tahun.

Dalam tradisi ini, beberapa perahu besar dan kecil berlayar sampai ke tengah laut, dan melarungkan replika perahu ke dalam laut.

Sementara itu, kepala kerbau yang terdapat di perahu besar juga dilarungkan, dan sejumlah makanan atau sesaji diperebutkan oleh para nelayan sebagai berkat.

Di Jepara, perayaan syawalan ini sempat terjadi tabrakan antar perahu kapal yang 'konvoi' di laut. Ini terjadi pada saat perahu-perahu saling berdesakan.  Tabrakan yang tidak bisa dihindari ini bisa diselamatkan dan tidak ada korban jiwa.

Tradisi satu abad ini juga diadakan di Laut Pangandaran pada setiap tahunnya.

Itulah, bentuk syukur para nelayan yang ada di negeri tercinta ini. Mereka tetap melestarikan tradisi yang usianya sudah satu abad ini. Keep fighting, 'my nelayan...'

Minggu, 19 September 2010

teringat

Saat kumelihat senyumnya di antara kerumunan orang malam itu

Aku teringat dirimu

Saat kumelihat wajahnya di antara peri-peri kecilnya malam itu

Aku teringat dirimu

Saat kumelihat gaya bicaranya yang terceloteh di antara gumaman orang-orang malam itu

Aku teringat dirimu

Saat kumendengar suaranya yang tergetar dari balik pita suaranya malam itu

Aku teringat dirimu

Saat kulihat sosoknya yang berjalan di antara lalu lalang di pesta kecil malam itu

Aku teringat dirimu

Semua yang kulihat dan kudengar akan dirinya, membuat lukaku terkuak kembali

Dirimu yang telah membuatku apatis, putus asa, dan tak pernah mau ku memandangmu lagi...

Namun, tidak buat malam itu...!

Karena kau seolah nyata hadir di depanku dengan pengayoman yang utuh, seperti yang sempat aku rasakan darimu, meski hanya sepintas lalu...



* Untuk kamu yang sempat membuatku apatis hingga kini...
Aku tulus berdoa untukmu, dan dendam tak kan pernah terlintas sedikitpun di batinku...

Kodrat Alam Vol.2

Keajaiban dari Tuhan tak pernah berhenti menyapa kita...

Setelah lewat debaran-debaran cantik dan unik yang dirasakan, dengan chemistry yang kental dan membuat sepasang manusia itu menjadi sah suami istri.

Lahirlah bayi mungil yang masih lemah tak berdaya. Dialah aset yang tak ternilai harganya. Investasi yang tiada bandingnya.

Orang tua kepada anak-anaknya...
Engkau adalah mahkota keluarga, hasil dari cinta kasih suci dan tulus yang dipersatukan Allah. Engkaulah titipan Allah. Aku akan merawat kalian dengan penuh kasih sayang pula. Aku tak akan pernah menghitung rugi dalam merawat kalian. Karena engkau merupakan berkat yang amat mulia melebihi apapun juga di dunia ini. Meski kalian tak pernah meminta untuk terlahir. Karena engkau pula telah termasuk ke dalam bulir-bulir bangsa, tunas-tunas bangsa yang harus dijaga dan diayomi, agar kelak kamu berguna bagi kedua orang tuamu, lingkunganmu, bahkan bagi agama dan bangsamu. Menjadi pribadi-pribadi yang tangguh, mandiri, tegas, bijaksana, rendah hati, berwibawa, penuh kharisma, jujur, berani di dalam kebenaran. Dari basis kecil inilah engkau berawal hingga kau kelak menjadi orang-orang besar.
Itulah harapanku pada kalian.

Anak-anak kepada orang tuanya...
Aku, memang tak pernah tahu sebelumnya dan tak pernah meminta untuk dilahirkan. Namun aku kemudian sadar, bahwa aku dilahirkan karena kasih Allah. Melalui keagungan sembilan bulan dan keajaiban-keajaibannya selama aku tinggal di rahim seorang ibu, telah membuktikan bahwa Tuhan telah menciptakanku, mengasihiku.
Aku harus menghormati orang tuaku. Aku harus menyayangimu dengan segenap hati dan jiwaku, karena engkaulah perantara untukku ada di bumi ini. Aku ingin membalas segala kasih tulusmu dengan baktiku, yang semoga berkenan bagimu, meski aku sadar jua, bahwa apa yang kulakukan ini belumlah cukup untuk membayar lunas air susu yang telah kau tumpahkan. Jerih payah yang telah kau tanggungkan, dan segala upayamu sesederhana apapun itu. Aku ingin menjadi harapan terbaik dan tercantik bagimu, wahai ayah dan ibuku tersayang.
Aku mencintaimu...meski cintaku padaNya melebihi cintaku padamu, seperti juga yang telah kau lakukan dan kau ajarkan. Bahwa, Tuhanlah di atas segala-galanya.
Doa orang tua amat manjur bagi anak-anaknya. Akupun akan selalu mendoakanmu seumur hidupku. Karena kelak, akupun akan seperti engkau; memiliki sebuah basis kecil, mempersembahkan cucu-cucu yang manis bagimu.

Tak ada bahasa atau istilah bekas anak, atau bekas ibu, atau bekas ayah, dan lain sebagainya...
Aku ingin orang tuaku baik-baik saja; seperti engkau telah mendidikku, bahwa tak kan pernah ada mantan di sini; mantan suami atau istri. Karena di atas wadas inilah kalian berdiri, yakni Cinta Kasih. Tak ada yang tidak mungkin jika kita berjalan di atas cinta. Selalu ada jalan keluar yang indah di setiap kondisi yang terburuk sekalipun. Sehingga ibu dan ayah tak pernah menyerah untuk menceraikan diri. Karena Tuhanlah yang mempersatukan kalian, dan hanya mautlah yang boleh memisahkannya... Amin...

Jika kau telah uzur, akupun ingin merawatmu selalu dengan penuh cinta; saat kau tak mampu mendengar dengan jelas, saat kau selalu bercerita tentang masa mudamu secara berulang, aku akan sabar...
Sabar, sabar, dan sabar dalam menemani masa tuamu; masa senjamu; masa purna baktimu............

* aku, tak kan pernah lupa untuk selalu mendoakanmu...

Sabtu, 18 September 2010

Kodrat Alam Vol.1

Lagi-lagi Tuhan menunjukkan kekuasaanNya...
Melalui hati dan mata yang kita miliki, Tuhan memberi rasa saling ketertarikan antara dua insan berlainan jenis ini.

Dengan debaran-debaran cantik dan unik, dua insan ini kemudian memutuskan untuk membina sebuah rumah tangga, yang diharapkan akan langgeng sampai akhir nanti.

Ini tentu saja bukan sebuah ending yang berhenti begitu saja bagai cerita cinderella dan sang pangeran yang berkenan meminangnya, melainkan ini merupakan awal dari kehidupan yang baru bagi kedua insan yang telah dipersatukan oleh Tuhan secara sakral dan kudus.

Babak baru dimulai...

Suami kepada isterinya...
Siapakah isterinya itu...? Sehingga sang suami demikian mau berkorban untuknya; menyerahkan seluruh hidupnya secara totalitas, bahkan seluruh dedikasinya melulu untuk isterinya, tak ada yang lainnya...?

Isteri kepada suaminya...
Siapakah suaminya itu...? Sehingga sang isteri demikian memperhatikan suaminya, mengabdikan seluruh hidup dan dirinya, melayani dengan segenap hati, hanya untuk suaminya...?

Alangkah kurang wajarnya seorang isteri, jika suatu saat ia tak pernah menghargai jerih payah suaminya, sebesar apapun itu... Karena suami bukan hanya seorang imam baginya yang memang harus dihormati. Tapi atas kehendak Tuhanlah sepasang suami isteri ini dipersatukan, untuk menuju kehidupan yang lebih membahagiakan lagi, bukan untuk hal-hal yang menyedihkan dan membuat saling terluka.

Jikapun terpaksa harus berpisah ***jangan sampe dong*** toh sepasang suami isteri ini pun kembali menjadi orang lain... Tak ada sisa, tak ada lagi yang mengikat, tak ada kata-kata lain selain kata "mantan".

Cinta... Begitu banyak skenarionya. Bahagia dan sedih selalu mewarnainya. Tinggal bagaimana kita menyikapi semua yang menghampiri kita dengan bijak dan rendah hati. Dengan kebeningan jiwa dan kasih tulus. Dengan senyum yang selalu mengembang. Niscaya, semuanya akan baik-baik saja. Bersabar, dan pastikanlah bahwa segala sesuatu itu akan indah tepat pada waktunya.


* buat para Alpha Wife...

Jumat, 17 September 2010

terbang...jauh...entah...

Aku dan keindahannya yang kian abadi
Mendecak kagum bagi semua yang memandangnya
Gerah tercabik sembilu rasa
Terkoyak oleh nista yang tak berkesudahan.........

Tak satupun asa yang tak tercapai
Semua berjalan seperti adanya; sebagaimana seharusnya
Senyum tertabur dari hari ke hari bagi setiap pasang mata
Yang tak pernah lepas dari rautmu  yang menawan

Suargaloka...
Akankah kau menerimanya....?
Sedang kelu dan terdiam ia kemudian pergi
Di bait-bait perjalanan hidupnya yang kian berwarna

Mengapa ia memutuskan untuk memilih mati...?
Dengan segurat kerinduan yang tak pernah pupus

Mengapa ia memutuskan untuk memilih mati...?
Sedang seharusnya bukan di tangannya sendiri ia harus mati
Suargaloka...
Di manakah kelak aku akan menemuinya lagi...?
Aku kini rindu senyumnya
Aku kini rindu keindahannya
Aku tak pernah menyangka
Di balik keceriaan dan kedewasaannya
Ia ternyata lebih memilih mati, 
dengan tak wajar....................................

Lalu.....
Milik siapakah jiwanya kini.......................??


* aku berdoa juga bagi jiwa-jiwa yang telah tiada, dengan cara yang tak wajar...


teratai



Di ujungnya senja kau merekah...

Mekar, indah, ceria, dan anggun...

Cantik rupawan ditimpa sinar rembulan malam ini...

Tak pernah kau tampak bersedih...

Tak pernah pula kau tampak kusam...

Meski air di tempat kau hidup tak sebening dirimu

Kau sanggup senantiasa menjadi filter untuk lingkunganmu

Airmu...
adalah kehidupanmu, yang senantiasa berdebu, bahkan berlumpur

Namun, tak pernah menyurutkan langkahmu

Untuk tetap bertahan hidup di situ...

Karena engkaulah yang membuat bening air kehidupanmu...

Kau diciptakan Tuhan untuk tetap tegar di antara kekeruhan lingkunganmu, 
tetap dengan kelembutan dan kecantikanmu...

Sanggupkah aku sepertimu...???